25

2.1K 168 33
                                    






Happy Reading

Viona menatap berbinar pada ruang musik di depan nya, lalu dia masuk setelah memastikan tempat ini sepi tidak ada seorangpun, mungkin karena waktu jam pelajaran berlangsung.

Jika kamu menyukai sesuatu, saat kamu melihatnya, pasti itu akan menjadi objek paling mencolok di antara objek yang lain nya.

Seperti Viona yang saat ini sudah memainkan biola dengan tangan cantik dan lentiknya, senyum indah terpatri dari bibir tipis gadis itu, ahh... Dia sangat menyukai perasaan ini, melody yang ia mainkan adalah nada-nada yang dulu ia buat secara husus sebagai hadiah ulang tahun Edgar Keanu Addison.

Suara yang keluar dari biola sangat merdu, memiliki part bergantian yang dimulai dari ketulusan, kebahagiaan dan kesedihan akan terasa begitu nyata bagi orang yang mendengarnya.

“aku baru tahu kamu sangat berbakat memainkan biola.” ucap seseorang yang kini bertepuk tangan setelah melihat Viona selesai memainkan biola begitu indah.

Viona menoleh, menatap orang yang kini sudah mendekat ke arah nya.

“bakat terpendam.” jawab Viona sembari tersenyum, lalu mengambil sebotol air yang memang sudah tersedia disana.

“btw ada keperluan apa sampai ngajak ketemuan disini?” tanya Viona setelah meneguk air nya sampai setengah

Orang itu tersenyum lalu menarik kursi didekat tembok membawanya mendekat ke arah Viona.

“so...gue butuh penjelasan lo.” ucapnya yang mendapat kerutan didahi Viona

“why.”

Menghela nafas panjang, ah seharusnya dari awal ia mengerti Viona bukanlah gadis yang suka basa-basi ketika membicarakan hal yang serius “gimana, apakah mereka sudah mulai bergerak?” tanya orang itu pada akhirnya

“mereka sudah bergerak, bahkan ada yang memulai lebih awal.”

“apa yang akan kita lakukan, kalau hanya diam bisa-bisa gue isdet sebelum kawin.”

“aku rasa kita butuh nama samaran” jawab Viona sambil menatap sekitarnya

Orang itu menganggukan kepalanya menyetujui. “kau benar, kita butuh privasi, musuh dan penghianat terlalu banyak apalagi mereka bukan orang-orang biasa.”

Lalu keduanya diam, berusaha mencari nama samaran yang pasti harus seperti karakter dan kemampuan sendiri.

Lama terdiam, orang di hadapan Viona tersenyum saat mendapatkan nama yang pas “gue pakek Devil biar estetok.” ucapnya sumringan, Viona mendongak menatap kedepan.

“setuju, keperibadian lo kan emang kayak setan.” jawab Viona santai

“sialan lo!” seru orang itu kesal apalagi saat melihat Viona terkekeh geli

“kalau tidak suka disamain dengan setan, kenapa milih nama devil, lo gak ngira terjemahan dari devil sempak spiderman kan?” ledek Viona yang membuat orang didepan nya mencibir kesal.

“walaupun otak gue gak sepinter sang juara umum, setidaknya gue tahu dari tk arti yes no.” uacapnya bangga

“perasaan, tadi gue bahas makna Devil deh, kenapa jadi nyambung ke yes no.” cibir Viona yang langsung di balas cengesan dari orang didepannya “jadi beneran nih, lo makai Devil sebagai nama samaran?” tanya Viona memastikan

Orang itu mengangguk “sebenarnya tadi gue mau pakai insial N, tapi kasian sama orang yang suka nerka-nerka, soalnya nama dengan insial N terlalu banyak. kalau lo sendiri?”

Amora Not vionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang