"Bu, Rasti ketemu bi Rindang dulu ya?" ucap ku pada ibu saat sudah sampe di rumah bi Rindang.
"Iya ndok, " ucap ibu mengangguk lalu aku segera ke kamar bi Rindang yang sudah ada bi Rasmi, sedangkan ibu duduk bersama ibu ibu yang lain.
Tok tok
"Masuk, " ucap seseorang dari dalam kamar bi Rindang yang sudah ku pastikan itu suara bi Rasmi.
Cklek
"Eh nak Rasti, sini masuk nak, " ucap bi Rasmi saat aku membuka pintu kamar bi Rindang. Aku mengangguk lalu menutup pintu nya kembali
"Assalamualaikum," ucapku menghampiri bi Rindang dan bi Rasmi.
"Wa'alaikumussalaam." ucap bi Rindang dan bi Rasmi lalu aku segera mencium tangan mereka.
"Sini nak duduk, " ucap bi Rasmi sambil menepuk kasur di sebelah bi Rindang.
"Iya bi," ucapku tersenyum.
"Nak Rasti gimana keadaan nya? " tanya bi Rindang.
"Alhamdulillah keadaan Rasti sudah jauh lebih baik bi Rindang, " ucapku dan bi Rindang mengangguk tersenyum.
"Eum bi Rindang, Rasti turut berduka cita ya atas kepegianya pak Slamet," ucapku hati hati.
Bi Rindang tersenyum dan mengangguk." Iya nak Rasti, in syaa Allah bjbi sudah ikhlas, " ucap bi Rindang.
"Pada saat nak Rasti di kabarkan tidak pulang, bi Rani sempat pingsang nak, karna begitu khawatir nya sama nak Rasti, " ucap bi Rasmi.
"Iya bi, Rasti juga nda tau kenapa Rasti nda pulang pada waktu itu, "
"Memang nya kejadian sebelum nya seperti apa nak? " tanya bi Rindang.
"Jadi pada saat itu—"
"Uh akhir nya lega juga," ucap ku dengan mengelus perut setelah menuntaskan hajatku.
Setelah aku selesai menuntaskan hajatku, aku langsung berjalan untuk menaik keatas, tapi pada saat aku mau naik ke atas tiba tiba mataku ta sengaja menangkap sesuatu yang ta jauh dari ku, hingga aku memutuskan untuk melihat nya.
Aku berjalan pelan, mulai mendekati sesuatu yang tadi aku lihat, hingga langkahku semakin dekat dan semakin jelas dengan apa yabg aku lihat di depan mataku.
Aku melihat seperti ada tangan yang mengambang di permukaan air sungai itu dan ntah kenapa aneh nya aku tidak merasakan hal takut apapun.
Aku mulai menarik perlahan lahan tangan itu hingga aku di buat terkejut dengan badan seorang laki laki yang besar yang ternyata itu adalah pak Slamet suami dari bi Rindang.
Aku langsung menggeret tubuh pak Slamet ke tepi sungai karna badanku yang kecil jadi terpaksa aku menggeret nya dengan kedua tanganku.
Saat aku sudah berhasil menggeret pak Slamet di tepi sungai, aku langsung mencoba untuk mencari bantuan dengan naik keatas.
Aku mulai berjalan menyebrangi sungai karna posisi pak Slamet ada di sebelah kiri sungai sedangkan posisi tanjakan ada di sebelah kanan jadi aku terpaksa harus menyebrangnya untuk ketiga kali nya. Untung air sungai tidak begitu deras sehingga mempermudah aku untuk menyebrangi nya. Tapi pada saat aku hampir sampai di tepi sungai tiba tiba aku merasakan bahwa air sungai ini berubah menjadi sangat deras dan aku juga mendengar suara seperti air yang bergemuruh. Aku melihat sekeliling sungai untuk melihat suara apa yang barusan aku dengar dan aku juga melihat pak Slamet yang masih ada di sana dengan posisi yang masih sama. Suara itu sudah tidak terdengar lagi dan itu membuatku agak sedikit tenang tapi nyatanya aku salah karna yang aku lihat dari arah timur adalah air yang datang dengan sangat cepat sehingga aku tidak bisa untuk menghindari nya dan berakhir aku hanyut di sungai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bambu Kuning
HorrorBambu kuning atau biasa di sebut dengan pring gading di desaku. Aku tidak tau ini mitos atau fakta bahwa bambu kuning kata nya dapat bisa mengusir makhluk halus atau mencegah agar tidak masuk kedalam rumah. Hampir setiap rumah warga terdapat bambu...