Sekat antara cinta dan benci amatlah rapuh
Hanya menunggu waktu, sampai salah satu perasaan terkuat mendominasi untuk menang
🍁 School The Beginning 🍁
🍁🍁🍁
Tidak butuh deklarasi maupun pernyataan tersurat, untuk mengetahui jika seseorang melayangkan silent treatment kepadamu.
Contohnya adalah Naruto.
Gadis bermanik cantik incarannya, memblokade semua bentuk interaksi dengannya. Verbal maupun non verbal. Mengabaikan keberadaan Naruto seolah memberi sebuah hukuman nyata.
Membuat ia merasa guilty bercampur frustasi.Apa anak perempuan memang hobi merajuk?
Benarkah mereka selalu egois seperti itu?
Diam, abai, dan menghindar secara tidak jelas jika didekati saat sedang marah?
Baru disadarinya betapa dahsyat efek dari sepenggal kalimat ambigu yang terlontar dari mulutnya beberapa waktu lalu;"Apa itu--penting?"
.
Kebingungan merambati kepalanya bagai sulur akar yang memanjang.
Wajar bila dia tidak mengerti harus menyikapi Hinata yang menurutnya kekanakan.
Karena sejatinya, Naruto tidak pernah di hadapkan perkara seorang gadis dalam mode serumit ini sebelumnya.Satu hal yang terpatri kuat di dasar benak. Dia harus segera mencari akal agar bisa berdamai dengan Hinata, tanpa merendahkan harga dirinya barang sejengkal pun.
Demi melancarkan seluruh rencana yang sudah tersusun rapi sedemikian rupa.Pasti ada satu dan lain cara memikat gadis itu luluh kembali. Meski dengan skenario terlicik sekalipun.
🍁 School : The Beginning 🍁
Tungkainya melangkah lambat melewati Hinata yang sedang berada di loker. Tidak berniat mengambil inisiatif untuk menyapa duluan pada gadis yang tampak sibuk, memasukkan beberapa barang dalam ransel hitam yang modis.
Begitu pula sang gadis. Presensi pemuda pirang yang mencuri hatinya hingga ke palung terdalam, nyatanya dengan berat hati ia acuhkan demi memperkuat rajukannya.
Tak ayal, sikap abai dua sejoli yang sempat dirumorkan jadian itu menarik atensi banyak pasang mata yang kebetulan melihat.
Katiadaan interaksi pada mereka berdua menciptakan dengungan pada sekelompok siswa yang tengah menjamur di salah satu loker paling ujung.
Tempat strategis untuk dapat melihat segala sudut....
Ada angin sejuk yang menyerbu paru-paru kala anak lelaki, mengetahui renggangnya hubungan Hinata dengan Naruto.
Begitu pula anak perempuan yang berkobar membara semangat juangnya, ketika melihat Hinata mengacuhkan keberadaan Naruto di sekitarnya.Hal itu pun tak luput dari mata elang Toneri yang tidak sengaja berpapasan di koridor.
"Putus?"
"Kami bahkan tidak punya satu frasa untuk menggambarkan hubungan tidak jelas itu," papar Hinata dingin terdengar menyebalkan.
Toneri hanya mengedikkan bahu sambil ikut berjalan beriringan, bersama Hinata hingga berpisah di tikungan menuju kelas masing-masing.
Hinata tidak bohong. Dia menyukai Naruto sejak lama, punya hasrat terpendam pada pemuda arunika. Tapi tetap saja, gadis itu juga butuh kepastian untuk segala rasa yang mengerak di dasar hatinya. Terlepas dari bagaimana karakternya yang terlihat dari luar.
.
.
Kelas sudah berjalan tiga jam kala Naruto tanpa sengaja memerhatikan seekor lebah mendekati sosok Hinata.
Serangga kecil itu terbang berputar mengitari mahkota kelam sang gadis, yang menguarkan wangi sampo beraroma manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
School : The Beginning [✔️]
Teen Fiction•NaruHina• #1 NaruHina - (01/02/2024) Klub Membaca kekurangan anggota. Sebagai Ketua Klub yang bertanggung jawab, Hinata pun harus berusaha mendapatkan setidaknya 4 orang lagi untuk mempertahankan klub itu. Namun siapa sangka. Para anggota yang ia r...