Jaehyun mengurut dahinya yang mendadak pening, dia baru saja pulang setelah seharian menjadi saksi ahli dalam kasus anaknya sendiri bahkan setelah itu dia harus kembali ke gedung kejaksaan karena masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang belum sempat ia selesaikan lalu saat pulang kerumah tiba-tiba saja dia di suguhkan dengan segala keadaan menyedihkan yang disampaikan oleh Taeyong padanya.
Dan ini semua perihal anaknya sendiri, Jeno.
Lelaki tinggi itu menyandarkan punggungnya pada kepala kursi kayu meja makan. Kepalanya menengadah keatas dengan mata sipitnya yang terpejam, jujur saja rasa pening di kepalanya sudah akan hilang saat memikirkan wajah cantik Taeyong yang menyambutnya saat di depan pintu masuk namun, semua itu hanya angan-angan semata saat kenyataannya malahan raut wajah sembab dan kemerahan Taeyong karena terlalu lama menangis yang Jaehyun dapati.
Sementara di sampingnya Taeyong hanya mampu diam dengan menundukan wajahnya yang lesu. Lelaki bermata bulat itu juga sebetulnya bingung harus seperti apa setelah ini.
"Kenapa tiba-tiba Jeno bisa bicara seperti itu?" lirihan suara Jaehyun yang berat membuat Taeyong mendadak mengangkat wajahnya.
Ingatannya seperti tersedot kembali pada siang hari tadi, dimana Jeno memakan masakannya lalu berniat untuk mandi dan...
Taeyong kembali menundukkan wajah seraya berpaling dari sang suami. Dadanya kembali berdesir pilu saat mengingat peristiwa menegangkan yang hampir saja merenggut nyawa si tengah. Dengan perasaan hati yang bimbang Taeyong menarik nafas dalam, bagaimanapun Jaehyun itu suaminya-kepala keluarga yang sudah pastinya akan selalu bertanggung jawab dengan apapun yang nantinya akan terjadi.
Jadi Taeyong pikir tidak seharusnya dia merahasiakan sesuatu yang penting dari lelaki itu bahkan bila hal itu menyangkut dengan anaknya sendiri sekalipun.
"Tadi siang Winwin datang kemari dan aku menceritakan semuanya."
Jaehyun membuka kelopak matanya lalu menoleh menghadap Taeyong yang kini juga tengah memandang kearahnya.
"Tapi sebelum aku menceritakan semuanya, dia sudah terlebih dahulu mengetahui semuanya." Taeyong mengedip sekali tanpa memutus kontak matanya dengan Jaehyun. "dia bilang, dia tau masalah Jeno dari Yuta dan Yuta mengetahuinya dari mu, Jaehyun."
Si dominan akhirnya melengos dan meluruskan pandangan matanya kedepan, menatap kran air yang masih sedikit meneteskan airnya dari dalam lubang krannya.
"Aku terpaksa." lelaki itu mendesah dalam, "aku harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk bisa memberikan Park Min Hwan hukuman yang berat dan atas perbuatannya itu kau tau apa yang harus aku katakan pada Yuta selaku jaksa yang mengurus kasus anak kita kan?"
Taeyong hanya terdiam, agaknya dia menjadi sedikit enggan untuk menyahuti perkataan suaminya itu.
Dalam keheningan malam yang hanya di temani oleh satu lampu yang ada di atas meja makan kedua pasusu itu saling terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Sepertinya mereka bingung, apa gerangan yang harus mereka lakukan setelah ini. Terlebih saat menghadapi Jeno nantinya.
"Jaehyun, katakan padaku kalau kau akan selalu berjanji pada ku." suara pelan Taeyong yang mirip dengan bisikan itu nyatanya menyita atensi si kepala keluarga Jung yang tidak mengerti mengapa tiba-tiba saja Taeyong berbicara demikian.
Dia menoleh dengan wajah mengernyit keheranan. Namun belum sempat ia bertanya lebih lanjut tentang apa yang dimaksud oleh Taeyong, lelaki submisive itu sudah terlebih dahulu melanjutkan kalimatnya.
"Jeno meminta ku untuk merahasiakan hal ini pada mu, karena seperti yang aku bilang sebelumnya; Jeno sudah tidak percaya lagi pada kita berdua."
"Maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Me Up || Sekuel SAVE
ActionJeno tidak mengerti mengapa setelah pindah dia kerap melihat sosok lelaki yang menculik dan menyiksanya itu? Padahal ayahnya bilang, orang itu sudah di penjara. Dan hal mengerikan itu terus berulang hingga Jeno merasa mulai gila! (Biar lebih paham...