Tepat setiap pagi pukul 05.00 Rachel selalu bangun tepat waktu, setelah mandi kurang lebih membutuhkan waktu 20menit Rachel langsung beberes untuk perlengkapan sekolah.
"Pagi semua..," ucap rachel yang terputus.
"pagi juga non rachel,kenapa kaget gitu??" tanya bi niah.
"Mama,papa belum pulang dari semalam bi? rachel ga di kasih kabar sama sekali" tanya rachel memastikan."mungkin nyonya dan tuan ada kepentingan yang mendesak sekali,jadi non tidak di beri kabar" balas bi Niah.
"Okeyy deh, oiyaa bi, aku berangkatnya sekarang aja yaa" ucap rachel dengan senyuman manis.
"ini baru jam 6 kurang, non ada piket??" tanya bi Niah.
"aku setiap hari piket bi, jadi harus berangkat jam segini" bohong Rachel.
"Ya sudah, hati-hati nyari angkotnya, sekarang banyak sopir-sopir yang ganjen" canda bi Niah.
"Halah bibi bisa ajaa,Babay bii" pamit rachel.
BI Niah hanya geleng-geleng kepala saja, rachel memang terkadang sulit sekali untuk mengucapkan salam jika sedang terburu-buru, Rachel selalu berangkat ke sekolah naik angkot, walaupun dari keluarga yang mampu,namun entah kenapa Rachel selalu merasa lebih damai jika menaiki angkutan umum.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
[Sekolah]
perjalanan dari rumah ke sekolah hanya membutuhkan waktu 15menit saja,karna kebetulan hari ini jalanan sangat sepi,jadi rachel bisa sampai pukul 6pagi.
"Mba Rachel ini,selalu jadi orang ke2" ucap bapak satpam di sekolah Rachel,sambil membuka pintu gerbang.
"apa-apaan ni pak,saya baru dateng loh" kaget rachel.
"Orang ke2 yang berangkat pagi,yang pertama tentu saya dong mba" balas pak Yono,sambil ketawa ga jelas.
"kalo saya yang pertama Dateng,nanti bapak di pecat" ucap rachel sambil menakuti pak Yono.
tidak asing lagi,setiap pagi pasti Rachel selalu di sambut oleh orang-orang yang bukan keluarganya, kalau di rumah ada Bu Niah,kalo di sekolah ada pak Yono, walaupun keluarganya lengkap,namun kasih sayangnya selalu merasa kurang menurut rachel.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
[Kelas]
"aku harus buru-buru milih kursi di depan,biar nanti pas di bully aku bisa minta tolong sama Bu Siti" ucap rachel dalam hati.
Bu Siti adalah guru mapel b.indonesia, rachel sudah menganggap seperti mamanya sendiri, namun sialnya..
"culun udah Dateng nih,duduk paling belakang gih" ucap zeaa sinis.
rachel ga habis pikir, bisa-bisanya zea berangkat se pagi ini, sedangkan tadi pak Yono yang bilang sendiri kalau rachel yang datang ke2 setelahnya.
"Iya ze" balas rachel pasrah.
beberapa menit kemudian, satu persatu teman kelasnya rachel mulai lengkap,di situlah drama di mulai.
"tugas matematika gue,udah Lo kerjain semua kan?" ucap salah satu anak buah zeaa
"tugas punya gue udah kan?" tanya silfi.
"kalo tugas yang biologi udah Lo buat tabel kan cel?" lagi dan lagi semuanya bertanya tentang tugas.
ini sudah hal biasa sebenarnya,namun rachel selalu kewalahan untuk mengerjakan semua tugas untuk hari yang sama,mau menolaknya juga tidak bisa, pelan-pelan Rachel menjawab satu persatu.
"udah aku selesaikan semua,tapi untuk jawabannya cuma aku tulis setengahnya" ucap rachel,yang langsung di crocosi zeaa.
"Apa-apaan nih,Lo kan udah janji mau nyelesain semuaa,kalo ga ikhlas ga usah so mau nyelesain" bentak zeaa.
"Lagian cuma 30 soal,apa susahnya di selesain 1hari" cicit silfi.
"Bilang aja ga mau mbantu, uuuuu" teriakan teman-teman satu kelasnya.
Riuh di pagi hari,dan selalu berulang terus-menerus, rasanya cape,sedih,malu, kalau rachel boleh pindah sekolah, rachel pasti sudah pindah dari pertama, tapi rachel selalu memikirkan bagaimana perasaan orang tuannya jika rachel tidak menerima sekolah pilihan mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
[Sore hari]
rachel selalu memilih sehabis pulang sekolah, ia duduk manis di pojok taman dekat rumahnya,sambil membayangkan betapa bahagianya jika ia mendapatkan teman yang sefrekuensi lagi.
"aku kangen kamu deh Al, kalo aja kamu tau aku di rendahkan terus,pasti orang-orang itu akan di habisi sama kamu al" ucapnya dengan sendu,matanya mulai meneteskan air mata satu persatu.
kurang ga ni??lanjut besok lagi yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh[END]🎗️
Teen Fiction[Permata Rachel Anastasya] bukan hanya nama yang indah melainkan keluarga yang Cemara, bentuk fisik yang nyaris sempurna dan kepintaran yang ia punya. Namun tidak ada yang sempurna di dunia ini, Rachel sempat merasakan bahagia dengan lelaki yang sem...