KETAHUAN
Karya: Haruko Pinkyrose🌱🌱🌱
BRUK!
Suara benda terjatuh memekakkan pendengaranku yang kala itu tengah memandangi langit kelam tiada rembulan. Aku menolehkan pandangan dan tak menemukan apa pun. Mungkin hanya ilusi yang merayu. Segelas cokelat yang digenggam segera diseruput. Manis tak sebanding dengan pikiran.
BRUK!
Suara itu kembali terdengar. Seketika, keringat mengucur deras di pakaian. Diliputi penasaran, aku melangkahkan kaki mencari sumber suara. Entah mengapa bulu kuduk kian meninggi diikuti bau darah yang menyengat.
Mataku terbelalak mendapati seseorang yang tergeletak dalam keadaan tak bernyawa. Posisinya tengkurap dengan darah yang tak berhenti bercucuran. Saat didekati, tubuhnya dingin dan membiru. Meski napas tak beraturan, aku tetap melanjutkan aktivitas demi memecahkan misteri.
Sebuah gulungan kertas muncul dari saku celana. Tanganku meraihnya dan membukanya. Hati seperti diiris-iris duri halus saat membaca kata per kata. Aku yakin jika tindakan bukan bunuh diri, melainkan dibunuh.
Beberapa saat kemudian, sesosok berpakaian hitam mengawasi dari kejauhan. Menyadari itu, aku mengembalikan gulungan tadi dan berlari sekuat tenaga seraya menjerit. Sosok itu turut mengejar seperti seekor kucing. Meski lelah, tak berhenti mencari tempat aman. Sebuah batu dipinggir jalan nyaris membuatku terjatuh. Beruntung, dapat menghindari dengan mengarahkan senter. Sebuah ide muncul di benakku. Tanpa pikir panjang, mendorong batu ke tengah jalan kemudian memasang suara yang membuat orang takut.
"Di mana bocah tadi?" tanya sesosok berpakaian hitam meringis.
Saat aku tak sengaja terlihat olehnya, dia kembali berlari menyusul.
"Argh!" Sosok itu mengerang kesakitan akibat tersandung batu besar.
Suara sirene polisi mendebarkan jantungnya. Tepat saat itu, beberapa polisi muncul dengan wajah memerah seperti api. Satu di antaranya memborgol tangannya. Meski berusaha meloloskan diri, usahanya sia-sia. Ia pun pasrah dibawa ke kantor polisi.
"Kami melihatmu mendorong seseorang dari atas gedung. Selamat mendekam di penjara."
Indonesia, 19 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana dalam Aksara
Novela Juvenil"Hanya secangkir frasa dalam asa yang kian meredup." -JEJAK AKSARA SENJA- *** Hallo, hai. MinJAS bawa karya anak-anaknya, nih. Buat kamu yang suka dengan puisi, cerpen, quotes kamu bisa nih baca ini. Bisa juga dijadiin referensi, loh, buat yang la...