86. Cermin - Rumah yang Menyesakkan

10 1 0
                                    

Cermin - Rumah yang menyesakkan
Karya: Clarabell

Suara bertengkar itu kembali terdengar, lagi dan lagi. Sudah sesak rasanya aku mendengarnya, belum lagi tekanan mereka kepadaku. Sampai rasanya diri ini bertanya, sebenarnya inikah yang di bilang rumah? Isinya hanyalah tekanan, bertengkar. Tidak ada keharmonisan didalam nya.

Lagipula apa yang aku harapkan dari orangtua yang belum menyelesaikan permasalahan masalalu nya? Semua permasalahan mental nya di lemparkan kearah partner dan yang lebih parah adalah anak-anak mereka. Semua metode menjadi “orangtua” yang salah yang mereka dapatkan dan mengira itu adalah menjadi orang tua yang sesungguhnya.

Ingin rasanya ku berteriak kearah mereka mengatakan bahwa semua yang mereka lakukan itu salah. Tapi apa daya, yang ada aku akan di cap sebagai anak durhaka karena berani mengoreksi orangtua. Tidakkah mereka tahu, bahwa orangtua juga bisa “durhaka” terhadap anaknya?

Ingin ku pergi dari rumah ini, tetapi, apa yang bisa aku lakukan di luar sana? Uang untuk aku bisa bertahan hidup pun tidak ada. Hingga akhirnya ku putuskan, lebih baik pergi saja daripada terus berada di sebuah penjara dan neraka kecil yang mereka sebut rumah.


Rumah tanpa atap. 10 Oktober 2022

Renjana dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang