tujuhbelas

446 86 22
                                    

Beberapa bulan kemudian....


Xingxu sudah kembali sehat dan sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala, ada xiao zhan dan Yi yang selalu menemaninya.

Begitu pula dengan keadaan Yibo, meski Yibo harus di rawat intensif di rumah sakit yang sudah di rekomendasikan xingxu untuk menjalani perawatan yang tertunda, ada Jackson yang setia menemani sepupunya menjalani pengobatannya.


Xingxu sudah rapi dengan setelan jas warna abu-abu, rambutnya lebih panjang dari beberapa bulan lalu membuatnya terlihat jauh lebih tampan di mata xiao zhan.

"Kenapa hari ini kau tampan sekali?" Puji xiao zhan, ia memeluk leher suaminya dengan mesra, kebiasaannya setiap pagi saat xingxu akan pergi ke kantor.

"Apa begitu? Apa aku harus mengganti pakaianku?" Xingxu sangat mengutamakan perasaan xiao zhan, ia tak ingin xiao zhan sedih karena dirinya banyak di kerumuni wanita-wanita cantik di luar sana.

Zhan menggeleng. "Tidak perlu, aku suka kau yang seperti ini." Ia mengecup pipi xingxu.

Xingxu tersenyum lebar, ia selalu bersemangat memulai harinya karena xiao zhan. "Hari ini Yibo ada terapi dengan dokter Mike, kalau kau tidak keberatan kau bisa menjenguknya bersama Yi."

Zhan mengerutkan keningnya. "Terapi lagi?" Yang Zhan tahu kalau terapi penyakit yang di isap Yibo harus selalu mendapatkan suntikan setiap harinya, bukankah itu menyiksa.

"Jadwal terapinya memang dua kali dalam seminggu, Jackson menghubungiku semalam, mungkin nanti sore aku akan menjenguknya sekalian melihat kondisinya sekarang, semoga saja dia sudah lebih baik." Xingxu hanya ingin Yibo merasakan kehidupan yang sesungguhnya, karena hidup dengan membawa berbagai kebencian dari orang-orang di sekitarnya itu tidaklah mudah, xingxu tak ingin Yibo mengakhiri hidupnya sama seperti yang di alami ayahnya saat ia berumur sepuluh tahun kala itu, kehilangan kedua orang tuanya dalam jangka waktu yang berdekatan bukanlah hal yang mudah untuk xingxu lalui, rasa kehilangan itu begitu menyiksanya, hidup sendirian tanpa orang tua selama bertahun-tahun sampai saat pertama kalinya ia bertemu xiao zhan di tahun pertama ia mengenyam bangku kuliah di New York university semua dunia kelam xingxu berubah, hanya dengan melihat xiao zhan tersenyum sudah membuat hati xingxu bahagia.

Zhan merapikan jas xingxu sekali lagi. "Oke, aku akan menjenguknya bersama Yi nanti siang." Mungkin dengan kedatangan Yi membuat Yibo semakin bersemangat untuk segera sembuh.

"Terimakasih..." Xingxu mengecup bibir xiao zhan dengan mesra.

Zhan tentu saja merona, ia menyukai setiap perlakuan lembut xingxu padanya. "Kau hampir terlambat."

"Aku pergi dulu." Xingxu mengecup bibir xiao zhan sekali lagi sebelum pergi ke kantor.

Zhan tertawa pelan melihat tingkah xingxu yang selalu berhasil membuatnya meleleh dan membuatnya semakin jatuh cinta pada sosok xingxu dari hari ke hari.

"Mommy!" Seru Yi semangat saat memasuki kamar orang tuanya.

"Ya sayang." Zhan langsung menggendong Yi yang sekarang sudah bertambah tinggi.

Yi memandangi wajah cantik ibunya. "Bisakah kita pergi menemui paman Yibo?" Yi sudah tidak cadel lagi, bocah itu semakin fasih berbicara.

"Tentu, nanti siang kita pergi menjenguk paman Yibo, apa yang akan Yi bawa untuk di berikan pada paman Yibo?" Zhan membawa Yi duduk di atas ranjangnya.

"Eumm....bunga lily, bagaimana menurut mommy?" Yi sangat suka bunga lily seperti daddy nya.

"Itu bagus, sekarang Yi belajar dulu bersama uncle Ruth, oke?" Zhan mencium pipi chubby Yi dengan gemas.

FALL-FELL-FALLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang