48. Potongan Cerita

11 1 0
                                    

Potongan Cerita
Karya: Riska Amelliana

🌱🌱🌱

Pukul 03.05 dini hari.

"Eughh," lenguh Ayyara.

"Sakit ...." lirih Ayyara.

Lantai yang begitu dingin terasa menusuk tulang-tulang rapuh Ayyara. Rasa sakit menjalar keseluruh tubuh Ayyara. Tubuhnya terasa remuk, kepalanya terasa pusing, dan pipinya terasa sangat perih.

Mata sayu milik Ayyara itu terbuka dengan perlahan. Tangannya merambat memegang kepalanya yang terluka. Ringisan kecil keluar dari mulut Ayyara.

Tubuhnya terasa sakit bahkan untuk mendudukkan dirinya Ayyara tak kuat. Matanya mengeluarkan kristal bening.

Bugh!

Bugh!

Suara-suara pukulan dari ayahnya tadi malam mengalun di telinga Ayyara bagian rekaman rusak yang tak mau berhenti.

Ayyara menjambak rambutnya kuat "Arrghh" jerit Ayyara.

"Tuhan," lirih Ayyara.

Tangan bergetar Ayyara perlahan menutupi wajahnya yang penuh luka. Perlahan isakan-isakan kecil mulai terdengar dari bibir Ayyara.

"Hiks"

"Hiks"

Tuhan, mengapa harus seperti ini? batin Ayyara menangis.

"Bunda ... Ayyara sakit hiks," lirihnya.

"Ayya mau sama bunda, hiks."

"Ayya capek sama ayah."

"Ayya capek sama rasa sakit ini bunda."

"Ayya pengen sama bunda aja, hiks."

"Ayya lelah bunda," bisiknya.

"Ayah jahat, hiks."

"Ayah pukul Ayya terus ...."

"Ayya capek bunda ...."

Lantai putih itu kini tak bersih lagi. Ada bercak darah disana, darah itu milik Ayyara.

Dengan bersusah payah Ayyara mencoba membangunkan dirinya yang tergeletak di atas lantai dingin itu.

"Akkhhh shhh" rintih Ayyara saat merasakan kepalanya yang terasa sakit.

Setelah bersusah payah akhirnya Ayyara bisa bangkit dan berdiri. Tubuh yang rapuh itu mulai melangkah menuju kedalam kamar mandi, walau terjatuh beberapa kali namun Ayyara tetep berjalan menuju kamar mandi.

Blora, 26 September 2022

Renjana dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang