Seseorang yang kau cintai, lebih sering menjadi penyebab kesakitanmu kelak
🍁 School : The Beginning 🍁
🍁🍁🍁
*Bagian ini mengandung konten sensitif implisit.
Jadilah pembaca yang bijak*.
Senja yang menggantung beberapa saat lalu, ditelan habis oleh mendung pekat yang menyapu permukaan langit.
Tidak lama lagi, tetesan hujan akan dimuntahkan dari balik gulungan awan serupa goresan tinta hitam.Sepasang kelopak mata mulai menampakkan mutiara peraknya. Selain akibat ketukan konstan pada pintu kamar, getaran tak berjeda dari dalam ranselnya menjadi distraksi paling utama.
Matanya setengah terpejam kala daun pintu sudah terbuka sepenuhnya. Memvisualkan salah seorang pelayan yang bekerja di rumah mereka."Maaf Nona Hinata, ada titipan dari teman anda baru saja," Ayame, pelayan muda itu menyerahkan sebuah amplop cokelat sedang pada Hinata, dan langsung segera undur diri.
Dengan alis mengernyit, gadis itu membawa masuk amplop cokelat tanpa tertera nama pemberinya.
🍁 School : The Beginning 🍁
Kamarnya masih dibiarkan dalam keadaan gelap gulita, saat ia merebahkan diri lagi ke ranjangnya.
Kakinya dibiarkan menggantung."Gelap sekali, apa akan turun hujan ya?" ia bermonolog, seraya tangannya terangkat ke atas guna membuka amplop itu.
"Medali?"
Matanya menyipit kala terlihat sebuah medali emas yang cantik. Di belakangnya tertempel secarik kertas berisikan sebaris kalimat pendek;
"Can i stay with you?"
-UN-
Tergesa, ia bangkit meraih ponsel yang sejak tadi dia abaikan. Meraba-raba di dalam ranselnya dengan cukup brutal.
Seperti dugaannya nama Naruto lah yang memenuhi notifikasi di ponsel itu.Getaran sekali lagi menguasai benda pipih di tangan Hinata yang menunjukkan adanya telepon dari Naruto.
Tak butuh waktu lama, gadis itu pun sudah tersambung."Halo, Naru? Kau meneleponku sejak tadi? Maaf baru menerima panggilanmu? Kenapa? Kau ada di mana?"
"Wow, satu-satu Hinata. Kau sudah terima pesanku di balik medali?" terdengar suara angin yang cukup kencang di seberang sana.
"Uhm. Baru saja," gadis itu mengangguk walaupun tahu Naruto tidak akan melihatnya.
"Bisakah kau bukakan jendela kamarmu untukku? Di luar sudah mulai turun hujan dan angin yang sedikit dingin," suara pemuda itu jadi terdengar dekat.
Sontak Hinata berderap membuka jendela kamarnya, lalu berdiri di balkon. Sambil masih menempelkan ponsel di telinga, iris peraknya menangkap sosok Naruto di seberang jalan sana. Di bawah pohon gingko tak jauh dari rumahnya; sedang melambai pada gadis itu.
.
Bisa Hinata amati dalam rintik hujan gerimis, pemuda itu nekat melompati pagar samping rumahnya yang tinggi menjulang.
Selanjutnya ia memanjat pada pohon besar, persis berada tepat di sebelah balkon kamar Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
School : The Beginning [✔️]
Подростковая литература•NaruHina• Klub Membaca kekurangan anggota. Sebagai Ketua Klub yang bertanggung jawab, Hinata pun harus berusaha mendapatkan setidaknya 4 orang lagi untuk mempertahankan klub itu. Namun siapa sangka. Para anggota yang ia rekrut dengan cara nyeleneh...