10. Tak ada salahnya mencoba

110 7 12
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚


Erlangga masih terlalu bimbang untuk menceritakan, namun Yoshua tetap sabar menunggunya. Karena sejujurnya dia masihlah ragu, dia belum menceritakan masalah ini ke Anggara maupun Junan. Anggara hanya sekadar tahu akan sosok Faeza yang mirip Vazael, tapi tidak dengan rencananya yang terbilang tiba-tiba ini.

"Cerita aja Lang, gak papa."

Helaan napas panjang Erlangga embuskan. "Gini, lo tau kan yang jadi puncak masalahnya Yudha?" tanyanya sebelum mulai bercerita.

Dokter Yoshua mengangguk, "Mantan pacarnya kan?"

"Ya," balas Erlangga yang disertai anggukan.

"Terus, kenapa?" kini Yoshua yang bertanya.

"Kemaren, gue ketemu sama orang yang mirip sama mantannya Yudha. Mirip banget, bahkan umur mereka kayaknya juga sepantaran. Apa bisa, kalo dia dijadiin objek buat penyembuhannya Yudha?"

Yoshua terdiam. "Kalo boleh jujur, gue juga belum begitu yakin. Soalnya ini langka." balasnya sembari sesekali mengetuk jarinya ke meja kerjanya. "Lagian juga, masalah Yudha ini kan di penglihatannya ya, dia gak bisa ngelihat padahal Dokter jelas bilang kalo dia gak buta. Semua organ matanya gak ada yang rusak, saraf mata juga sehat." lanjutnya yang diangguki Erlangga karena memang benar begitu adanya. "Jadi gue agak gak yakin, apa emang bisa kalo Yudha aja gak bisa ngelihat dia." lanjutnya lagi yang masih saja kepikiran, masihlah bingung. "Kecuali kalo dia bisa bersikap sepenuhnya kayak mantannya si Yudha, jadi Yudha kemungkinan besar bisa ngerasain adanya si mantan. Lo ngerti maksud gue kan, Lang?" tanyanya dan Erlangga pun mengangguk lagi. "Kita juga perlu persetujuan dari dia. Emang lo tau, dia tinggal di mana?"

"Dia tinggal di rumah gue."

"Maksud lo?!" kejut Yoshua tak terduga. "Emang lo udah bilang ke dia? Dia setuju?"

Erlangga menghela napasnya jengah. "Semuanya gara-gara Qiara."

"Kok bisa?"

"Pertama ketemu, Qia udah ngedoktrin kalo dia itu Mommy-nya, Qia nganggep dia itu pacar gue yang hilang. Jadinya Qia minta gue buat bawa dia ke rumah, dan parahnya sekarang Qia malah minta ke gue buat dibikinin adek. Kocak banget kan hidup gue?"

Yoshua tak mampu menahan gelak tawanya. Memang, baginya Qiara itu adalah bocah cilik yang ajaib. Keanehan permintaannya selalu saja di luar pemikiran yang nalar. Apalagi jika kemauannya tidak dituruti, pasti tantrumnya bisa sampai berhari-hari. Dia jadi teringat dengan permintaan Qiara yang mengada-ada. Qiara pernah memintanya untuk tinggal di rumahnya, dengan dia yang menjadi Daddy dan Junan yang menjadi Mommy-nya. Dia jelas menolaknya, tapi langsung Qiara berteriak dengan tangisannya. Sehingga mau tidak mau, akhirnya dia membawa Qiara dan Junan ke rumahnya. Dan sumpah, hanya setengah hari dan semalam saja dia bersama Qiara, dia merasakan sesal yang tiada tara akibat permintaan Qiara yang selalu aneh menurutnya. Cukup, dia tidak ingin menjadi korban Qiara lagi.

Us, againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang