💍 Di Kafe

582 104 12
                                    

- J E W E L S B L U E -
°°°

Juna rasanya mau teriak gitu, mau caci depan mukanya sekalian biar tau rasanya, ganggu orang lagi cuti itu rasanya gak enak.

Subuh tadi, Juna di telpon sama si Kampret atau Atasannya. Ngapain telpon? Juna disuruh Meeting sama Partner baru Perusahaan mereka hari ini.

Gak masalah buat Juna ada Partner baru Perusahaan, cuman yang salah itu kenapa Meeting nya sekarang?! Dia itu pikun atau memang sengaja gak suka liat anak buahnya libur.

"Kemeja hitam terus dasi warna abu aja Li." Instruksi Juna ketika melihat Lia bingung memilih baju kerja untuknya.

Pertama kalinya Lia disuruh begini, mau gimana lagi kan dia udah jadi seorang istri. Kewajiban istri melayani suaminya.

"Udah nih.. Rambut kamu keringin pake hairdyer sana!" Lia menyuruh Juna duduk di depan kaca kemudian dia mengeringkan rambut si suami.

"Dia punya dendam kesumat sama gue kayaknya."

Lia mengerut dahinya, "Siapa?"

"Jenan Kampret!"

Lia menaruh hairdyer lalu diganti oleh sisir, dia menyisir rambut Juna dan diberi gel rambut agar lebih rapih.

Dia mengelus kedua bahu Juna agar tidak termakan emosi, "Yaudah.. Lagian meeting nya gak akan lama juga, ini masih partner baru. Lagian aku juga ikut."

Juna memutar badannya menghadap Lia, "Kamu jadi ketemuan sama temen? Nanti kalau lama, kamu pulangnya bawa mobil aja."

"Terus.. kamu pulang gimana, kalo aku bawa mobilnya?"

"Bodo amat! si Jenan suruh anterin aku sampai rumah lah! Enak banget kalau nyuruh orang." Juna memeluk pinggang dan menenggelamkan wajahnya di perut Lia.

Lia menahan tawanya, Juna kalau lagi kesel kelihatannya bukan sangar malah gemes. Abis ini Lia mau tanya ke ibu mertuanya, ngidam apa dulu sampai punya anak modelan kaya Juna.

"Udah dong lepas.. Cepetan sarapan terus berangkat. Aku mau make-up sambil nunggu kamu sarapan Jun." Kata Lia melepaskan lilitan tangan dari Juna.

"Kamu udah sarapan?"

Lia hanya menggeleng saja, dia sudah sibuk berkutik dengan make-up di depan kaca. Lalu Lia menoleh ke samping dimana Juna sudah duduk di samping membawa sarapan.

"Kamu harus sarapan!" Juna menyodorkan potongan roti isi selai ke mulut Lia.

"Kamu aja yang sarapan, aku enggak." Tolak Lia.

"Makan!"

Oke, mode garangnya keluar si Juna. Lia menerima suapan itu sembari make-up, Juna ikut sarapan juga. Setelah selesai, Juna menahan Lia sebelum keluar kamar.

Lia naikin alis, "Kenapa?"

"Lama-lama aku beli lipstik warna item sekalian! Mau ngumpul sama temen apa ngelonte? Merah banget bibirnya." Juna langsung ngelap bibir istrinya pakai jempol, Lia kayak abis minum darah.

"Masa? Aku pakai sedikit lho.."

Juna ngikutin gaya bicaranya Lia, "Sedikit matamu! Hapus nih." Juna kasih tissue ke Lia, "Cepetan hapus Lia!"

Lia mengambil tissue pemberian Juna tapi dia letak kembali ditempat semula. Bukannya cepetan di hapus, Lia malah ngalungin tangan ke leher si suami.

"Li... " Juna mulai mode takut.

"Kelamaan pakai tissue jun." Lirih istrinya.

Lia menarik dasinya Juna yang otomatis membawanya semakin dekat dengan wajahnya Lia.

Let's Get Married! - JLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang