14. sweetie pie

148 21 2
                                    

~ Happy Reading ~

"Je" panggil Jeffrey setelah selesai meneguk habis minumannya. Mereka berdua tengah makan malam saat ini.

"Kenapa?" jawab Jenara yang masih belum selesai dengan makannya.

"Besok ngedate yuk" ajak Jeffrey.

Jenara langsung melirik ke arah Jeffrey, "Tiba-tiba banget? Aneh"

Lelaki dihadapannya itu tersenyum, "Masak ngajak ngedate istri sendiri dibilang aneh?"

"Ya aneh, karena kamu ga pernah tuh ngajak begituan" cibir Jenara. Memang tak pernah, paling kalau mereka jalan berdua itu untuk belanja mingguan atau sekedar makan malam bersama setelah pulang bekerja.

"Ya udah makanya besok ngedate. Mau nonton? Atau kemana gitu" tawar Jeffrey.

Jenara meneguk minumannya terlebih dahulu sebelum menjawab penawaran Jeffrey, "Boleh tuh, nonton aja ga sih? Kata Keysa Miracle in Cell No. 7 bagusss. Ya aku udah nonton yang Korean ver, cuma kan tetep pengen nonton yang Indonesian version"

Suaminya itu mengangguk menyetujuinya, "Oke, besok kita nonton itu. Terus habis nonton kemana lagi?"

Jenara yang kini tengah memberesekan piring kotor pun langsung terdiam, "Ini kamu kayak ga pernah ngedate aja deh"

"Bukan gitu, aku tuh pengen besok ngedate ya sesuai dengan apa yang kamu mau. Jangan terserah aku lah, nanti kamu ga suka. Tujuannya kan bikin kamu seneng, jadi sekarang list aja besok mau ngapain. I will do it for you" senyum manis selalu terpampang di akhir.

Jenara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Wanita itu berjalan ke arah wastafel untuk mencuci piring, "Buat sekarang masih itu aja sih. Nanti aku pikirin lagi. Eh tapi mas-"

"Kenapa?" potong Jeffrey cepat.

Sedikit berat sebenarnya mengatakan ini tapi Jenara harus tetap mengatakannya. Ia menoleh ke arah Jeffrey, "Besok kan hari Sabtu, waktunya-"

"Ga harus setiap Sabtu kan, Je? Aku udah ada kamu, i'm your husband. Kamu prioritas aku sekarang. Aku gabakal lupa kok buat ziarah ke makam Ana, kamu tenang aja"

Jenara menganggukkan kepalanya lagi, "Oke lahh" senyum tipis ia berikan sebelum kembali fokus kepada kegiatannya.

Jeffrey pun tersenyum. Setelah mendengar perkataan Dion waktu itu, Jeffrey jadi berpikir kalau itu ada benarnya. Baiklah, katakan Jeffrey memang masih belum move on, tapi sekarang ia sudah ada Jenara. Jenara adalah istrinya, bagaimanapun wanita itu adalah tanggung jawab utama Jeffrey saat ini. Seperti yang sudah ia katakan sendiri kepada Ana waktu itu, kalau kehidupannya harus tetap berlanjut. Jeffrey harus berubah. Sesusah apapun jika ia mau, pasti akan bisa.

Jenara wanita yang baik, ia selalu membuat Jeffrey tersenyum. Ia selalu menghargai dan sabar terhadap Jeffrey yang belum bisa melupakan mantan tunangannya itu. Tadi saja wanita itu tetap mengingatkan jadwal Jeffrey untuk ke makam Alice.

Tanpa disadari, lelaki itu terus tersenyum memandangi punggung mungil Jenara. Lelaki itu beranjak dari duduknya menghampiri Jenara. Entah terlalu fokus atau bagaimana Jenara benar-benar tak sadar kalau Jeffrey sudah berada di belakangnya. Sampai lelaki itu memeluknya dari belakang. Jenara sedikit terkejut.

Not a Substitute, but True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang