tujuh

477 96 50
                                    

Zhan sudah sadar, ia juga sudah mendengar semua penjelasan dokter tentang kondisinya. Tubuhnya di penuhi luka dan harus di perban, rasa sakit di seluruh tubuhnya tidak xiao zhan rasakan sama sekali, hal yang paling menyakitkan baginya adalah saat harus kehilangan sosok puteri kecilnya yang sudah memberikan hari-harinya penuh warna, kini ia harus kehilangan semuanya.

Entah mimpi buruk apa yang xiao zhan alami sebelumnya hingga harus merasakan pahitnya kehilangan yang jauh lebih menyakitkan di bandingkan saat dirinya hampir meregang nyawa beberapa hari lalu.


Xiao Zhan melarang siapapun untuk masuk ke dalam kamar rawatnya, termasuk xingxu. Xiao Zhan butuh waktu untuk menenangkan hatinya, sungguh, ini terlalu sulit untuk xiao zhan tanggung.

Zhan rindu mendengar suara tawa dan celoteh bayi cantiknya, kini semuanya tak akan bisa terulang lagi.

Biasanya saat pagi hari suara tangisan xuzhan lah yang membangunkan xiao zhan, sekarang tak akan ada lagi tangisan merdu bayinya, semuanya sudah hilang. Dunia Zhan seolah kosong, ini terlalu berat untuk ia tanggung sampai akhir hidupnya.

Tetesan air matanya mengalir deras wajah pucatnya, xiao zhan tidak rela harus kehilangan xuzhan.

"Kembalikan bayiku!!" Rintihnya di sela tangisannya yang menyayat hati.

Tangis kehilangan seorang ibu akan bayinya terlalu pilu, tak akan ada yang mengerti bagaimana perasaan xiao zhan dan xingxu, hanya mereka yang pernah mengalaminya yang mengerti seperti apa rasanya kehilangan seorang anak.

"Aku mau bayiku! Dimana bayiku!!" Jerit xiao zhan berulangkali, ia tak akan pernah rela kehilangan xuzhan selamanya.

Xingxu langsung masuk ke dalam kamar rawat Zhan, tidak peduli Zhan akan mengamuk padanya, ia terlalu mengkhawatirkan kondisi Zhan saat ini.

"Jangan seperti ini...." Tenggorokan xingxu terlalu sakit karena menahan tangisannya, batinnya seolah di banting tanpa perasaan karena harus menerima kenyataan yang ada, puteri kecilnya sudah tiada dan kondisi xiao zhan belum pulih, entah ia akan sanggup melewatinya atau tidak, jujur, ini terlalu berat untuk xingxu tanggung.

"Kembalikan xuzhan, ini sudah waktunya xuzhan minum susu!"

Jam sepuluh pagi adalah waktu xuzhan biasa minum susu sebelum tidur pagi.

Siapa yang akan sanggup melihat betapa hancurnya xiao zhan karena kehilangan puterinya, xingxu tidak bisa melihat xiao zhan terpuruk seperti ini.

"Dengar, xu sudah tenang di sisi Tuhan, jadi....kau harus merelakannya." Air mata xingxu kembali meleleh melihat betapa rapuhnya istrinya sekarang.


Di saat seperti ini xingxu di tuntut untuk menjaga kewarasannya, ia sendiri tidak bisa merelakan kepergian puteri kecilnya tetapi ada xiao zhan dan Yi yang juga terluka atas kematian xuzhan.

Zhan menggeleng, ia tidak bisa menerima kata-kata xingxu. "Apa kau benar-benar menganggap xuzhan susah mati?" Iris kelamnya yang memerah mendelik dingin.

"Katakan, aku harus bagaimana Zhan? Apa kau pikir aku baik-baik saja dengan semua ini, tolong jangan seperti ini....aku tidak sanggup melihatmu seperti ini." Terlalu sulit untuk xingxu tanggung, sungguh.

Zhan memegang erat kedua tangan suaminya, tidak hanya dirinya yang kehilangan xuzhan tapi hatinya memang tak bisa merelakan kepergian puterinya begitu saja, Zhan sangat berharap kalau bayinya selamat.

"Aku ingin bertemu xuzhan sebentar saja...." Lirih Zhan yang kembali menangis.

Andai saja xingxu bisa mengabulkannya ia akan dengan senang hati mewujudkan keinginan istrinya.

FALL-FELL-FALLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang