~ Happy Reading ~
Tepat pukul tujuh malam, Jeffrey mulai mengendarai mobilnya menuju bakery Jenara. Memang wanita itu berangkat sendiri tadi, namun Jeffrey tetap saja ingin menjemputnya. Makan malam hari ini, Jenara berencana untuk memasak di rumah saja. Mereka sudah terlalu sering makan di luar. Bahan-bahan yang sudah di beli jadi kurang terpakai. Mungkin hanya untuk sarapan. Sisanya, keduanya lebih memilih untuk makan bersama di luar. Namun terkadang Jenara juga memasak untuk bekal makan siang Jeffrey, kalau ia tidak sibuk.
Tak terasa lelaki itu sudah sampai di tempat tujuannya. Terlihat begitu ramai seperti biasa. Jeffrey jadi tak yakin untuk mengajak Jenara pulang sekarang, namun ia akan tetap mencobanya. Memasuki bakery ia langsung menuju ruangan Jenara yang sebenarnya sedikit jauh jika lewat pintu utama. Jeffrey jadi sedikit menyesal kenapa ia tak lewat pintu tengah yang langsung menuju ruang santai untuk para karyawan Jenara.
Ia sempat bertemu dengan Keysa dan Raja tadi, keduanya juga tengah sibuk. Menanyakan keberadaan sang istri, Raja mengatakan bahwa Jenara sedang ada di ruangannya bersama klien penting. Jadilah Jeffrey mengurungkan niatnya untuk menghampiri sang istri. Ia akan menunggunya di ruang santai yang sekarang tengah sepi, tentu saja para karyawan itu tengah sibuk. Memang pukul sebegini adalah sibuk-sibuknya mereka hingga tutup nanti.
Menunggu tak sampai lima belas menit, Jenara terlihat keluar dari ruangannya dengan seorang pria yang Jeffrey yakini itu adalah klien yang di maksud Raja tadi. Lelaki itu terlihat seumuran dengannya. Berjabat tangan dengan istrinya, keduanya sama-sama menebar senyum yang begitu manis. Jeffrey hanya tetap diam di tempatnya melihat Jenara yang mengantar lelaki itu sampai ke depan.
"Sampe ga sadar ada gue disini" gumamnya sedikit kesal.
Saat Jenara berjalan kembali menuju ruangannya barulah wanita itu menyadari kehadiran suaminya itu. Terlihat Jenara sedikit terkejut. Ia langsung menghampiri Jeffrey yang ekspresi wajahnya sedikit masam.
"Ngapain disini?" tanya Jenara yang sudah ikut mendudukkan dirinya di samping Jeffrey.
"Ga boleh ya?" jawab Jeffrey jutek.
"Ya boleh-boleh aja. Maksud aku tuh, kan tadi aku bawa mobil sendiri, jadi kamu ga perlu jemput aku"
"Emang aku ada bilang mau jemput kamu? Orang aku mau ngajak Raja ngopi" bohong Jeffrey
Jenara langsung merapatkan bibirnya. Ada sedikit rasa malu sebenarnya karena dia terlalu percaya diri. Namun, Jenara juga yakin Jeffrey kesini untuk menjemputnya. Ahh, apa mungkin suaminya itu melihatnya dengan Miles tadi.
"Yaudah kalo gitu, kerjaan aku udah selesai sih. Aku pulang duluan ya, kamu udah makan malam? Mau aku masakin atau makan diluar sama Raja?"
Jeffrey tampak sedikit kecewa dengan respon Jenara. Kenapa wanita itu terlihat seperti biasa saja. Sungguh, Jeffrey berharap Jenara melarangnya untuk pergi dengan Raja dan mengajaknya pulang.
"Gampang itumah, udah gausah mikirin aku. Kamu pulang aja sana" raut muka Jeffrey terlihat semakin jengkel.
Lihatlah suaminya ini sedang merajuk. Jeffrey memang membingungkan. Entah lelaki ini tengah cemburu atau tidak. Namun perilakunya yang seperti ini semakin merepotkan Jenara.
Wanita itu tersenyum gemas, "Ayo pulang mas" ia mendekat memeluk lengan suaminya dengan manja.
Jeffrey melirik ke arah Jenara. Melihat istri cantiknya itu dengan mata yang berbinar seperti sedang menggodanya, "Udah aku bilang mau ngopi sama Raja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Substitute, but True Love
Romance"Aku ga akan pernah berusaha untuk jadi dia. Aku mau, kamu cinta aku murni karena itu aku, bukan karena aku mirip dia. Ini aku, dan tetap akan seperti ini" "Rasa nya lebih sakit waktu aku takut kehilangan kamu, daripada saat aku sudah kehilangan di...