Bau menyan

175 52 39
                                    

"Bu, bapak belum pulang? " tanya ku pada ibu saat melihat jam hampir pukul 18:00 WIB. Aku sangat gelisah karna sebentar lagi memasuki waktu maghrib tapi bapak belum juga pulang dari sawah begitu juga dengan ibu ta kalah gelisah nya dengan aku.

"Belum Ras, bapakmu belum pulang" jawab ibu dengan mondar mandir di depan pintu.

"Apa Rasti susul bapak bu di sawah? " tanyaku.

"Jangan! Kita tunggu bapak saja di rumah." ucap ibu dan aku mengangguk dengan jari tangan terus berjalan memutar tasbih membaca dzikir. Ta lama kemudian suara ketukan pintu pun terdengar tapi ibu ta kunjung membuka nya hingga aku inisiatif berjalan untuk membuka pintu akan tetapi tiba tiba ibu melarangku.

"Jangan di buka dulu Rasti! "

"Kenapa bu? "

"Kamu intip siapa yang mengetuk pintu jika itu benar bapakmu langsung saja buka pintu nya karna bentar lagi tepat pukul jam 6, tapi jika tidak ada siapa siapa kamu langsung bawa bambu ini letakan depan pintu." ucap ibu sambil membrikan bambu berwarna kuning pada ku dan aku pun mengangguk mengiyakan ucapan ibu.

Aku berjalan ke arah jendel sesuai dengan perintah ibu untuk melihat siapa yang mengetuk pintu tapi setelah aku mengintip di balik tirai tidak ada siapa siapa.

"Bagaimana? bener bapakmu di luar? " tanya ibu tiba tiba mengagetkanku.

"Astagfirullah! Tidak ada bu." ucapku menggeleng pada ibu.

"Yasudah lakukan sesuai dengan perintah ibu tadi, letakan bambu kuning ini depan pintu jangan lupa baca ayat kursi dan terus berdzikir." ucap ibu dan aku  langsung mengangguk berjalan pelan ke arah pintu tapi ntah kenapa saat mau membuka pintu tiba tiba bulu kuduku merinding  dalam hati aku terus mengucap istighfar dan ta lupa dengan ayat kursi.

Setelah aku meletakan bambu kuning depan pintu aku langsung berbalik arah  untuk masuk kedalam tapi ntah kenapa tiba tiba hidungku menyium bau bau sesuatu yang sangat wangi tapi ntah apa aku lupa hingga bau wangi itu makin menyengat di indra penciumanku dan mataku ta sengaja melihat daun pohon pisang yang bergerak sendiri padahal tidak ada angin sama sekali.

Aku berjalan pelan ke arah pohon pisang itu untuk memastikan apakah ada orang atau tidak. Saat langkahku mulai dekat dengan pohon pisang itu tiba tiba ibu memanggilku suruh masuk cepat.

"Rasti! Ayo cepat masuk sebentar lagi tepat jam 6! "

"Iya bu! " ucapku lalu segera berlari masuk kedalam rumah.

👻👻👻

"Eh Rasti kau tau tidak? Semalam aku mencium bau menyan." ucap Santi anak rumah sebelah ibu sekaligus menjadi teman ku.

"Menyan? " tanya ku bingung.

"Iya sampe sampe aku tidak bisa tidur karna masih terbayang bayang dengan bau menyan itu."

"Bau nya seperti apa? " tanyaku pasal nya aku tidak tau bau menyan seperti apa.

"Kau tidak tau? " tanya Santi dan aku pun menggeleng.

"Bau nya sangat wangi tapi bukan wangi parfum melainkan wangi itu menandakan ada sesuatu yang tidak dapat di lihat atau biasa nya di sebut dengan makhluk halus." ucap Santi.

"Hah! mak makhluk halus? " tanyaku kaget dengan terbata bata.

"Iya memang nya kau tidak tau sama sekali? Dan kenapa ekspresi mu jadi berubah begitu? "

"San, tadi semalam aku mencium bau yang tadi kau maksud."

"Maksudmu? Kau menciun bau menyan? " tanya Santi dengan menatapku serius dan aku pun langsung mengangguk.

"Iya San, lebih parah nya tadi malam pohon pisang itu bergerak gerak sendiri padahal tidak ada angin sama sekali hingga aku penasaran dan aku pun mencoba berjalan mendekati pohon pisang itu, tapi tiba tiba suara ibu memanggilku suruh masuk karna pada saat itu jam hampir tepat pukul 6 malam." ucapku dengan Santi yang masih terdiam menatap ke arahku dengan serius.

"Kau serius? " tanya Santi aku pun mengangguk.

"Iya aku serius." aku dan Santi kembali terdiam hingga ta lama kemudian Anis anak bi Endang menghampiriku kata nya aku di suruh pulang oleh ibu.

"Mba Rasti di suruh pulang oleh bi Rani." ucap Anis dan aku mengangguk.

"San aku pulang dulu." ucapku pada Santi.

"Iya Ras, lain kali aja kita main ke sawah nya." ucap Santi dan aku langsung membalasnya dengan jari yang membentuk huruf O.

"Assalamualaikum." ucapku saat sudah sampai depan rumah.

"Wa'alaikumussalaam." ucap ibu yang sedang duduk bersama bapak. Ya bapaku semalam sudah pulang hampir pukul jam 00:00 malam. Awal nya aku dan ibu sudah sangat takut karna tengah malam tiba tiba ada yang mengetuk pintu dengan keberanian aku dan ibu yang terus mengucap kalimat dzikir hingga memutuskan untuk membukakan pintu.
Ntah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan sikap bapak yang ta seprti biasa nya tapi aku juga tidak tau apa itu.

"Ibu memanggil Rasti ada apa bu? "

"Bapakmu tadi minta di buatkan sup tulang sama kamu." ucap ibu dan aku langsung beralih menatap bapak yang sedari tadi hanya diam saja. Aku kaget saat bapak juga menatapku tapi ada yang beda dengan tatapan bapak. Aku terus menatap bapak tanpa menghiraukan ucapan ibu yang segera menyuruhku untuk membuat sup tulang untuk bapak.

"Rasti! " ucap ibu sedikit keras.

"Ah iya bu Rasti buat sekarang." ucapku dan langsung pergi menuju ke dapur.

Tbc..

Bambu KuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang