"ini anak kebiasaan banget, kalo mamanya di rumah pasti ga bangun-bangun, giliran di tinggal pergi jam 6 udah di sekolah" gerutu Mama madya di pagi hari.
Keluarga Rachel memang bisa di bilang harmonis, apalagi Rachel anak tunggal dan sudah pasti kasih sayang dari kedua orang tuannya sangat tak terbatas, namun untuk pertemanan rachel sangat tidak beruntung, padahal ia cukup berprestasi di bidang apa sajaa, contohnya dalam berjualan baju dan masih banyak lagi, bahkan walaupun se cape-capenya rachel menyiapkan untuk pre-order, ia selalu bisa membagi waktu untuk mengerjakan tugas, namun segala kesibukannya tertutupi oleh semangat yang di miliki oleh Rachel.
mereka tidak tahu saja, padahal jika rachel sudah nyaman dengan orang itu, ia akan mengeluarkan sifatnya yang sangat membuat jantung anda berbentuk jajargenjang.
"harus buru-buru di siram ini, udah mau setengah enam kok masih di kamar aja" lagi dan lagi mama madya marah-marah sambil menaiki anak tangga untuk menuju kamar rachel.
"rachel, kamu masih hidup kan?" tanya sang mama dengan nada terhura eh terharu.
"buka pintunya dong chel" pinta mama madya sambil mengetuk pintu.
"saiyaa masih hidup kok ma, tenang ajaa, ini rachel udah siap bentar lagi turun kok" teriak rachel dari kamar tidurnya.
"kamu ini, kebiasaan kalo di suruh buka pintu malah teriak-teriak" balasan sang mama, akhirnya Mama madya turun ke bawah untuk melanjutkan membuat sandwich kesukaan rachel.
"Pagi ma, jangan marahin rachel terus dong, ini masih pagi" ucap papa Rendi dengan nada di buat sedih.
"Lagian anak kamu kalo di ajak ngobrol malah jawabnya teriak-teriak, kan harusnya di buka dulu pintu kamarnya" Mama madya mulai menjelaskan, karna rachel adalah anak kesayangan dan tidak akan mungkin ia tega memarahi secara berlebihan.
"haduh iya deh iya, ini sarapannya udah siap belum? papa ada meeting mendadak"
"iya ini sebentar lagi Mateng, duduk dulu dong" balas Mama madya dengan sedikit cemberut, Mama paling ga suka kalo di buru-buru in gini.
"iya ini udah duduk dari kemaren, makanya kalo masak, suaminya juga di perhatikan dong" balas papa Rendi yang tak kalah sewot.
"eh iya ya, maaf deh"
"eh iyaa yaa, miif dih" balas pa Rendi yang menirukan nada bicara mama madya.
"heloo, hamshahamidahh, rachel mau langsung berangkat ya papaku dan mamaku" teriakan rachel dari luar kamar, ia sambil menuruni anak tangga.
"ga ada berangkat duluan, ini Mama udah masak sandwich isi 3 slash beef, kamu kan suka banget cel" balas Mama madya, dengan nada kecewa karna ia sudah masak malah rachel seenaknya langsung ngabruttt berangkat.
"Iyaa okee finee, buat bekel aja yaa" mohon rachel.
"yaudah,kamu minum susu dulu gih, sambil Mama nyiapin bekel"
"oke siapp"
"kamu mau berangkat sama papa apa engga cel?" tawar papa.
"kenapa kaya buru-buru gitu si, biasa aja kalii" canda rachel.
"ini papa ada meeting, kamu mau berangkat sekarang sama papa apa engga?"
"aku berangkat sendiri aja deh, paling cuma 10menit" ngarang rachel.
"mana ada 10menit, ya udah kamu hati-hati naik angkotnya, kalo bisa tempatnya di lap dulu, ga baik buat kesehatan" ceramah papa Rendi di pagi hari.
"mana ada naik angkot pake di lap" sambung Mama madya.
"bener tuh, papa emang aneh" ucap rachel.
"Halah Halah, papa berangkat dulu yaa" Rachel dan mama madya langsung menyalami papa Rendi dengan tersenyum damai.
"hati hati, nanti kalo mau makan siang di anter, bilang aja ya pa" tawar Mama madya.
"Siapp cantik" jawaban dari papa Rendi memang membuat pipi Mama madya merah merona, bahkan rachel yang mendengar juga ikut senyum sendiri.
ga ada angin atau ujan, tapi malah papa Rendi balik lagi, padahal tadi udah bilang kalo ada meeting yang harus buru-buru.
"Cel ini ada cowo yang njemput kamu, dia udah nunggu dari tadi" ucap papa Rendi yang membuat Rachel dan mama madya hanya bisa bertanya lewat lirikan mata mereka ber dua.
Siapa nii yang jemput Rachel???
apa zea??
atau mungkin mahen???
bahkan mungkin silfii??jawabannya ada di chapter berikutnya yaa...
Stay tune ajaa, jangan lupa votee
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh[END]🎗️
Novela Juvenil[Permata Rachel Anastasya] bukan hanya nama yang indah melainkan keluarga yang Cemara, bentuk fisik yang nyaris sempurna dan kepintaran yang ia punya. Namun tidak ada yang sempurna di dunia ini, Rachel sempat merasakan bahagia dengan lelaki yang sem...