༚༅༚˳✿˳༚༅༚
Dua hari berlalu.
Si kembar tetap akan tinggal di unit apartemen Vazael, sesuai dengan permintaan kedua orang tua sahabatnya sewaktu masih di Jepang sana. Dari pada kelamaan menganggur, lebih baik ditempati saja. Toh, si kembar juga sudah dianggap seperti anak sendiri. Ibarat kata, sebagai imbalan rasa terima kasih, karena mereka sudah menemani Vazael selama tinggal di apartemen ini waktu itu.
Pagi menjelang siang nanti, sesuai dengan jam terbang yang sudah dijadwalkan, Faeza diperkirakan akan tiba di Seokarno Hatta. Si kembar yang berencana akan menjemputnya, akhirnya memutuskan untuk berangkat sekarang saja. Dengan maksud, sekalian mengantarkan sang Mama yang akan terbang ke Surabaya jam sepuluh lebih dua puluh menit nantinya.
Setelah berpisah dengan sang Mama, Arjian mengajak Arjuan untuk mencari makan yang di luar kawasan bandara. Arjuan hanya menurut tanpa banyak protes, lalu keduanya pergi setelah mendapatkan taksi.
Memang, tadi mereka berangkat tidak dengan mobil milik mereka sendiri. Melainkan dengan dua buah taksi yang dipesan oleh sang Mama sebelumnya. Mereka pun memang tidak mempunyai mobil. Dulu, mereka sering memakai mobil Vazael yang dipinjamkannya secara cuma-cuma. Tapi, sekarang mobil itu sudah tidak ada lagi. Mobilnya terpaksa dijual oleh Papa nya Vazael, karena tidak mungkin jika harus menganggur selama bertahun-tahun lamanya. Dan rencananya, Faeza akan membeli mobil setelah sesampainya di sini nanti.
Bingung ??
Kenapa si kembar mau menjemput Faeza ?
Ya jawabannya,
mereka memang sudah berteman dan bersahabat selama di Jepang.
Sebuah persahabatan yang biarpun diawali dengan penuh kecanggungan, kesungkanan, kekikukan, keanehan, dan kebadutan.
·
·
Faeza bergegas keluar setelah mendapatkan kopernya. Sejenak dia terdiam, memejamkan kedua mata sembari menghirup dalam-dalam udara ibukota.
Dengan langkah pelannya, Faeza mencoba mencari jalan untuk semakin bisa keluar. Pria wanita, tua muda, semua yang berlalu lalang di sekitarnya, terlihat begitu asing di kedua titik netranya. Sampai akhirnya, dia berhenti melangkah sembari sedikit berbalik dan menoleh, saat ada seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya, menyentuh bahunya tapi menyerukan yang bukan namanya.
"Vaza?!"
Begitu seruan orang itu.
Seorang pria yang terlihat tampan dengan kemeja polos yang dia gulung lengannya sampai sebatas siku. Meskipun tidak terlalu tinggi, pria itu tetap terlihat tampan dan kharismatik. Dan jangan lupakan, tangan kirinya yang tidak digunakan untuk menyentuh bahunya, terlihat sedang menggenggam tangan gadis cilik yang terlihat cantik. Apa itu anaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Us, again
Fanfiction𝐅𝐫𝐨𝐦 𝐃𝐚𝐫𝐞 𝐓𝐨 𝐃𝐚𝐭𝐞 [𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 2] 𝑴𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏, 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂. 𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂�...