crash

47 1 0
                                    

Hari esok sudah mulai libur dan pastinya berdampak pada kondisi jalanan yang penuh dan macet, Bayu Eka Renjana mengakui hal tersebut benar adanya karena gimanapun ia sekarang terjebak macet dan waktu masuk kerjanya sisa 15 menit kalo kesiangan ya ucapkan selamat tinggal pada kerjaannya itu.

Ia menyalip banyak mobil mengikuti pemotor di depannya, sampe akhirnya motor vario merah yang ia pake gak sengaja ngegores mobil putih yang cuma punya satu pintu. Mampus tu mobil mahal. Mau kabur tapi macet jadi terpaksa ia berhenti disebelah mobil itu dan minta maaf sekaligus ngasih nomer hp buat ngobrolin ganti rugi nanti. Walaupun dia yakin uang ganti ruginya butuhin gaji dia selama sebulan kedepan.

"Mas maaf saya gak sengaja, mas simpen nomer hp saya ya nanti hubungi saja. Saya buru-buru kalo nggak bisa di pecat, misi mas"

Tanpa menunggu jawaban Bayu segera melesatkan motornya menjauh mengikuti pemotor lain, meninggalkan si pemilik mobil yang kini tersenyum menyeringai.

"Cari informasi lelaki tadi"

Yang mendapat perintah hanya mengangguk, ia tak mungkin membantah permintaan si tuan besar.

Kemacetan masih berlanjut, Bayu terus mencoba membawa motornya agar tak kesiangan dan bersyukur bahwa ia bisa sampai tepat waktu. Ia menghela nafas lelah serta mengelap keringat yang mengucur di dahinya sebab berada di kemacetan terlalu lama.

"Macet banget ya"

Kakak seniornya berucap setelah melihat kedatangannya, Bayu mengangguk setuju dengan nafas masih terengah.

"Capek kak"

"Nih minum"

Bayu mengambil alih botol mineral tersebut dan segera meminumnya, meneguk rakus hingga menyisakan setengahnya.

"Makasi kak"

"Yuk masuk"

Bayu mengikuti seniornya dan mulai bekerja seperti biasanya, di tempat kerjanya memang tidak diperbolehkan menggunakan ponsel maka dari itu ponselnya ia simpan di loker yang berada di luar ruangan atau bahkan di bagasi motornya.

Waktu berjalan cepat tujuh jam setengah berhasil Bayu lalui tanpa memegang ponsel, ia membuka beberapa aplikasi chat dan menemukan nomor asing yang meminta nya untuk bertemu, ahhh perihal mobil tadi pasti.

"Ck baru inget habis nyerempet mobil orang"

Ia segera membawa motornya itu untuk pulang, mandi lalu berganti pakaian dan segera ke tempat yang memang sudah disepakati sebelumnya.

"Capek banget"

Keluhnya namun tetap berjalan dengan menyambar kunci motornya dan segera melesat ke salah satu restoran mahal yang tak jauh dari kediamannya.

"Maaf saya terlambat"

Bayu tersenyum canggung lalu duduk setelah dipersilahkan.

"Jadi?"

Bayu hanya menatapnya bingung, apa yang lelaki mapan serta tampan ini maksudkan.

"Maksud bapak?"

Yang dipanggil bapak merasa tersinggung, mimik mukanya nampak berubah sedikit menyeramkan. Tatapan tajam dengan aura mencekam mulai Bayu rasakan.

"Saya tidak setua itu untuk kamu panggil bapak"

Tekannya membuat Bayu bingung harus berbuat apa, ia menggaruk tengkuknya lalu melirik lelaki lain yang berdiri tak jauh dari keduanya berada.

"Maaf, lantas saya harus memanggil anda apa?"

Bayu sedikit menunduk dengan tangan yang memilin kemeja kebesaran yang ia gunakan, belum apa apa sudah terintimidasi.

[BL] oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang