duda ganteng

1.1K 26 1
                                    

Cast :
Jovan (T)
Alian (B)

Happy reading!

                 Pagi ini nampak hujan mengguyur kota kembang dengan cukup deras, membuat lelaki bertubuh pendek itu mengeratkan selimutnya tanpa berniat untuk bangun. Ia memilih untuk meyelami dunia mimpinya yang sempat terganggu.

Kini jam menunjukkan pukul 9 setelah dirinya kembali tertidur di jam 6 tadi. Ia berjalan ke arah kamar mandi setelah 15 menit termenung guna mengumpulkan seluruh nyawanya.

"Bang Ilan kemana dah"-gumamnya sebelum masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan aktivitas mandinya. Saat ia bangun tadi  hanya kesunyian yang ia perolehnya karena biasanya ada sang Kakak yang berisik dan selalu mengoceh kala dirinya bangun lebih siang.

10 menit baginya cukup untuk membersihkan diri, ia berjalan ke arah lemari mengambil satu kaos juga celana pendek. Setelahnya berjalan keluar kamar dan tak mendapati kakak laki lakinya itu.

Ia membuka pintu kulkas mengambil satu telur dan beberapa sosis.

"Kebiasaan banget kalo pergi gak pernah ninggalin makanan, dia lupa apa gimana dah kalo punya adik seganteng gue ini"-ucapnya sembari menyimpan wajan diatas kompor dan menuangkan sedikit minyak untuk memasak telur dan sosis. Fyi dia ini gak suka makan nasi, paling kalo makan sama kentang buat karbohidratnya.

Setelah selesai ia membawanya menuju ruang tamu, menyalakan televisi guna menemaninya sarapan. Sebuah acara ternama korea yang selama ini menjadi favoritnya menjadi teman sekaligus penghibur acara sarapan paginya. Sesekali ia tertawa dengan lelucon dalam acara tersebut.

"Kentang dah abis duhh, gak kenyang kan jadinya"-ucapnya setelah menghabiskan makanannya.

Ia berjalan menuju wastafel dan mencuci wajan serta piring yang ia gunakan sebelumnya lalu menyimpannya kembali ditempat semula dan setelahnya kembali  berjalan meninggalkan dapur menuju ke kamar miliknya.

Ponsel diatas lemari kecil itu nampak bergetar menandakan seseorang menelponnya. Ia mengambilnya dan disana tertera nama Bang Ilan membuatnya segera menggeser tombol hijau.

"Halo bang"-ucapnya kala sambungan itu terhubung.

"Iya halo. Dek ke supermarket yaa hari ini, bahan makanan udah pada abis. Uangnya abang simpen ditempat biasa"-ucap sang kakak dari sebrang to the point. Nampak terburu-buru.

"Hmm"-jawabnya malas.

"Yaudah kalo gitu abang tutup ya"-ucapan sang Kakak langsung terputus kala adiknya itu memencet tombol merah. Memang tidak sopan tapi ya begitulah keduanya, sering bertengkar namun tetap perhatian satu sama lain.

Ia berjalan menuju kamar sang kakak yang berada tepat didepan kamarnya. Masuk dan mengambil beberapa lembar uang di dalam kotak yang berada di atas meja.

"Ini kalo belanja sendiri pasti disangka bocil, deuh semoga gak diusir lagi"-ucapnya sembari berjalan keluar.  Sebelumnya ia pernah berbelanja namun dibuat tidak nyaman karena tatapan beberapa orang yang menyangka dirinya anak smp karena tingginya yang minim. Ia juga sangat ingat ketika seseorang memanggilnya dengan sebutan adek dan menyuruhnya untuk kembali ke sekolah karena disangka masih smp oleh mbak mbak spg. Setelah kejadian itu ia lebih sering meminta bantuan sahabatnya yang titan untuk mengantarnya berbelanja sebagai antisipasi kalau kalau dirinya disangka anak smp lagi.

[BL] oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang