SEANDAINYA | 9.0"Bisakah aku berbahagia di sini? Di saat hadirmu tidak lagi ku rasakan."
--
Author POV
Setelah kejadian semalam, foto profil whatsapp Bagas tiba-tiba saja kosong. Tisha mengakui kesalahannya kali ini. Melepas laki-laki itu tentu saja menyakitkan bagi Bagas, namun untuk tetap bersama di saat Tisha tidak bisa membalas perasaan Bagas tentu saja lebih menyakiti laki-laki itu.
Selain foto profil yang kosong, Bagas juga sempat membuat status whatsapp yang entah merasa bahwa status itu ditujukan untuknya. Ingin rasanya menanyakan keadaan laki-laki itu, namun Tisha tidak kuasa. Karena bisa saja bila Tisha mengikuti hatinya, akan membuat Bagas kembali berharap padanya. Tisha hanya bisa berharap Bagas akan secepatnya melupakan Tisha, dan menemukan perempuan yang juga tulus menyayangi laki-laki itu.
Waktu terus berjalan, Tisha meneruskan hidupnya begitu juga Bagas. Laki-laki itu bertekad untuk menyelesaikan skripsinya secepat mungkin agar bisa wisuda tahun ini. Sama halnya juga dengan Tisha.
Dengan berbagai rintangan dalam pengerjaan skripsi seperi Tisha yang tiba-tiba sakit karena terlalu sering begadang hingga larut pagi bahkan menjelang subuh, kemudian revisian yang kerap kali masih banyak yang dikoreksi, belum lagi refrensi yang Tisha kumpulkan tidaklah mudah. Tetapi untung saja Tisha memiliki dosen pembimbing yang begitu sabar di saat Tisha begitu banyak bertanya mengenai topik skripsi yang tengah di telitinya.
Hingga tiba jadwal ujian skripsi telah keluar, di mana Tisha mendapatkan hari ketiga berdasarkan tabel jadwal itu. Namun, cobaan belum selesai. Di saat jadwal telah keluar, revisian Tisha belum selesai dan belum mendapatkan acc dari dosen pembimbing pertama dan keduanya. Hal itulah yang membuat jadwal sidang Tisha mundur menjadi minggu depan, yang di mana dirinya sendiri harus mengatur waktu untuk menyesuaikan karena sudah lewat dari jadwal yang ditetapkan.
Tetapi lagi-lagi cobaan datang dan meminta untuk Tisha bersabar lebih lama, di saat skripsinya sudah di-acc dan sudah dipersilakan untuk mencari waktu maju sidang skripsi, dosen pembimbingnya izin karena kurang sehat dengan bergilir. Mau tidak mau, Tisha mengudurkan waktu maju sidangnya menjadi minggu terakhir di awal tahun itu. Tepat sehari sebelum pembekalan KKN, akhirnya Tisha sidang. Tisha merasa sehat dan tidak sabar menunggu waktu yang telah lama ditunggu. Walau hanya melalu via zoom meeting, akan tetapi vibesnya tetap saja menegangkan.
Menggunakan media zoom meeting sangat rentan apabila sinyal yang tidak stabil, terlebih Tisha sidang pada pukul 13.30 dan hari ini keadaannya mendung serta rintik hujan sudah mulai membasahi bumi. Tisha hanya berharap, kali ini sinyal dan laptopnya mendukung untuknya sidang siang ini.
Waktu sidang yang 2 jam terasa sangat panjang, bahkan Tisha mengenakan kaos kaki untuk menghangatkan telapak kakinya yang terasa dingin sedari tadi. Setelah Tisha dinyatakan lulus, seketika itu juga tangis Tisha luruh. Menatap bingkai foto Amanda yang tertempel di dinding kamar Tisha. Tersenyum manis ke arah wanita itu, "Bu, Tisha sudah lewati fase ini. Sebentar lagi Tisha lulus, Bu." Dosen pembimbing dan dosen penguji memberikan selamat pada Tisha, serta mendoakan agar ke depannya Tisha menjadi manusia yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak. Dan doa itu di-aamiinkan oleh Tisha dan dirinya sangat berterima kasih karena telah diizinkan untuk mendapatkan ilmu dari dosen-dosen yang hebat, terlepas dari banyaknya rintangan selama 4 tahun ini, tidak mengurangi rasa syukur yang Tisha ucapkan.
--
Setelah semua SKS terpenuhi, dan juga Tisha telah mengumpulkan skripsi yang telah di jilid dan dimasukkan ke dalam bentuk CD, Tisha memiliki waktu luang. Karena tanggal wisuda belum ditentukan, Tisha memilih untuk mengisi waktu luangnya dengan bekerja. Walau hanya pekerja lapangan namun setidaknya dirinya akan mendapatkan pengalaman bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF IT'S NOT YOU
Ficción GeneralDia baik, hingga aku tidak memiliki alasan untuk membencinya. Sekalipun alasanku terluka adalah; dia. Banyak kenangan manis yang terjadi, sekalipun yang pahit justru saat ini masih menghancurkanku. Namun, tetap saja aku tidak bisa membencinya. Dia...