Si Bujang lapuk dan kucing putihnya

125 4 0
                                    

      Raja Febian Pramudito, anak tunggal kaya raya yang sampai sekarang masih betah tanpa pendamping. Keluarganya sudah tentu bertanya tentang pasangan hidupnya namun ia tetap menjawab bahwa ia masih senang melajang.

Sore ini Raja baru kembali pulang dari acara meeting bersama kolega penting mengenai projek kerja sama yang sudah direncanakan sejak satu bulan yang lalu. Ia membuka pintu besar dan seperti biasa tak ada yang menyambutnya, bahkan bibi pengurus rumah saja sudah pulang pukul empat tadi.

Ia berjalan masuk menuju kamar miliknya, rumah yang kini ia huni cukup luas namun sepi karena penghuninya hanya sendiri.

Ponsel miliknya berdering sesaat setelah ia simpan di atas nakas miliknya, membuat sang pemilik mau tak mau mengambilnya kembali. Nama mommy terpampang dilayar ponsel pintar itu lantas ia menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ke arah telinga.

"Halo mom"

"Halo sayang"

Suara dari sebrang dapat ia dengar dengan jelas, suara merdu milik surganya menyapa indra pendengaran dengan begitu jelas.

"Kenapa mom"

"Kamu kapan kenalin calon istri kamu sama mom?"

Yang lebih mudah mendengus sebal, pertanyaan yang sudah lebih dari 10 kali sang mama lontarkan selama seminggu terakhir.

"Nanti Mom lagian aku juga baru 30 tahun"

"Papamu 30 tahun udah punya kamu dulu"

Raja membawa dirinya menuju tempat penyimpanan aksesoris yang berada di sebelah walk in closet lalu membuka jam mahalnya dan menyimpannya. Ia menyimpan ponselnya pada meja disana dan menggunakan fitur loudspeaker.

"Beda mom"

"Sejujurnya Mom nggak masalah dengan orientasi seksual kamu, semisal kamu emang suka yang lain ya Mom gak ada masalah. Papamu juga ngebebasin kamu mau sama cewek atau cowok yang penting kamu bahagia"

"Aku bahagianya sendiri mom"

Sang ibu tertawa ringan, membuat Raja yang membuka dasi miliknya sedikit tertegun. Apakah ada yang lucu atas perkataannya, Raja rasa tidak ada lantas mengapa sang ibu tertawa.

"Gaada yang bahagia sendiri, manusia itu setidaknya punya satu orang yang bisa dia jadikan dunianya dalam artian dia bisa jadi teman, sahabat, pacar, kakak, atau bahkan orang tua. Coba pikirkan baik baik pasti hati kecil kamu gak bisa ngelak itu semua"

Mendengar itu Raja terdiam lalu mengingat kapan terakhir kali dirinya memiliki seseorang itu, ingatannya berkelana sampai di masa SMA beberapa belas tahun yang lalu. Ia menyukai seorang peremuan cantik bernama Mina, bisa dikatakan Mina itu cinta pertamanya Raja. Namun sayang beribu sayang Raja harus patah hati karena Mina memiliki kekasih yang nyatanya sahabatnya sejak SMP. Sejak itulah ia tak pernah lagi memikirkan cinta, karena definisi cinta menurutnya adalah menebar luka dengan disengaja.

"Nahkan diem, yasudah mom tutup ya telponnya. Kamu istirahat yang cukup biar gak sakit"

"I-iya mom"

Sambungan terputus Raja mengambil ponselnya lalu menyimpannya di nakas kamar miliknya, ia akan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat aktivitas seharian ini.

10 menit kemudian ia sudah kembali dengan piyama mandi serta handuk yang tersampir di kepalanya untuk mengeringkan rambutnya, ia berjalan menuju jajaran piyama tidur yang nampak mahal. Ia mengambil satu berwarna hitam lalu memakainya, ia membawa dirinya duduk di kasur king size miliknya dengan tangan menggosok rambutnya dengan handuk.

[BL] oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang