22

2.6K 199 17
                                    



A̾p̾a̾ k̾a̾b̾a̾r̾ r̾e̾a̾d̾e̾r̾s̾ t̾e̾r̾l̾o̾p̾e̾-l̾o̾p̾e̾ :)

[̲̅j̲̅][̲̅g̲̅][̲̅n̲̅] [̲̅l̲̅][̲̅u̲̅][̲̅p̲̅][̲̅a̲̅] [̲̅V̲̅][̲̅o̲̅][̲̅t̲̅][̲̅e̲̅]


.•♫•Happy Reading•♫•.

Vincent mengajak Viona makan malam di sebuah restoran mewah, Viona yakin seratus persen, bahkan dari pengunjung nya saja tidak ada yang memakai pakain biasa, semuanya brended.

Bahkan ini untuk pertama kalinya gadis itu merasa minder, disaat semua orang mengenakan pakain mahal dirinya justru memakai kaos dres mini yang ia beli di penjual tiga sepuluh, yang dibawa dengan pik up, bukan hanya itu sandal sallow yang ia kenakan semakin membuat ia terlihat bagai upik abu di dekat Vincent.

Nona saya sudah sarankan untuk membeli baju branded di mall, akan tetapi nona masih bersikokoh membeli baju murahan seperti itu.

ini bukan baju murahan, tapi baju perjuangan!” jawab Viona tak terima

Perjuangan? Yang benar saja, Itu hanya baju tiga puluh lima nona!

Ck, ini baju Vio dapatkam setelah rebutan sama ibu-ibu, kamu tidak paham seberapa berjuang nya Vio mendapatkan baju ini.” hardik Viona

Nona anda itu kaya, apalagi pria di samping anda, setidaknya jika nona sayang dengan uang sendiri, kenapa nona tidak prorotin saja tuan Vincent
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ

diamlah.”

(↑ω↑)

“hey... Kenapa bengong? Ayo masuk.” ajak Vincent saat mendapati Viona masih berdiri di dekat pintu

Viona tak menjawab atau bergerak, sekali lagi ia menatap pakaian yang dia kenakan.

Viona tak menjawab atau bergerak, sekali lagi ia menatap pakaian yang dia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghela nafas lalu menghampiri Viona yang masih berdiri di tempat

“gak usah minder, walaupun kamu jelek tapi mereka semua jauh lebih jelek darimu, atau kamu mau saya usir semua orang yang ada disini?” ucap Vincent seolah mengerti apa yang gadis itu pikir kan.

Viona memutar mata malas “kenapa tidak kekuburan saja supaya sepi, pakek usir-usir orang segala, emang ini restoran punya nenek moyang Dady?” sinis Viona, mood nya buruk tiba-tiba.

Iya dia tahu ia jelek, tapi kenapa Vincent selalu memperjelas, sering mengatai nya gadis jelek, itu sungguh menjengkelkan.

Vincent mengelus rambut Viona sambil menampil kan sudut bibirnya yang sedikit melengkung tanpa ada seorangpun yang menyadari, “ayo masuk, kita duduk di sana, atau kamu hanya ingin berdiri di dekat pintu?” ajak Vincent, Viona diam dengan wajah ditekuk.

Amora Not vionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang