PART 21

1.2K 132 9
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Junkyu berdiri di depan parkiran. Tadi Jihoon memberikan pesan kepadanya kalau cowok itu ada urusan sebentar jadi Junkyu di suruh menunggu di parkiran.

"Lama banget tuh orang" Gerutu Junkyu.

"Lagi ngapain?" Tanya Yedam.

"Eh. Gue lagi nunggu Jihoon" Jawab Junkyu.

Yedam mengangguk paham. "Kalian berdua pacaran?" Tanya Yedam.

Junkyu mengangguk ragu karena ia masih takut mengakui kalau ia dan Jihoon ada hubungan.

"Kalo yang gue liat kalian gak cocok" ucap Yedam membuat Junkyu terkejut.

"M-maksudnya?" Tanya Junkyu.

"Cowok kayak Jihoon gak pantes dapetin lo" Jawab Yedam seraya tersenyum miring.

"Lo itu baik, imut, dan lo juga pinter. Beda sama Jihoon yang tukang emosi dan sering mukul siswa di sini tanpa alasan" Sambung Yedam lagi.

Junkyu menatap Yedam tidak suka. Ia tidak paham mengapa Yedam jadi membandingkannya dengan Jihoon.

"Gue anggap ini pujian buat gue. Tapi masalah Jihoon yang berperilaku kayak gitu gue udah tau dan gue gak masalah toh bagaimana pun juga dia orang yang gue suka" Jawab Junkyu santai.

Yedam menggepal tangannya kuat. Ia emosi mendengar ucapan Junkyu.

Yedam mencoba tersenyum. "Lo mau kapan di ajarin gitar lagi?" Tanya Yedam mengalihkan topik.

"Mungkin gue mau latihan sendiri aja dan makasih karena udah baik hati mau ngajarin gue main gitar" Ucap Junkyu.

"Kok latihan sendiri? Kenapa gak sama gue aja?" Tanya Yedam.

"Kalo orangnya gak mau jangan di paksa." Jihoon menatap Yedam dingin. Ntah sejak kapan cowok itu sudah di sini.

Yedam terkejut melihat Jihoon. "Ouh yaudah, tapi kalo lo mau minta ajarin main gitar, gue bersedia ngajarin" Ucap Yedam.

"Gak perlu. Gue juga bisa ngajarin dia main gitar" Ujar Jihoon yang masih menatap Yedam dingin.

Yedam menatap Jihoon geram, coba saja kalau di sini tidak ada Junkyu sudah sedari tadi ia menghajar Jihoon.

Yedam menoleh kearah Junkyu. "Kalo gitu gue cabut duluan" Ucap Yedam lalu ia melangkah pergi.

"Kita pulang sekarang."

***

Saat sampai di apartemennya, Jihoon menarik lengan Junkyu kasar lalu ia mendorong Junkyu ke atas kasurnya.

"Lo apa-apaan sih?!" Geram Junkyu menatap Jihoon bingung.

Tanpa menjawab pertanyaan Junkyu. Jihoon langsung menindihi Junkyu lalu tanpa permisi ia mencium bibir Junkyu sedikit kasar.

Junkyu menutup matanya membiarkan Jihoon melahap bibirnya.

"Aws..." Ringis Junkyu ketika bibirnya di gigit dengan Jihoon.

Jihoon melepas tautan bibirnya lalu menatap kedua bola mata Junkyu yang selalu bisa membuatnya tenang.

"Gue cemburu. Lo tau kan? Jadi jangan pernah mau dekat sama Yedam"

Junkyu tertegun lalu menganggukkan kepalanya sembari tersenyum manis. Lebih tepatnya tersenyum malu-malu. Argh Jihoon gemas melihat tingkah Junkyu yang seperti ini.

Cup.

Jihoon mengecup bibir Junkyu berkali-kali karena gemas.

"Pipi lo merah" Goda Jihoon yang melihat kedua pipi pacarnya yang merah.

"Rese banget!" Gerutu Junkyu yang memalingkan wajahnya kesamping.

Jihoon terkekeh lalu ia beranjak bangun.

"Gue mau mandi" Ucap Jihoon.

Junkyu mengangguk saja.

"Lo mau ikut?"

Junkyu menggeleng cepat. "Ngga!"

Jihoon mendekatkan wajahnya di telinga Junkyu. "Kalo berubah pikiran lo tinggal masuk aja, kamar mandinya gak gue kunci kok" Bisik Jihoon lalu ia melangkahkan kakinya.

Junkyu yang geram pun mengambil bantal lalu ia melemparkannya kearah Jihoon.

"MESUM LO!"

Jihoon yang terkena hantaman bantal itu pun terkekeh saja dan masih terus melanjutkan langkah kakinya.

Junkyu berjalan mengambil bantal yang tergeletak di lantai, lalu menaruhnya lagi ke tempat asalnya.

"Untung sayang" gumam Junkyu.

***

Jihoon keluar dari kamar mandi sembari mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk.

Junkyu mendongak untuk melihat Jihoon lalu ia tersenyum manis membuat Jihoon menatap heran.

"Lo kenapa?" Tanya Jihoon seraya duduk di sebelah Junkyu.

Junkyu melingkarkan tangannya di pinggang Jihoon. Ia memeluk cowok itu.

"Pajiii~" panggil Junkyu sembil terus menunjukkan senyumnya.

Jihoon yang gemas pun mengelus rambut Junkyu sayang. "Lo mau apa, hm?" Tanya Jihoon.

Junkyu menggelengkan kepalanya. "Gue cuma mau meluk lo" Jawab Junkyu.

"Gue takut hubungan kita ini salah" ucap Junkyu pelan tetapi masih bisa di dengar jelas oleh Jihoon.

Jihoon terdiam sejenak lalu ia menatap manik mata Junkyu dalam. "Lo mau nyerah?"

Junkyu menggeleng cepat lalu ia melepas pelukannya. "Gak mau"

"Terus?"

"Gue mau jujur soal hubungan kita ke nyokap" Jawab Junkyu.

"Tapi disisi lain gue takut mak kecewa karena pacar gue bukan cewek sexy dan bohay. Gue juga takut di benci" Lanjut Junkyu.

Jihoon tersenyum mendengar jawaban Junkyu.

"Percaya sama gue, nggak ada orang tua yang benci sama anaknya sendiri. Nyokap lo pasti nerima lo apa adanya" Ucap Jihoon.

Junkyu tersenyum manis. "Makasih"

Jihoon memeluk Junkyu erat lalu ia mendaratkan kecupan di pipi, kening, hidung dan bibir beberapa kali membuat Junkyu hanya pasrah menerimanya.

"Kalo gue nyuruh lo milih antara mau jadi istri atau suami, lo mau milih yang mana?" Tanya Jihoon.

"Kalo bisa dua-duanya kenapa harus milih" Ucap Junkyu menyengir memperlihatkan gigi putihnya.

"Lo maruk juga ya" Kekeh Jihoon.

Cup.

Junkyu mencium pipi kanan Jihoon.

Jihoon menunjukkan pipi sebelah kirinya. "Dia juga mau di cium" ucap Jihoon.

Junkyu terkekeh lalu ia mencium pipi kiri milik Jihoon.

Cup.

"Ini juga" Jihoon menunjuk bibirnya sendiri membuat Junkyu refleks mendorong Jihoon keras.

"Lo di kasih hati malah minta jantung" Ketus Junkyu geram.

***

Hallo hallo

part kali ini dikit dlu yah😚 otaknya lagi mentok banget😭

seeyou next part gess💖

LOVE SCENERY KISS|| Jikyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang