Jaehyun menggeliat diatas ranjang yang spreinya sudah berantakan, matanya memicing saat tidak sengaja melihat siluet cahaya matahari dari luar jendela, sudah pagi rupanya.
Kebetulan gordennya belum di buka oleh Taeyong karena hawanya sudah sangat dingin sekali diluar sana, ngomong-ngomong soal Taeyong dimana dia, Jaehyun tidak melihatnya. Apa mungkin si submisive itu sudah bangun?
Dengan enggan Jaehyun tegakan badan jangkungnya, walaupun hanya di balut boxer berwarna hitam dia berjalan dan mulai memunguti beberapa potong pakaian yang tercecer di lantai kamar.
Ahh, mengingat semalam adalah salah satu malam yang cukup 'panas' setelah sekian lama baginya dan juga Taeyong.
Walaupun mereka bukan lagi anak muda tapi gairah itu akan terus membara bila kulit tanpa balutan apapun itu kembali bersentuhan, saling bergesekan dan bergerak berlawanan arah, menimbulkan sengatan listrik statis yang membuatnya bagaikan candu.
Semakin lama rasanya Jaehyun sama sekali tidak bisa berpikir jernih bila melihat kemolekan tubuh pasangan hidupnya tersebut.
Saat pintu tiba-tiba saja terbuka dan memperlihatkan ujung kepala lelaki submisive yang sejak tadi sedang ia pikirkan membuat lamunan jorok Jaehyun seketika itu langsung buyar.
"Sayang kau sudah bangun?"
"Baru saja dan kau mengejutkan ku." gumamnya sambil membungkuk untuk mengambil sehelai kaus singlet.
Taeyong mengerut masam,
"Maaf, tadi aku buru-buru dan tidak bisa membereskan kekacauan bekas semalam. Terimakasih ya."
"Untuk?"
"Tentu saja untuk kegiatan mu saat ini, mengumpulkan baju-baju kotor kita. Kalau sudah tolong kumpulkan di keranjang cucian kotor ya, aku harus melanjutkan menyiapkan sarapan di dapur."
Jaehyun tersenyum sampai dimplenya tercipta, lelaki itu melangkah maju gemas rasanya kalau belum mengecup basah bibir yang ranum itu namun apalah daya saat Taeyong langsung menahan Jaehyun menggunakan tangannya.
"Jangan!"
"Kenapa?" tanya Jaehyun bingung.
Taeyong berdecak pelan dengan mata doenya yang melotot khas.
"Kau hanya memakai boxer, malu kalau sampai di lihat anak-anak!"
Bapak tiga anak itu hanya bisa merengut pelan, kadang memiliki anak itu memang banyak suka dukanya.
"Mandilah dulu nanti menyusul ke meja makan yah." lanjut Taeyong seraya meremat pelan lengan suaminya tak lupa ia kedipkan juga satu matanya pada lelaki itu.
Dasar Taeyong, dia yang menahan dia juga yang memulai.
Mungkin nanti submisive tiga anak itu harus sedikit di beri 'pelajaran'. Pikir Jaehyun.
Tak berselang lama mungkin hanya beberapa menit saja, Jaehyun sudah duduk diantara empat kepala lainnya. Dia duduk di sebelah Mark dan juga Sungchan sementara Taeyong duduk di hadapannya bersebelahan dengan Jeno.
Saat Taeyong sedang sibuk mengambilkan lauk untuk masing-masing piring, Sungchan malah salah fokus keceruk leher ibunya.
Matanya memicing tak menghiraukan yang lainnya.
"Bubu sakit?"
Pertanyaan itu lantas menghentikan kegiatan Taeyong yang sedang mencondongkan tubuhnya ketika ia menaruh sepotong daging ayam cincang keatas piring suaminya.
"Apa, sakit?"
"Iya sakit."
Taeyong melirik Jaehyun yang juga sama-sama sedang menatap kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Me Up || Sekuel SAVE
ActionJeno tidak mengerti mengapa setelah pindah dia kerap melihat sosok lelaki yang menculik dan menyiksanya itu? Padahal ayahnya bilang, orang itu sudah di penjara. Dan hal mengerikan itu terus berulang hingga Jeno merasa mulai gila! (Biar lebih paham...