Gulali Hair

410 114 27
                                    


Disclaimer ~ Masashi Kishimoto
Warning: AU, OOC, Typo

Cerita ini di buat hanya untuk bersenang2 saja.
Don't Like Don't Read

.

.

.

Sebenarnya, aku bukan gadis yang bertemperamen menye-menye, pengecut atau apapun yang mendefinisikan hal serupa diatas. Aku cenderung anarkis dan lebih suka bertindak jika ada hal yang tidak sesuai dengan apa yang aku anut.

Tapi sepertinya tidak untuk hari ini pun beberapa hari kedepan. Aku harus mengalah demi perintah seseorang menjadi gadis lemah untuk sementara.
Harus rela ditindas oleh beberapa cecunguk kurang ajar. Mereka hampir saja ingin kuhajar habis-habisan, seandainya aku tidak mengingat perintah dan betapa besar privilage seseorang yang menjadi 'tuanku' saat ini.

Mengingatnya saja membuatku sedikit mendecih. Dia jelas bukan dari golongan menengah ke bawah. Membuatku iri sekaligus kagum disaat bersamaan. Percayalah, dengan jumlah kekayaannya yang besar sebenarnya dia mampu melakukan hal apapun. Tapi si bodoh itu lebih memilih untuk memperalatku sejenak, toh setidaknya itu juga menguntungkan untuk masa depanku.

...

Beberapa hari yang lalu, dia mengirimiku pesan singkat. Memerintahku melakukan sesuatu yang agak mengusik batinku. Untunglah otakku mengingat betapa dia hanya idiot yang sedikit tidak beruntung dalam hal percintaan. Menyeretku masuk pada segala rencananya yang diluar nalar.

Dan di sinilah aku, berperan sebagai si korban perundungan dari tiga manusia tercela.

Jambakan pada rambutku pun siraman air busuk ini sepertinya belum mampu membuatnya bergeming.
Sepertinya aku harus berbuat lebih untuk menarik perhatiannya. Tentu dengan memanfaatkan perangai si ketua jalang yang saat ini memakiku habis-habisan. Setidaknya, harus ada sedikit adegan kekerasan fisik.
Foila! Dua tamparan pada pipi berhargaku merenggut atensinya. Mudah sekali mereka terpancing. Sialan. Aku akan membalas para jalang ini pada waktu yang tepat.

Suara pintu yang terdobrak kasar mengalihkan perhatian kami.
Di ujung bilik toilet, dia berjalan keluar dengan anggun disertai tatapan sedingin es yang membeku.
Targetku sudah termakan umpan. Hanya butuh sedikit aksi dan topeng untuk hari-hari selanjutnya.


...


Gestur tubuhnya tidak bisa bohong. Dia mungkin bisa menipu mata orang awam yang tidak paham. Tapi bagiku, terang saja mudah terbaca. Begini-begini aku sudah mempelajari sedikitnya ilmu psikologis, bekalku saat ke universitas kelak.

Tatapannya yang terlihat dingin menusuk, hanya berusaha menutupi ketakutannya agar tidak terlihat gentar. Keringat dingin yang membanjiri pelipisnya pun nada suara yang intonasinya dibuat setenang mungkin.
Oh, dia terlihat lucu dan manis daripada tampak garang dimataku. Tapi berhasil mengelabui gadis-gadis dungu dihadapanku ini.

Terang saja si bodoh itu begitu menggilainya dengan tidak wajar. Bahkan merencanakan sesuatu yang tidak masuk akal.
Mungkin siapa saja akan bosan mendengarnya. Namun akupun terbius dengan pesonanya. Orang-orang itu tidak bohong. Sosok yang menjelma bak dewi penyelamatku ini begitu memesona. Parasnya jauh di atas rata-rata. Dadanya, bahkan lekukan tubuhnya tidak mampu disembunyikan oleh kain seragam yang terasa pas melekat ditubuh rampingnya. Wajah ayunya lebih cocok sebagai karater lemah lembut dan penuh cinta.
Sungguh keberanian tak terduga dia mampu bertindak sok keren padaku. Siapapun harus bertepuk tangan untuk si bodoh itu, karena telah memilih gadis yang tepat.

School : The Beginning [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang