18

3K 251 22
                                    

.

________peringatan!!!______

-Arkan, Azka, Gavin dan teman-temannya kelas dua belas.

-Kate kelas sebelas

-Viona dan teman-temannya kelas dua belas, karena saat sekolah mendasar gadis itu pernah lompat kelas karena kepintarannya.

(Dari kelas tiga sd ia langsung naik kelas lima sd)

________

( ˘ ³˘)♥Happy reading (◍•ᴗ•◍)❤

084667××××××
PEMBUNUH

Viona menyerngit tak paham, tangannya menatap pesan yang baru saja masuk ke dalam handphone nya, tanpa pikir panjang dia memasukkan benda pipih itu kedalam ranselnya, menatap pantulan dirinya didepan cermin sambil berdecak kagum.

"Masyaallah, emang apa-apa kalau sudah dimasuki Amora, pasti akan keliatan cantik banget." ucapnya, gadis remaja dengan seragam sekolah itu membolak-balikkan badannya di depan cermin. "ini mah gw sudah sebelas dua belas sama IU, beruntung sekali raga Viona bisa dimasuki jiwa Amora yang cantik ini." racaunya sambil menyambar ransel dan turun ke bawah.

Saat akan menuruni tangga, ia berhenti saat seseorang mencekal pergelangan tangannya, Viona membalikkan badan, mendapati Azka yang tengah menatapnya dengan tajam. "hari ini kelas Lo, ulangan kan?" Viona mengangguk, menyipitkan mata menatap Azka, lalu tersenyum simpul.

"Cieee, kok tahu kalau kelas Vio akan ulangan hari ini, pasti bang Azka diam-diam merhatiin Vio dari jauh kan?." tanya Viona dengan senyum menggoda.

"cuma mau pringatin, nanti malam papa sama Mama pulang, dan Lo gak usah mamerin hasil ulangan pada mereka!" peringat Azka, menatap Viona dengan tajam, tangannya memegang dagu gadis itu dengan kuat, mencengkram erat membuat Viona meringis. "lo gak usah caper, punya hati kan?"

Mata Viona menyipit, lalu melepaskan cengkraman Azka pada dagunya. "bang Azka tahu apa yang lebih sakit daripada di bandingkan dengan orang lain? Ketika kita berhenti atau bertindak sama-sama mendapatkan luka."

Setelah mengucapkan itu Viona menuruni tangga, menyisakan Azka yang tengah mengumpat. "lo enggak tahu rasanya di bandingkan dengan orang lain, Lo enggak tahu rasanya jadi Kate, yang Lo tahu cuma mendapatkan pujian!" seru Azka, membuat Viona kembali menghentikan langkahnya.

"kata siapa gw enggak tahu rasanya di bandingkan dengan orang lain?." tanya Viona, menatap tajam Azka, tangannya memainkan kunci motor. "kalian keluarga terbaik, tapi hanya untuk Katrina bukan Viona." ucap Viona, menatap Azka dan Arkan yang sudah berdiri di belakang Azka.

"Se-"

"sakit hati karena di bandingkan dengan orang lain memang wajar, tapi gak usah jadi sok sad, kalau tidak pernah berusaha belajar untuk membuktikan kalau kita bisa dan tidak seperti yang mereka ucapkan." kata Viona memotong ucapan Azka.

"kebanyakan orang merasa menjadi orang paling tersakiti di dunia, apalagi saat di bandingkan dengan orang lain, tapi mereka cuma bisanya menangis tanpa mau berusaha, ada juga yang berusaha sekali dua kali tapi ngerasa sudah ngelakuin puluhan kali."

Viona tersenyum miring sambil menatap wajah kedua saudaranya, ia bisa melihat ada luapan emosi dari wajah kedua manusia kembar itu.

"banyak anak yang nyalahin orang tuanya saat dibandingkan dengan orang lain, tapi mereka melupakan sebuah fakta dari perbandingan, orang tua ingin anaknya berusaha untuk belajar dan menjadi manusia yang lebih ba-"

Amora Not vionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang