26

2K 127 33
                                    


🄷🄰🄿🄿🅈  🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶
🅐🅛🅘🅔🅝🅢🅔🅝🅙🅐
🅰🅼🅾🆁🅰 🅽🅾🆃 🆅🅸🅾🅽🅰


"menurut kalian siapa yang neror Viona sampek segitunya?" tanya Nayra, menatap Anggi dan Dea bergantian, saat ini ketiganya duduk di depan kelas.

"gue curiga sama si kateanjing." jawab Dea sambil menatap tajam Kate yang tengah berbincang dengan Renata.

"hushhh, jangan asal nuduh, kalau bukan dia gimana."

"tapi nih ya, sedari tadi selain aksi teror itu yang gue pikirin perubahan sikap Viona." ucap Anggi menjelaskan kegundahannya, Nayra menaikan satu alisnya meminta penjelasan.

"Viona yang dulu gue kenal cool girl, memiliki wajah tanpa ekspresi, sekali bicara langsung nyelekit ke jantung, lalu dua bulan terakhir dia tiba-tiba berubah drastis, tidak ada lagi Viona cool girl yang ada hanya Viona si gadis polos, ramah pada semua orang."

Menghela nafas "dan hari ini kalian lihat sendiri kan, dia berubah lagi, aura Cool girl dan polos dia hilang, digantikan aura bad girl yang memiliki senyum misterius."

Dea dan Nayra mengangguk membetulkan ucapan Anggi, Bukan hanya Anggi yang merasakan dan berpikir seperti itu, mereka juga merasakan ke anehan yang sama pada sikap Viona.

"gue jadi bingung."

"kenapa?"

"sifat asli Viona yang mana."

"memiliki banyak topeng membuat salah satu dari kalian berfikir, haruskah merombak rencana dari awal, jika diteruskan takutnya terperangkap dalam jebakan tikus yang dibuat sendiri." celetuk sesorang saat melewati ketiga gadis itu.

Mereka mendongak, lalu menatap satu sama lain.

"apa maksudmu?"

"hanya menyuarakan suara hati penghianat yang berkedok sahabat." jawabnya santai

"jaga mulutmu, siapa yang kau maksud penghianat!" bentak Dea tepat di depan wajah orang itu, ia merasa sangat kesal dengan ucapan yang tidak masuk akal.

"kenapa kamu sampai emosi begitu, jangan-jangan kamu berkhianat?" tanya orang itu balik, setelah mengucapkan itu dia segera melangkah pergi meninggalkan ketiga sahabat Viona.

"sialan kau, mana mungkin gue begitu." jawab Dea emosi, bagaimana mungkin ia menghianati sahabatnya.

"berhenti!"

"gue tegaskan sekali lagi, berhenti. anjing!"

"Hey, berhenti! Lo ngerti bahasa orang gak?!"

"Liona!"

Di sisi lain

Devil tersenyum bangga menatap Azka yang tengah emosi saat melihat rekaman yang ia perlihatkan, disana terlihat dengan jelas sepasang keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak perempuan nya saling berpelukan. Bercengkrama dengan binar mata penuh keserakahan, ada obesesi besar dari ketiganya seolah dunia biasa ia taklukan dengan mudah.

“mereka hanya perkumpulan manusia labil, saling menyakiti dan membenci satu sama lain.” ucap Ajeng tersenyum remeh, tangannya memutar botol wine di atas meja lalu melempar botol bekas itu pada dinding yang tertempel foto beberapa orang yang berbeda. Suara nyaring bersamaan dengan pecahnya botol itu saat membentur dinding dengan kuat, bekas sisa wine menempel pada beberapa foto yang ada disana.

“mama benar, apalagi Arkan dan Azka yang mudah emosi sangat membantu jalan rencana kita. Tapi Viona... Jalang itu tidak bisa kita remehkan, dia mulai memberontak dan melencang jauh dari biasanya.” ujar sang anak membenarkan namun terdengar sirat kekesalan pada dua kalimat terakhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amora Not vionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang