BRUGH!
Tubuh Jeno terhempas kebawah, ia terdorong cukup kuat ketika Park Min Hwan menghentakan cekikan pada lehernya.
"Uhuk! Uhuk!" Jeno terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya yang sakit.
"Kau tidak berubah. Tidak pernah melawan saat berhadapan dengan ku."
Jeno beringsut mundur, menyeret kakinya yang masih di perban dengan buliran keringat dingin dan pancaran ketakutan yang begitu jelas pada wajahnya.
Orang itu sudah gila! Kenapa dia bisa berada di sini, bukankah ayahnya bilang Park Min Hwan sudah di penjara? Tapi kenapa...
Lelaki muda bertopi itu menyeringai, menarik sebelah sudut bibirnya keatas hingga nampak begitu mengerikan. Dia mendekati Jeno yang masih menyeret tubuhnya mundur secara perlahan lalu mengacungkan obeng yang sedang dia pegang.
Membuat Jeno membulatkan kedua bola matanya.
"Kau ingat benda ini?"
"Tidak! Menjauh dari ku, kau orang gila!"
Park Min Hwan malah tertawa kencang namun detik berikutnya tawa itu ia hentikan dan merubah ekspresi wajahnya menjadi begitu dingin dan menyeramkan.
"...ayo, kita mulai lagi permainan kita yang sempat tertunda, Jung Jeno!"
Park Min Hwan berhenti di depan Jeno dengan obeng yang siap ia hunuskan pada wajah bocah itu.
Jeno yang melihatnya tak kuasa untuk tidak berteriak.
Tidak! Dia harus segera pergi dari kamar itu. Dia tidak mau mati konyol di tangan orang gila yang sadis tersebut.
Park Min Hwan mengangkat obeng di tangannya tinggi-tinggi, dia sempat menyeringai sebelum benar-benar menancapkan benda runcing itu pada wajah Jeno.
JLEBB!
"AAARRGHH...!"
Jaehyun yang saat itu sedang berada di dalam ruangan kerjanya sedikit terkejut ketika mendengar suara teriakan anaknya dari dalam kamar. Ia buru-buru bangkit dari kursi kerjanya lalu bergegas keluar, di sana dia berpapasan dengan Taeyong yang baru saja keluar dari dapur.
Wajah lelaki bermata doe itu pun memperlihatkan keterkejutan yang sama. Mereka lantas berlari kearah pintu kamar anak keduanya kemudian membuka benda itu dengan tergesa.
Didalam sana tidak terlihat adanya kegaduhan atau hal lain yang mencurigakan namun mereka malah mendapati tubuh anaknya yang tertelungkup diatas lantai dekat ranjang tidurnya dengan posisi pintu lemari yang terbuka lebar.
"Jeno!"
Taeyong bersimpuh di samping anaknya. Sementara Jaehyun langsung meraih tubuh ringkih itu dan membalikkan badannya seraya memangku kepalanya.
"Jeno, apa yang terjadi?!"
Agaknya bocah itu pingsan dengan wajah yang pucat dan agak dingin.
Kiranya apa gerangan yang sudah terjadi sampai-sampai Jeno jatuh pingsan seperti itu? Padahal sebelum pulang dari rumah sakit dokter di sana sudah memeriksa seluruh keadaan Jeno dan dokter bilang mereka tidak menemukan masalah kesehatan apapun pada tubuh anaknya.
Taeyong mensusut ingusnya yang mendadak keluar bersamaan dengan air mata ketika melihat kondisi anaknya yang tiba-tiba saja drop. Ia mengelus pipi tirus itu dengan lembut sambil terisak pelan.
"Jeno-hiks, apa yang terjadi pada mu sayang?"
Tak tinggal diam Jaehyun langsung membopong tubuh kurus itu keatas kasur dan meminta Taeyong mengambil sedikit air hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Me Up || Sekuel SAVE
ActionJeno tidak mengerti mengapa setelah pindah dia kerap melihat sosok lelaki yang menculik dan menyiksanya itu? Padahal ayahnya bilang, orang itu sudah di penjara. Dan hal mengerikan itu terus berulang hingga Jeno merasa mulai gila! (Biar lebih paham...