02. Pertemuan yang tak diharapkan, lagi

363 54 26
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚



"Tapi maaf, kamu siapa?"

"HAHHH ??!"

Melihat keterkejutan Anggara, Arjuan ikut berdiri seperti mereka berdua. Qiara yang tadinya fokus dengan tontonannya, ikut mendongak untuk tahu ada apa.

"Sorry, Jian emang lupa ingatan pasca kecelakaan." bisik Arjuan setelah mendekat dan sangat mepet dengan posisi Anggara berdiri.

Anggara yang terkejut, langsung menoleh ke arah Arjuan, dan




dheg!!!




wajah mereka berhadapan dalam jarak yang sangat dekat. Bahkan keduanya bisa merasakan deru nafas yang hangat satu sama lain.

Arjuan sudah bisa dipastikan langsung terbelalak, terkejut saat dia menyadari wajah Anggara yang ternyata semakin terlihat tampan. Tidak ingin berlama-lama dalam posisi mereka yang membuat kondisi jantungnya tak aman, akhirnya dia kembali menjauh dan lebih memilih untuk mendekati sang saudara kembar.

"Dia Gara, Ji. Temen kita."

Anggara dibuat bingung mendengar penjelasan itu. Kenapa Arjuan mengenalkan dirinya sebagai teman? Ya memang itu tidak ada salahnya, toh mereka dulunya memang saling berteman. Akan tetapi, dia kan juga termasuk mantan pacar Arjuan meskipun dulunya tak teranggap. Kenapa Arjuan tak mengungkapkannya juga? Sibuk dengan pemikirannya sendiri yang belum mendapat ujung kejelasan, akhirnya dia kembali fokus saat mendengar sapaan Arjian.

"Gara, kamu apa kabar? Maaf, aku melupakanmu." sapa Arjian sembari mengulurkan tangan.

Langsung saja Anggara menyambutnya dan menerima jabatan tangan Arjian. "Aku baik, ya seperti yang kamu lihat sekarang." balasnya yang mengundang senyuman manis Arjian setelah jabat tangan mereka terlepas. "Mm, apa boleh aku memelukmu? Aku sangat merindukanmu."

Mendengar permintaan itu, senyuman Arjian yang tadinya manis, perlahan memudar dan menjadi senyuman sungkan. "Ahh, maaf. Aku sudah mempunyai pacar." balasnya yang sukses membuat Anggara dan saudara kembarnya terbelalak seketika. "Pacarku type pencemburu, jadi dia sangat membatasi sikapku. Maaf." lanjutnya lagi berniat menjelaskan.

"Jian pa-apaan sih, anjing?! Ngelawak?? Aneh!!" batin Arjuan merutuk dalam hati. Pasalnya, setahu dan seingat dia, selama mereka berada di Jepang, tidak ada satu pun cowok yang mendekati mereka. Kalau cewek, memang banyak. Tapi kan, tetap saja mustahil jika semisal Arjian memacari cewek.

Anggara ikut tersenyum sungkan. "Oh, gitu.. Sorry, aku gak tahu." balasnya teramat kikuk.

Arjian mencoba kembali tersenyum manis. "Ah, apa itu anak kamu?" tanyanya sembari menunjuk Qiara yang sedari tadi terus menatapnya.

"Iya, anak aku." balas Anggara sembari mengangguk mantap, yang lagi-lagi membuat hati Arjuan meringis sakit. Sebenarnya, Arjian juga terkejut. Tapi saat melihat kelucuan Qiara, dia jadi lupa dengan segalanya. "Qia sayang, ayo kenalan sama Aunty Jian."

Us, againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang