☆TWO☆

3.4K 266 4
                                        

Mark, Jeno dan Sungchan sudah sampai di mansion mereka. Ketiganya keluar dari mobil masing-masing dan masuk kedalam mansion.

"Kami pulang." ujar Mark mewakili saudaranya.

"Oh kalian sudah datang." seseorang menyapa yang tak lain adalah Lee Taeyong atau sekarang menjadi Jung Taeyong.

"Iya mom, daddy dimana?." Jeno bertanya.

"Daddy ada diruang kerjanya, memangnya kenapa?." Taeyong bertanya kenapa anaknya mencari sang daddy.

"Itu sebenarnya Uchan ingin menemui daddy untuk membicarakan sesuatu." jawab Sungchan dengan nada sedikit manja.

Berbeda sekali dengan dirinya berada disekolah. Disekolah ia akan bersikap dingin tetapi jika ia ada di rumah, sifat manjanya akan keluar saat ia berbicara kepada mommynya.

"Memangnya Uchan ingin membicarakan apa sampai menemui daddy?." Taeyong sedikit merasa gemas dengan anak ketiganya yang sangat menempel pada dirinya.

"Ada deh~ yaudah Uchan ketemu daddy ya mommy." Sungchan berjalan menjauh dan menuju ruang kerja daddynya.

Tak lama Sungchan pergi, Mark dan Jeno sudah masuk ke kamarnya masing-masing.

Sungchan sudah masuk kedalam ruang kerja daddynya yang bernuansa hitam dan perabotan seperti sofa, meja, kursi sampai lemari mendominasi berwarna hitam.

"Daddy ada yang ingin aku tanyakan." ujar Sungchan dengan nada tenang.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?." seseorang yang dipanggil daddy oleh Sungchan bernama Jung Jaehyun.

"Dad apa itu mate?." Sungchan bertanya.

"Mate itu hampir seperti mommy yang merupakan kekasih hati daddy yang akan menemani daddy sampai kapanpun. Memangnya kenapa kamu bertanya tentang mate?." Jaehyun merasa aneh dengan pertanyaan si bungsu, yang tiba-tiba menanyakan soal mate.

"Tidak ada apa-apa dad aku hanya bertanya." Sungchan tidak ingin daddynya tahu kalau ia sudah menemukan matenya.

"Baiklah kalau kamu tidak ingin memberi tahu, daddy mengerti sekarang kamu masuk kedalam kamarmu dan bersihkan dirimu." Jaehyun sebenarnya masih merasa bingung dengan anak ketiganya.

"Oke dad aku pergi dulu." Sungchan keluar dari ruang kerja daddynya tak lupa ia menutup pintunya kembali. Sungchan menaiki tangga menuju lantai dua.

Setelah sampai di lantai dua, ia berjalan menuju kamarnya. Pintu berwarna hitam kecoklatan merupakan kamar Sungchan. Ia membuka pintu dan masuk kedalam, segera ia langsung membersihkan diri didalam kamar mandi.

10 menit kemudian, Sungchan sudah selesai mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya. Ia keluar dengan rambut yang masih meneteskan air.

Bagian atas yang tidak ditutupi handuk memperlihatkan dada bidang dan enam kotak di perutnya. Sungchan mengambil baju di lemari.
Ia memilih memakai kaus berwarna hitam dan celana pendek berwarna senada.

Diwaktu yang sama tapi dilain tempat. Pemuda manis baru saja menyelesaikan acara mandinya dan melilitkan handuk ditubuhnya. Pemuda itu adalah Shotaro, ia mengambil hoodie berwarna putih dan celana pendek berwarna senada.

Hoodie itu terlihat kebesaran dibadan Shotaro hingga sebagian pahanya tertutupi hoodie itu. Shotaro turun kebawah untuk makan malam bersamaan dengan Sungchan yang sudah sampai lantai satu mansion nya.

Sungchan memakan masakan mommy Taeyong. Meskipun mereka vampir mereka juga butuh asupan selain darah.

Setelah selesai makan malam, Sungchan langsung masuk ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur dan mengambil handphonenya di atas nakas.

Ia melihat banyak notifikasi dari pesan yang tidak ia tahu. Merasa bosan, akhirnya ia memilih untuk tidur.

Pagi telah tiba, Sungchan sudah bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi ia mengambil seragam sekolah dan memakainya.

Selesai memakai seragamnya, Sungchan langsung turun ke lantai bawah untuk sarapan. Ia melihat Mark dan Jeno sudah ada dimeja makan dan sedang sarapan.

"Pagi semuanya." Sungchan menyapa Mommy Taeyong, Mark dan Jeno. Mengapa cuma tiga orang? Karena Jaehyun sudah berangkat ke kantornya tadi.

"Pagi juga Sungchan." jawab ketiganya kecuali Sungchan.

Sungchan langsung duduk disamping Jeno dan memakan sarapannya. Selesai dengan sarapannya, mereka bertiga-Mark, Jeno dan Sungchan- berangkat ke sekolah dengan mobil masing-masing.

10 menit kemudian, ketiga mobil itu sudah masuk ke parkiran sekolah. Mark, Jeno dan Sungchan keluar dari mobil mereka dan disambut teriakan siswi yang menunggu mereka datang.

"Aku pingsan melihat ketampanannya."

"Kyaaaa!!!."

Dan lain sebagainya. Tapi mereka tidak memperdulikan dan bersikap acuh. Merka berjalan dengan santai dan seketika Sungchan berhenti. Tingkah laku adik mereka, Mark dan Jeno bingung kenapa adik mereka berhenti.

Mark dan Jeno melihat arah adik tengil mereka dan arah mata Sungchan menuju sekumpulan pemuda yang sedang bergosip dipinggir lapangan.

Mark dan Jeno juga merasakan bau darah yang sama saat mereka datang ke sekolah ini untuk pertama kali. Mereka berdua sama seperti Sungchan, diam dan kepala mereka masih menuju sekumpulan pemuda manis.

Seorang pemuda melihat mereka dan menghampiri Mark, Jeno dan Sungchan hanya diam dan menatap sesuatu.

"Hey kalian ngapain diam aja?." Mark, Jeno dan Sungchan kaget karena kehadiran seorang pemuda.

"Ah tidak apa-apa, Guanlin apakah kau kenal siapa mereka?." pemuda itu adalah Guanlin.

"Oh mereka itu primadona di SHS ini, aku mengenal mereka. Memangnya kenapa?." Guanlin bertanya.

"Apakah kau mencium sesuatu dari mereka?." Mark bertanya kembali.

"Oh tentu saja tapi seseorang itu sudah ku pacari dan dia tahu siapa aku dan dia berjanji untuk tidak memberi tahu siapapun." kata Guanlin dengan pipi yang memerah.

Mereka berempat tidak menyadari kalau empat pemuda yang tadi mereka amati melihat mereka, dan salah satu dari mereka memanggil Guanlin.

"Guanlin!." seseorang berteriak saat melihat Guanlin.

Langsung saja Guanlin melihat siapa yang memanggilnya, setelah tahu siapa yang memanggilnya ia langsung saja berlari kearah seseorang itu.

"Owh Renjun ku yang paling manis~." Seseorang itu adalah Renjun, karena dia mendengar suara yang familiar langsung saja ia memanggil Guanlin.

"Yak! Hentikan aku malu." Renjun yang diperlakukan seperti itu hanya shy shy cat.

Keenam orang yang melihat kejadian itu hanya melongo, dan Jaemin berteriak.

"Ya! Renjun! Kau harus ceritakan ini kepada kami!." Renjun yang merasakan hawa tidak enak dari ketiga temannya, ia berkeringat dingin. Ia mengajak ketiga temannya untuk masuk ke kelas terlebih dahulu.

Keempat pemuda yang melihat perseteruan keempat pemuda manis hanya diam.

Mark, Jeno, Sungchan dan Guanlin kembali tersadar dan masuk kedalam kelas masing-masing.

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

◇ναмριяє◇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang