05. Flash Back / Nostalgia (?)

273 35 7
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚


H-1,
alias satu hari sebelum si kembar tiba di ibukota.

···

Arjian dan Arjuan masih sibuk menge-pack baju-baju mereka ke dalam koper mereka masing-masing. Bertemankan dengan Faeza yang sibuk menonton kedua sahabatnya. Tidak ada sedikitpun niatan darinya untuk sekadar membantu. Hanya asyik berguling-guling di atas kasur dan membuatnya jadi berantakan.

"Udah belum sih, ah?! Lama banget kalian!!"

"Bacot doang lo, bangke!! Ngebantu aja kagak!!"

"Mampus!! Dijulidin kan lo?!"

"Bangsat!"

Ya, seperti itu di detik-detik akhir penyelesaian per-packing-an mereka. Faeza yang merusuh, Arjian yang menjulid, dan Arjuan yang suka mengompori. Membuat Faeza kembali dengan celotehan berbagai umpatannya.

"Lo kapan mau nyusulnya, Za?" tanya Arjuan yang berjalan menghampiri Faeza untuk duduk di atas kasur, yang dibuntuti oleh Arjian di belakangnya.

Faeza menggeleng lemah. "Belum tahu gue. Paling ya dua atau tiga harian lagi lah. Gue masih ada yang perlu diurus di sini." balasnya sembari memainkan rambut Arjian yang kebetulan tiduran di atas pahanya.

"Kita bakal jadi tinggal satu apart kan?" tanya Arjuan lagi.

"Iya lah, gue kan udah setuju. Pokoknya, gue bakal kabarin pas gue mau berangkat. Jangan lupa, kalian harus susulin gue ke bandara."

"Gampang kalau soal itu." Arjian yang menyahut.

"Oh iya, kalian terbangnya kan masih nanti jam delapan malam, kita main-main dulu yok?" tawar Faeza semangat.

Arjuan mendengus, "Main apaan sih, anjing?! Gue males keluar-keluar. Mending kita rebahan aja di rumah." protesnya sesuai yang dia inginkan.

"Main TOD doang, elah! Gak kemana-mana!"

"Gak mau! Gue ada pengalaman buruk sama permainan itu." balas Arjuan yang menolak.

"Iya kah?" / "Apa iya?" respon Faeza dan Arjian sahut-sahutan. Arjian sudah kembali duduk karena penasaran. "Buruknya kayak gimana emang?" tanyanya.

Arjuan berdecak sangat kasar. "Aslinya sih DOD, bukan TOD. Tapi ya, gak usah dibahas deh. Menyangkut masa lalu kelam soalnya."

"Ya udah, kita mainnya TOD aja. Bebas kan, mau milih truth apa dare nya. Jadi aman lah. Lagian kan, cuma permainan doang." usul Faeza yang memang ngebet pakai banget.

"Gak mau." Arjuan masih setia menolak.

"Yah.. Gak asyik lo, ah!" ujar Faeza mengkesal.

Arjian yang sedari tadi terdiam, dia sebenarnya sibuk memikirkan untuk setuju atau menolak seperti saudara kembarnya. Tapi, sepertinya tidak akan ada salahnya kalau mencobanya. "Yok lah, kita main aja. Ju, lo harus ikutan. Yang udah lalu, udah lo lupain aja. Kita fokus ke yang sekarang." bujuknya ke saudara kembarnya yang membuat Faeza tersenyum semangat.

Us, againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang