Ojek Online

238 5 0
                                    

Pukul 6.15 Bian sudah siap dengan seragam putih abunya, sudah rapi seperti biasanya. Memang terlalu pagi namun hal tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi remaja bernama lengkap Abian Januar itu, bahkan ia bisa datang ke sekolah lebih pagi karena biasanya anggota ekskul tataboga membagikan makanan bagi siapa saja yang datang lebih pagi. Lumayan makanan gratis pikirnya seperti itu.

"Jalan apa pesen ojol?"

Tanyanya entah pada siapa, lalu berjalan keluar gerbang kos-annya. Sebagai anak rantau ia harus pintar mengelola keuangan karena jika ia berfoya-foya dan kehabisan uang sudah dipastikan ia akan berpuasa sampai kedua orang tuanya mengirimkan uang bulanan.

"Pesen ojol aja dah, lagian kemarin ibu udah ngirim uang"

Ia membuka aplikasi pada ponselnya lalu memesan ojek online yang ternyata lokasinya tak jauh dari ia berada. 5 menit kemudian mobil civic turbo datang dengan gagahnya lalu berhenti di hadapan Bian, membuat remaja itu terbelalak kaget.

"Busett gue pesen motor bukan civic gini"

"Dengan Abian"

"I-iya"

Rasanya dunia Bian berhenti sejenak, lalu tak lama ia sedikit memundurkan diri kala sang pengemudi keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Bian.

"Kan saya pesen motor kenapa datengnya civic gini Mas"

"Motor saya lagi di cuci hehe, lagian sekalian ke kampus juga"

"Owalah"

"Ayo masuk"

Bian masuk ke dalam mobil tersebut dengan sedikit bergetar, mimpi apa ia semalam bisa naik mobil sebagus itu.

"Tujuannya SMAN 3 GARUDA betul?"

"I-iya mas"

"Sksksksk santai aja dek, gak usah gugup gitu"

"Masnya juga ngagetin, nanti apa kata temen saya kalo dianter mobil sebagus ini"

"Ya tinggal jawab aja dianter ojek online"

"Mana percaya mereka mas"

"Yaudah bilang dianter pacar"

Blushhh

Pipi dengan kulit berwarna putih itu menampilkan semburat merah yang nampak samar, Bian memalingkan wajahnya enggan bersitatap akibat rasa malunya.

"Mas nya ada ada aja"

"Hehe gitulahh"

"Oh ya, saya lihat masnya bukan orang biasa deh ko bisa jadi driver ojol gini"

"Gabut aja sih, sekalian nyari temen ngobrol"

"Orang kaya gabutnya emang beda"

"Emang masnya kenapa sampe nyari temen ngobrol"

"Saya gak punya temen di kampus tuh, mereka segan ngobrol sama saya padahal mah saya seneng kalo bisa temenan sama mereka tanpa pandang status"

"Emang masnya siapa?"

"Ohh saya mah biasa aja cuma anak pemilik univ hehe"

"Hah?"

Bian terdiam ia sedikit mencerna apa yang baru ia dengar sebelumnya.

"Universitas apa mas?"

"Indosit university hehe"

Diam lagi, waduhh Bian ingin segera turun, rasanya sudah seperti satu ruangan dengan Presiden saja mana tadi ia bersikap kurang sopan lagi, sang driver menyadari keterdiaman penumpangnya lalu mendengus sebal.

[BL] oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang