Kejadian langka

34 9 11
                                    

"Bi Darsih, " ucap bi Rindang memanggil bi Darsih yang tengah memandang di jendela kamar nya.

"Eh bi Rindang, " ucap bi Darsih langsung menoleh ke bi Rindang dan aneh nya tiba tiba badan nya kembali bisa di gerakan tidak seperti tadi.

"Sedang aoa bi di deoan jendela? " tanya bi Rindang.

"Itu bi Rindang tadi saya habis dari kamar mandi terus pas kembali kekamar tiba-tiba ada angin kencang dan jendela nya terbuka jadi saya mau tutup jendela nya, " ucap bi Darsih sedikit berbohong.

"Owh gitu bi,  ya sudah bi Darsih tutup lagi aja jendela nya," ucap bi Rindang.

"Nggeh bi, " ucap bi Darsih lalu menutup dan mengunci nya kembali, tapi saat bi Darsih ingin menutup nya lagi, sosok yang tadi bi Darsih lihat sudah tidak ada dan itu membuat bi Darsih semakin merinding dan segera menutup jendela nya.

"Bi Rindang sendiri kenapa bangun bi? " tanya bi Darsih setelah selesai mengunci jendela nya.

"Ini bi Darsih saya mau ke kamar mandi, " ucap bi Rindang.

"Saya anter yo bi Rindang, " ucap bi Darsih cepat.

"Nda usah bi, saya sendiri saja, "

"Nda papa bi Rindang, biar saya anter soal nya ini pasti tengah malam, " ucap bi Darsih kawatir mengingat sosok itu takut berbuat apa aoa dengan bi Rindang.

"Ya sudah bi, mari. " ucao bi Rindang lalu berjalan ke kamar mandi di ikuti bi Darsih di belakang nya.

👻👻👻

Aku terbangun saat tiba-tiba aku merasakan haus dan aku pun berjalan keluar dari kamar. Saat aku sudah keluar dari kamar aku melihat bapak seperti ingin pergi dan itu membuat aku bingung mengingat ini masih pukul 02:00 WIB dini hari.

"Pak, " ucap ku memanggil bapak dan bapak pun menoleh ke arahku.

"Bapak mau kemana? " tanyaku pada bapak.

"Keluar, " ucap bapak dengan sangat singkat lalu langsung membuka pintu nya dan pergi begitu saja.

Aku terdiam dengan berbagai macam fikiran di otak ku.

"Malam-malam gini? " ucapku ntah tanya kepada siapa.

Tidak membutuhkan waktu lama saat bapak keluar dari rumah aku langsung mengingat ibu yang pasti sedang sendirian di kamar. Aku berjalan menuju kamar ibu dan melupakan rasa haus ku tadi.

Cklek

Aku membuka pintu kamar ibu dan aku juga melihat ibu yang masih tertidur. Aku mendekat ke arah ibu dan tiba tiba saja ibu terbangung.

"Rasti, " ucap ibu sambil mengucek-ngucek mata nya.

"Ibu, " ucapku lalu duduk di sebelah kasur ibu.

"Ada apa nak? " tanya ibu.

"Ngga bu, tadi Rasti haus terus oas mau ambil minum eh lihat bapak mau keluar," ucapku.

"Owh itu, iya bapak mu tadi sudah bilang sama ibu kata nya mau ke rumah bi Rindang mau menemani pak Bayu dan warga yang lain ronda," ucap ibu dan aku mengangguk. Hampir saja tadi aku berprisangka buruk sama bapak.

"Owh gitu bu. Ya udah ibu lanjut tidur lagi ya, " ucap ku dan ibu mengangguk lalu berbaring kembali di kasur nya namun lima menit kemudianya tiba tiba ibu merasakan sakit di bagian perut nya dan itu membuat aku sangat kawatir.

"Ibu kenapa bu? " tanyaku kawatir.

"Perut ibu sakit nak, yaa Allah! " ucap ibu sambil memegangi perut nya.

"Kok bisa bu? Ibu salah makan atau ibu belum makan? " tanya ku beruntutan.

"Ngga nak, rasa sakit ini bukan rasa sakit biasa ta-pi— akh, "  ucap ibu terbata bata dan berteriak.

Bambu KuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang