hanya perpisahan

9 3 0
                                    


           💗💗 HAPPY READING 💗💗

2 hari setelah Rachel datang, papa dan mamahnya langsung mengajak untuk berjalan-jalan tipis di wisata yang dikenal dengan bakpia, apalagi kalau bukan kota jogja.

"sudah siap cel? sana panggil papa" ucap mama madya.

"okee deh"

"PAPAHHH, AYOOOOO, MAMA UDAH GA SABAR MAU CARI BERONDONG" teriak Rachel dan langsung mendapat cubitan dari mamahnya.

"udah biasa itumah cel, yang penting cintanya cuma buat papah" balas papa Rendi dengan santainya.

"BUCIN TERUSSS" sinis Rachel.

"ngegas terus nih perempuan, makanya nyusul yu"

"kalo ga Sabtu ya minggu" balas Rachel.

"okee jangan lupa undang kita" ucap papa Rendi dengan so lirik-lirik kepada mama madya.

                         •••••••••••••••

Sudah sampai di tempat favoritnya dan mama madya pastinya, bakpia Jogja adalah makanan yang benar-benar bisa ia habiskan dengan waktu sekejap saja, apalagi jika varian bakpia basah keju.

"kamu mau berapa cel? ini 20 boxs cukup?" papa Rendi yang mendengar itu cukup shock sekarang, bukan karena harganya melainkan siapa yang akan menghabiskan walaupun istri dan anaknya suka sekali tapi tidak mungkin jika mereka bisa sanggup menghabiskan puluhan boxs itu.

"banya sekali, mau siapa yang makan?" tanya papa Rendi.

"Kita" jawab Rachel dan mama madya kompak.

"memang bisa bertahan sampai berapa lama? atau mau di vacum saja?" tanya papa Rendi.

"1 Minggu juga bisa, tapi kalo di vacum nanti dipanasin lagi gitu?"

"bisa mba, kebetulan kita juga menyediakan kemasan vacum" balas mba-mba bakpia.

"boleh deh, kalo gitu tambah 10 bungkus lagi ya"

"ya ampun, kamu mau apain bakpia sebanyak itu" bukan mama madya tapi papa Rendi yang tampak bingung sekarang.

"lumayan pa, cuan nih" balas Rachel.

"nanti mau Rachel jualin lagi, siapa tau banyak yang minat" lanjutnya.

"bisnis banget ya emang, yaudah lanjut ke tempat selanjutnya aja, nanti biar di ambil sama om baron"

Om Baron = asisten papa Rendi.

"okee siapp"

                          •••••••••••••••

Setelah berbelanja dan selesai membeli oleh-oleh akhirnya keluarga ini memutuskan untuk pulang kerumahnya.

"perasaan mama kenapa ga enak ya cel"

"kenapa ma?mama kecapean mungkin"

"papa gimana? mau Rachel aja yang supirin?"

"ga papa, tenang aja, kamu tidur aja cel"

"nanti kalo papa ngantuk bisa telfon om Baron suruh gantiin" lanjutnya, dan dibalas anggukan oleh Rachel.

10 menit setelahnya, Rachel dan mamah madya sudah larut di dalam alam mimpinya dan papa Rendi masih berusaha melawan rasa kantuknya.

Tubuhnya sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya dan memutuskan untuk mengambil handphone yang berada pada sisi kirinya, namun naas ia tidak bisa mengendalikan mobilnya karena tertutup rasa kantuknya yang sebisa mungkin ia tahan, namun gagal.

*BRUKKKKKKKKKGHHHH

"ARGHHHHH"

"MAAFKAN PAPA"

"KALIAN HARUS BERTAHAN"

Bus pariwisata yang telah menyerempet dengan kecepatan yang cukup kencang, dan keadaan mobil keluarga Rachel yang benar-benar tidak bisa di deskripsikan lagi.

                             TAMAT.

                   ••••••••••••••••••••••••

Tidak semua hal harus sesuai dengan keinginan kita, begitupun saya, ini adalah cerita pertama namun sempat berhenti di tengah jalan begitu saja, sempat ada masalah yang cukup rumit dan membuat otak saya sempat terhenti untuk melanjutkan cerita ini.

Mohon maaf atas ketidakjelasan cerita ini, namun cerita ini dibuat dengan ketulusan hati saya, ayoo terus kawal saya sampai menjadi penulis yang semestinya ya everyone!!

Saling memberi dan mengingatkan saran-saran yang bisa membangun dan anggaplah kita sebagai teman sekarang!!!

Senang bisa memberikan sedikit khayalan saya kepada kalian, jangan lupa juga membaca ceritaku yang lain yaa!!!

                    ~SE U EVERYONE~

Runtuh[END]🎗️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang