💍Tempat Sandaran

419 81 13
                                    

- J E W E L S B L U E -
°°°

Informasi yang dikabarkan Abin soal proyek di bekasi itu, semua pekerja proyek terutama tukang kuli demo serentak. Mereka beramai-ramai mogok kerja di depan area proyek.

Di satu tempat yang sama, Juna, Abin dan pegawai kantor yang terlibat pembangunan proyek hanya bisa berlindung di dalam ruangan.

"Ini ada apa? Mereka kenapa marah dan demo begini?!" Tanya Juna ke semua orang yang ada di ruangan tersebut. "Dan.. Kenapa mereka bisa bilang, Gaji mereka gak dibayar sampai 3 bulan?!"

"Maaf pak, untuk urusan gaji mereka.. Pak Bandri yang bertanggung jawab."

Juna mengerut dahi, "Pak Bandri? Tapi saya sudah menunjuk kamu sebagai penanggung jawab keuangan."

"Sebelumnya Pak Bandri datang ke saya, kalau Pak Juna sendiri yang menyuruh beliau untuk pegang tugas keuangan." Balas bawahannya Juna, Amran.

Juna mengingat kembali kapan dia menyuruh Pak Bandri.

Fyi, Pak Bandri ini adalah mandor di proyek, setiap hari beliau ini memberikan laporan ke Juna sampai tahap mana proyek ini dikerjakan dan dia baru sadar, kalau beliau ini sudah beberapa hari tidak memberi kabar.

"Sekarang dimana Pak Bandri?" tanya kembali Juna.

Semuanya menggeleng lalu amran mengangkat tangannya, "Pak Bandri menghilang.. sama uang proyek Pak."

Juna mendesah, kalau tidak salah uang untuk keperluan proyek mencapai ratusan juta, hampir mendekati milyar. Semuanya terdiam mendengar ucapan amran, uang yang seharusnya untuk membangun proyek dan menggaji para tukang dibawa kabur oleh Pak Bandri.

"Astaghfirullah.." Juna memegang kepalanya yang sakit.

"Kalian udah ada yang coba mendatangi rumah Pak Bandri?" Abin buka suara.

"Pak Bandri menginap di Mess pak, beliau bukan asli sini. Jadi kita gak ada yang tau rumahnya."

Semuanya pusing, semuanya kacau balau ditambah suara gaduh dari aksi demo tukang. Gimana Juna memberi tau ke perusahaan soal masalah proyek ini.

Amran tiba-tiba mendekat ke arah Juna sambil nyodorin ponselnya, "Ada Telpon dari Pak Jenan.."

Juna mau gak mau angkat panggilan dari boss nya itu, udah feeling dia si Jenan tau masalah proyek.

"Halo Pak."

"Jangan basa-basi Jun.. Uang proyek kemana?"

"Di Pak Bandri. Tapi beliau tiba-tiba hilang, Pak."

"Kenapa bisa kecolongan gini?! Uang untuk pembangunan proyek itu gak sedikit ya Arjuna dan kalian ngurus satu orang aja gak becus!"

"Sebelumnya, saya minta maaf atas kelalaiannya. Tapi Pak Jenan tidak perlu sepenuhnya menyalahkan saya dan semua yang ada disini, atas masalah ini Pak. Saya akan melapor ke pihak yang berwajib."

"Jangan bertindak sendiri! Kalau kamu lapor ke pihak berwajib, klien akan tau kinerja kita itu buruk! Kamu pikirkan saja, bagaimana cara membayar gaji para tukang. Ini sepenuhnya tanggung jawab kamu dan yang lain!"

Panggilan terputus. Juna gak salah dengar tadi, dia dan yang lain disuruh bayar gaji para tukang?

Ini gak salah kah? Gimana cara bayarnya, jumlah tukang itu banyak setidaknya mereka harus menyediakan seperempat dari total uang yang dibawa kabur oleh Pak Bandri.

Abin menepuk bahunya, "Kata si Jenan apa?"

"Dia mau kita yang tanggung jawab, termasuk bayar gaji para tukang."

Let's Get Married! - JLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang