salah paham

72 5 0
                                    

     Fauzan Tenggara, nama yang Indah dan cocok untuk pemiliknya. Fauzan dikenal sebagai ketua kelas yang mengayomi para penghuni kelas 12 mipa 4, kata bijaksana melekat pada namanya. Namun, sesuatu yang besar, sesuatu yang hanya dapat dirasakan orang-orang tertentu menjadi rahasianya. Penasaran rahasia apa yang disembunyikan ketua kelas kita ini? Kalo begitu mari simak bagaimana kisahnya.

🦁🐣

          Pagi hari Raka sudah berjalan santai dari parkiran menuju kelasnya, walaupun jam masih menunjukkan pukul 6.20 dan masih terlalu pagi untuk murid seperti Raka yang selalu datang mepet bel masuk itu sudah berada disekolah.

"Ini kalo bukan si Fauzan yang nyuruh mana mau gue dateng pagi buta gini"-gerutunya setelah kembali membaca pesan yang beberapa waktu lalu masuk pada ponsel pintarnya. Ia berjalan memasuki kelas dan menemukan lelaki lebih tinggi darinya tengah menyusun sesuatu diatas meja.

"Buset, dateng jam berapa lo?"-tanya Raka setelah duduk disebelah lelaki yang masih fokus pada pekerjaannya itu.

"Dari setengah jam yang lalu."-jawabnya tanpa menolehkan pandangannya.

"Ini buat apaan dah?"-tanya Raka sembari mengambil satu kotak yang belum di susun.

"Kamu lupa kalo hari ini kita disuruh ngumpulin projek matematika?"-tanyanya membuat Raka mengernyit guna mengingat.

"Oh iya, jadi gimana?"-tanya Raka sembari berdiri dan berjalan ke hadapan Fauzan, berniat membantu.

"Kamu pegangin aja supaya gak jatuh biar saya yang kasih lem"-ucapnya dan diangguki Raka. Raka memegang balok tersebut guna menahan agar tumpukan yang sudah cukup tinggi itu tidak hancur. Namun, Fauzan melupakan sesuatu, sesuatu yang sangat penting, ia melupakan fakta bahwa tangan Raka adalah tangan penghancur terbukti dengan keadaan projek mereka yang hancur total karena Raka tak sengaja menyenggol bagian lain dan membuatnya runtuh seluruhnya, hal itu membuat Fauzan mrnggeram kesal.

Raka menutup mulutnya menggunakan tangannya lalu pandangannya tertuju pada seseorang dihadapannya yang kini menatapnya tajam.

"So-sorry tangan gue gak sengaja"-ucap Raka sembari menunduk takut, jujur saja selain takut pada ayahnya Raka juga takut pada teman sekaligus ketua kelasnya itu.

"Duduk!"-ucapnya dengan intonasi tinggi, Raka menurut takut lalu duduk disebelah Fauzan. Matanya tertuju pada projek yang baru saja ia hancurkan, Fauzan menata ulang tanpa banyak berbicara meninggalkan Raka dengan keterdiamannya.

Beberapa murid nampak berdatangan, Fauzan masih sibuk dengan kegiatannya sedangkan Raka kini tertidur pulas membuat siapapun yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala, sudah biasa. Fauzan menoleh dan tersenyum tipis.

"Ka"-panggilnya dengan suara lembut. Raka sedikit terganggu namun lagi-lagi memilih untuk tertidur.

"Bangun, sebentar lagi ada guru"-ucap Fauzan setelah membereskan peralatan yang ia gunakan sebelumnya.

"Ck ganggu aja sih lo"-Raka terbangun dan mendecak kesal, lalu berjalan keluar dengan sempoyongan karena nyawanya baru terkumpul setengah.

Pandangan Fauzan tak lepas dari Raka yang kini kembali dengan muka basah habis cuci muka, memberikan sebuah tissue yang ia ambil dari tasnya dan dengan senang hati Raka menerimanya.

"Thanks"-Raka berucap, lalu setelahnya duduk dengan tenang menunggu guru mata pelajaran masuk. Fauzan dengan Raka memang berada di satu bangku yang sama, keduanya juga merangkap sebagai ketua dan wakil ketua kelas. Raka heran mengapa dirinya bisa terpilih sebagai wakil ketua kelas padahal kelakuannya saja tidak mencerminkan sebagai sesosok wakil pemimpin.

[BL] oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang