✩NINETEEN✩

770 38 3
                                    

Shotaro terlihat bahagia saat bermain dengan tujuh siswi populer, bahkan Shotaro lupa dengan apa yang ia lihat kemarin. Dengan riang, Shotaro berjalan menuju kelasnya.

Saat sudah sampai dikelas, Shotaro melihat ketiga sahabatnya sudah kembali dari UKS.

"Akhirnya kalian sudah baikkan, Taro tadi tidak ada teman tahu~" rengek Shotaro.

"Maafkan kami ya, Taro. Kami tidak tahu kalau kami pingsan dan kamu tidak ada teman." Renjun mewakili kedua sahabatnya untuk meminta maaf.

"Tidak apa-apa, Njun. Tadi Taro ketemu teman baru, jadi Taro ada temannya deh~" ucap Shotaro yang membuat ketiga sahabatnya penasaran.

"Siapa namanya, Taro?" tanya Haechan penasaran.

"Taro tidak terlalu ingat, tapi ada tujuh orang dan mereka semua cantik." Renjun, Haechan dan Jaemin berpikir sebentar.

Tujuh orang? Cantik?, pikir ketiganya.

"Njun, jangan bilang...." Jaemin menggantungkan kalimatnya.

Renjun terkejut, ia mengerti kalimat yang digantung Jaemin.

"Jangan bilang...." Renjun juga menggantungkan kalimatnya.

"Jangan bilang apa? Kalian ini membuatku penasaran saja." ucap Haechan.

"Haechan, kemari. Aku akan membisikkan nya." Haechan kemudian mendekati Jaemin.

Jaemin mulai berbisik ditelinga Haechan. Sedangkan Shotaro menatap ketiganya dengan kepala dimiringkan kesamping.

"APA?! APA KAU TIDAK BOHONG KAN JAEM?!" Jaemin menggeleng.

"Tidak, aku tidak bohong, Chan. Siapa lagi kalau bukan mereka?" Haechan mengangguk mengerti.

"Kalian berbicara apa sih? Kok Taro tidak diajak?~" rengek Shotaro.

"Kami tidak bicara apa-apa kok, Taro." ucap Renjun.

Untung saja Shotaro percaya dan duduk di bangkunya tepat disebelah Haechan. Seperti biasa, Sungchan hanya menyimak dan tidak ikut bicara seperti biasanya.

'Kok Taro tidak lihat aku sama sekali ya? Biasanya Taro akan menyapa? Entahlah mungkin Taro sedang fokus ke teman-temannya.' batin Sungchan.

Hei, Sungchan. Apa kau tidak ingat jika kau ingin memberitahu Shotaro kalau dirimu punya teman masa kecil? Dasar vampir pelupa.

Tak lama kemudian guru masuk kedalam kelas dan guru itu adalah guru sains. Sains adalah musuh terbesar semua siswa-siswi SHS Neo City.

Dengan pasrah, teman sekelas Shotaro menulis rumus-rumus yang ada di papan tulis yang tentu saja menurut mereka membuat mata sakit dan juga membuat kepala pusing.

Shotaro terlihat baik-baik saja saat ada pelajaran sains. Bahkan saat guru sains memberi tugas, Shotaro dengan mudah menyelesaikannya.

"Taro, bagaimana kamu bisa menyelesaikan rumus-rumus yang bisa membuat mata sakit, sih?" tanya Haechan heran.

"Ini mudah tahu, Echan. Echan berikan buku Echan ke Taro. Taro akan mengajari Echan cara yang mudah." Haechan kemudian memberikan bukunya ke Shotaro.

Shotaro menjelaskan caranya menyelesaikan rumus-rumus sains dengan teliti dan mudah untuk dipahami. Haechan yang tadinya sangat payah di pelajaran sains, sekarang sudah bisa berkat Shotaro yang menjelaskan cara dengan teliti dan mudah dipahami olehnya.

"Wah! Taro kamu hebat! Aku jadi langsung mengerti! Terima kasih,Taro!" Shotaro tersenyum senang.

"Sama-sama, Echan. Kalau masih tidak mengerti tanya Taro saja, oke?" Haechan mengangguk mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

◇ναмριяє◇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang