Sebelas

230 19 0
                                    

halo! terima kasih sudah membuka chapter ini. maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, mohon kritik dan saran nya ya! dan jangan lupa vote dan komen. Enjoy🤍

Hari berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah hari minggu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah hari minggu saja. hari yang seharusnya dihabiskan untuk bersenang-senang malah menjadi hari yang buruk  baginya

Salah satunya adalah laki-laki bertubuh tinggi ini yang baru saja keluar dari kamar tidurnya

Dengan masih setengah sadar, ia berjalan menuju garasi untuk mengambil sebuah kotak berwarna putih bertuliskan p3k

Jika ada yang bertanya, untuk apa kotak itu? yap jawaban nya karna semalam adalah hari buruk yang biasa ia alami

Bangun dengan keadaan punggung penuh dengan bekas cambukan oleh ayahnya sendiri, sangat menyedihkan bukan? tapi ini sudah ia jalani lebih dari 5 tahun lamanya

Kiran kembali ke kamarnya lalu mengunci dirinya disana, ia membuka bajunya dan duduk di depan kaca

Tubuh kurus dengan sedikit otot itu terlihat mengenaskan, matanya menatap datar terhadap tubuh nya itu

"Sabar saja, mungkin nanti ada kesempatan untukku membunuh pria brengsek itu" Kiran mulai mengobati luka-luka itu dengan hati- hati

Meskipun agak sulit, ia bisa menyelesaikannya dengan baik. ia membalut tubuhnya dengan perban lalu memakai bajunya kembali

Tak lama suara ketukan pintu terdengar olehnya "Nak, sarapan dulu yuk?" suara lembut itu selalu membuat Kiran menurut

Kiran menampakkan dirinya di depan pintu kamar nya dan terlihat sosok bunda Kiran yang tersenyum lembut kearahnya

"Dia sudah pergi, kita sarapan dulu ya?" dengan senyuman itu tidak akan dapat menyembunyikan perasaan sedihnya
"Buna nangis lagi?" pertanyaan itu langsung di bantah oleh sang bunda

"Ngga sayang, buna ga nangis. ayo kita sarapan dulu, kamu pasti udah laparkan?" Kiran hanya diam dan mengikuti bunda nya dari belakang

Selama di meja makan, keduanya hanya diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

"Buna ga perlu mengkhawatirkan ku, aku gapapa" Kiran membuka suaranya

Bunda Kiran menatap anaknya kesayangan nya itu "Anak buna cuman 1, cuman kamu nak. gimana buna ga khawatir kamu diperlakukan seperti ini terus?"

Kiran sempat terdiam dan kembali menjawab "Selagi aku masih hidup, semua kekerasan yang dia berikan itu tidak ada apa-apanya"

"Kiran! jangan mengatakan hal yang aneh-aneh!" Ujar bunda Kiran sedikit menaikkan nada bicaranya

Pretty Boyfriend  | CBGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang