💍 Kesekian Kali

546 103 7
                                    

- J E W E L S B L U E-

°°°

Papah
Pulang ya, ke rumah malam ini.

Lia menaruh benda pipih tersebut di atas meja kerja, mengabaikan pesan dari Papahnya. Lia tahu apa tujuan si papah tiba-tiba menyuruhnya pulang ke rumah.

Suara ketukan pintu memecah keheningan ruang kerja, pintu kaca itu terbuka menampilkan sosok Rere.

Rere lagi Rere lagi..

“Misi Bu, ada kiriman bunga untuk ibu.” Rere masuk, meletakkan bucket bunga mawar di tas meja kerjanya.

Lia diam dan masih Loading otaknya, “Flower for me?

Yes! kurirnya cuman bilang, ini untuk Bu Lia Adriani, manager JYP. Gitu katanya.”

Wanita ini mangut-mangut saja, dia ragu untuk menerima kiriman bunga tersebut, entah dari siapa. Rere pamit karena sudah menunjukkan waktu jam pulang Kantor.

Sewaktu turun ke lantai bawah, Lia sayup-sayup mendengar bisikin para karyawan dan karyawati.

Bu Lia dapet kiriman hadiah lagi!

Katanya sih bucket bunga mawar!

Tapi sayang, kasih barang juga, akhirnya ditolak!

Lia menggertak giginya menahan emosi untuk tidak menarik bibir para karyawan dan karyawati itu.

Terus kalau gue dapet hadiah, bakal gue simpen gitu? Najis! Bicara dalam hati Lia.

Dia harus buang nih bunga!

Menghiraukan bisikan setan-setan, Lia bergegas pulang dengan mengendarai mobilnya yang memang punya sedikit derajat di kantor ini.

Sampai di rumah aslinya, ketika ia masuk, seorang asisten rumah menyapa Lia.

“Non Lia pulang? Mau saya siapin makan atau—”

“Papah ada dimana Pak? di Ruang kerjanya?” Tanya Lia, kemudian dia mengangguk.

Tanpa membersihkan badan terlebih dahulu, lebih memilih langsung ke ruangan kerja Papahnya. Ia punya perasaan tidak enak kalau terlalu lama disini.

“Papah di dalam? Lia masuk kalau begitu.” tangan lia mengetuk pintu lebih dulu dan masuk.

Papahnya menyadari si anak datang dan langsung merengkuh tubuhnya, “Kamu gak akan nolak kalau papah yang minta pulang kan?”

Lia tersenyum geli, “Ya, Lia malas pulang apalagi kerjaan kantor numpuk banget!” curhatnya.

“Disuruh ngurus usaha Papah, malah gak mau.”

“Kalau itu nanti Pah. Nunggu Lia pengangguran dulu.”

Papahnya merintis usaha yang memang masih belum besar tapi sudah memiliki pelanggan tetap. Sebenarnya di usianya saat ini sudah saatnya pensiun tapi memang dia keras kepala dan tidak mau diam.

Permintaan papah sudah kamu penuhi Li?” Tanya papahnya dengan serius.

Lia menarik napas, “Belum” dengan entengnya menjawab.

Orang tuanya menghela nafas, “Sudah satu bulan papah kasih waktu. Papah hanya Khawatir.”

Pah.. Kasih aku waktu lagi, seminggu!”

“Seberapapun kamu minta waktu, papah kasih Lia! Tapi ini taruhan. kalau kita kalah, kamu yang jadi korbannya.”

Lia mengangguk paham, “Lia tahu. Percaya sama Lia, dalam waktu seminggu ini akan Lia bawakan orangnya ke hadapan papah.”

Let's Get Married! - JLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang