tigabelas

420 88 66
                                    

Xingxu memacu mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, tidak peduli pada rambu-rambu lalu lintas yang ia abaikan begitu saja, masa bodoh dengan rambu lalu lintas, xingxu tidak peduli dengan keselamatan nyawanya karena yang terpenting baginya adalah keselamatan xiao zhan dan Yi.

Xingxu menghubungi maid di rumah untuk menolak siapapun tamu yang datang sebelum ia sampai rumah nanti.

"Ruth!" Akhirnya teleponnya di angkat.

"Ya tuan?" Ruth, Maid laki-laki yang bertugas membantu Rudolf di rumah xingxu.

"Jika ada tamu datang siapapun itu jangan biarkan dia masuk!" Pesan xingxu panik.

"Maaf tuan tapi paman Rudolf sudah mengizinkan tamu asing itu masuk tadi." Jawab Ruth.

"Apa? Ceroboh!" Umpat xingxu yang terlalu panik.

Xingxu berganti menghubungi nomor ponsel xiao zhan, istrinya harus mengangkat panggilannya kali ini.

Tuut

Tidak di angkat sama sekali, xingxu berdecak frustasi, antara ingin cepat sampai rumah dan juga khawatir tentang keselamatan anak istrinya di rumah.

Xingxu menghubungi nomor ponsel Zhan lagi, berkali-kali, siapa tahu Zhan mau mengangkat nya.

"Apa?" Suara ketus Zhan menyapa.

Xingxu menghela nafas lega, akhirnya di angkat. "Kau dimana?"

"Di kamar bersama Yi!" Sahut Zhan masih ketus.

"Sembunyi di kamarmu, bawa Yi juga, kunci pintunya dan jangan buka kuncinya sebelum aku sampai rumah!" Pesan xingxu terlalu panik, ia bahkan nyaris menabrak mobil lain di depannya.

"Kenapa harus sembunyi, aku tidak mau!" Kukuh Zhan semakin ketus.

"Tolong, ini semua demi kebaikan yi dan juga kau!" Pertama kalinya xingxu memohon seperti ini, ia hanya ingin anak istrinya selamat dari tangan Yibo.

Setelah berpikir sejenak Zhan akhirnya menuruti apa kata xingxu. "Baiklah."

Tuut

Panggilan di matikan, xingxu tak bisa tenang, ia ingin cepat sampai rumah tapi jalanan justru mendadak macet.

"Sial!" Umpatnya marah.

.

.

.

.

Zhan mengunci rapat pintu kamarnya, ia juga menarik gorden jendela kamarnya agar tertutup, ia membawa serta Yi di dalam kamarnya sesuai pesan xingxu saat di telepon.

"Mom, kenapa yi di kulung di cini?" Tanya Yi polos, ia sama sekali tidak mengerti akan situasi tegang seperti ini.

Zhan menempelkan telunjuknya di bibirnya mengisyaratkan agar Yi diam. "Jangan berisik sampai daddy sampai, oke?" Bisiknya amat pelan.

Yi mengangguk, ia langsung menuruti apa kata ibunya.

Zhan bernafas lega, namun telinganya mendengung sesaat ketika mendengar suara yang dulu selalu rajin memanggilnya zhanzhan kini bergema di rumahnya.

Yi menoleh memandangi wajah tegang ibunya. "Kenapa mom?" Tanya bocah itu tanpa suara.

Zhan menggeleng. "Jangan bersuara nak." Bisiknya amat pelan.

Yi mengerti, ia yakin ibunya sedang melindunginya saat ini.

"Tetap diam." Ucap Zhan tanpa mengeluarkan suara.

FALL-FELL-FALLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang