Kinan badmood bukan karna pacarnya gada kabar atau apapun itu tapi karna temennya dengan terang-terangan jodohin pacarnya itu sama cewek yang Kinan akui cantiknya melebihi dirinya, Kinan insecure dibuatnya.
Vino tersenyum teduh, ia tahu bahwa pacarnya itu tengah insecure dibarengi overthinking yang menjadi perpaduan combo dan Vin harus siap meyakinkan lelaki manis serta cantik di waktu bersamaan itu.
"Adel mas mohon untuk berhenti berlaku seperti itu, bagaimanapun Kinan itu teman dan calon kakak iparmu"
"Adel gak mau punya kakak ipar modelan Kinan mas"
Vino memijit pelipisnya tanda ia mulai pusing dengan kelakuan sang adik yang memang seperti itu adanya, Kinan diam sembari meremat kaos yang ia kenakan, butir bening di pelupuk matanya siap terjun ketika ia berkedip nanti.
"Mas aku duluan ya, masih banyak piring yang belum aku cuci"
Vino tahu pacarnya itu hanya beralasan agar dirinya tak melihat butir bening itu tumpah. Adel melirik Vino dengan tatapan angkuh seperti biasanya, sedari awal Adel memang tidak begitu merestui hubungan keduanya walaupun Adel cukup dekat dengan Kinan.
"Pliss mas mohon sama kamu Del"
"Gak!"
Lantas ia masuk menyusul Kinan yang kini tengah terisak di depan wastafel tempat ia mencuci piring, Adel memilih cuek walaupun disudut hatinya ia merasakan rasa nyeri yang entah kenapa muncul ketika ia melihat Kinan menangis, ia memilih berjalan menuju kamarnya.
Vino secara perlahan menghampiri punggung sempit Kinan yang kini cukup bergetar karena menahan isakan lantas ia memelukanya dari belakang membuat sang pemilik tubuh berjengit kaget.
"Maafin adik mas, pasti kamu sakit hati banget kan"
"Nggak ko mas santai aja, ini emm iya kena air sabun berusan jadinya perih"
Vino mengeratkan pelukannya mencoba meyakinkan bahwa dirinya tak akan meninggalkan Kinan karena bagaimanapun Kinan sudah menjadi bagian dari hidupnya serta menjadi takdir cintanya.
Adel turun dengan membawa tas cukup besar membuat keduanya menatap heran.
"Kemana Del?"
"Ngekos, lagian Adel gak betah lama-lama disini"
"Mmm jangan, biar Kinan aja yang ngekos dan Adel tetap disini"
Vino menatap tak suka ke arah Kinan atas usulan yang ia berikan, Ia tak akan mau berpisah dengan Kinan apalagi setelah ia mengambil cuti untuk 1 minggu kedepan.
"Terserah"
"Adel stop. Ini kehidupan mas kamu gak perlu ikut campur apalagi larang-larang mas"
Nada yang meninggi membuat keduanya sedikit terperanjat, Adel dengan kesal menghentakkan kakinya lalu menuruni tangga dan tanpa pikir panjang ia mengambil sebuah hiasan di atas lemari dan melemparkannya ke arah yang lebih tua membuat Kinan dengan reflek menghadang dengan tubuhnya membuat hiasan tersebut mengenai pelipisnya.
Prangg...
"Asshhh"
Ringisan muncul membuat sang pelempar melongo menatap apa yang dilakukan temannya itu. Vino membola lalu membalik tubuh Kinan agar menghadap dirinya, mendapati pelipis Kinan yang mengeluarkan darah membuat ia menggeram marah.
"Mas udah aku gapapa"
Kinan tahu apa yang akan dilakukan sang pacar maka dari itu ia memagang erat pergelangan tangannya agar ia tetap berada di dihadapannya dan tak meninggalkannya. Sisi temperamen dan juga ringan tangannya akan muncul secara tiba-tiba jika kesayangannya terluka, ia tak akan segan untuk membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] oneshoot
Short StoryONESHOOT BXB! Isinya lebih ke mentahan cerita panjang kayak buat novel gitu, cuma aku anaknya gampang gak mood jadi mampunya cuma oneshoot! Warn!! BxB 💯 Ada nc-nya🤏 Maaf kalo jelek/ tidak ngefeel🙏 Kalo ada kesamaan nama, tempat atau kejadian itu...