Bab 6

928 92 1
                                    

Jam masih menunjukan pukul 4 sore namun Zio sudah berada di mansion karena pekerjaannya sudah selesai jadi dia memilih untuk pulang saja, tetapi saat sudah berada di rumah dia bingung akan melakukan apa karena di mansion tak ada siapa-siapa.

"Gabut banget keluar deh nyari apaan gitu" ucapnya lalu keluar dari kamar menuju ke bawah.

"Kebiasan banget sepi gini, gini kali ya orang kaya engga betah di rumah" ucap Zio saat melihat di mansionnya sepi.

Zio pun memilih untuk menggunakan mobil saja entah tujuannya kemana yang jelas dia hanya ingin berjalan-jalan saja.

"Beli minuman aja kali ya" ucapnya lalu mengemudikan mobilnya menuju restoran di depannya.

Zio pun keluar dari mobil lalu berjalan menuju ke dalam restoran yang menurutnya memiliki desain yang lumayan bagus di dalamnya juga terdapat anak-anak sekolah yang sibuk berfoto mungkin untuk di upload di sosmednya, Zio memesan minuman terlebih dahulu dia memilih untuk berdiri saja karena hanya membeli minuman.

"Zio" panggil seseorang membuatnya membalikan badan dan memfokuskan pandangannya menatap orang tersebut.

"Dia Aji sama Devira kan tunangan Zio yang asli, oh jadi cwo ini yang udah ngerebut pacar Zio bisa gitu ya" batin Zio lalu dia pun berjalan menuju ke dua orang tersebut.

"Iya kenapa?" tanya Zio dengan santai.

"Lo liat dia kan?" tanya Aji sambil melirik ke Devira yang di ikuti oleh Zio.

"Iya kenapa?" tanya Zio.

"Dia lebih milih Gua daripada Lo dan asal Lo tau bahkan orang-orang lebih mihak Devira buat sama Gua daripada sama Lo, karena mereka tau kalo engga pantes buat cwe sesempurna dia" ucap Aji dengan bangga seakan-akan ingin membuat Zio emosi.

"Kayanya Zio yang asli bakal emosi deh kalo di gituin, kita mainkan peran ya" batin Zio.

"Oh terus Gua harus ngapain?" tanya Zio membuat Aji terdiam.

"Kenapa dia engga emosi kaya biasanya ya?" batin Aji.

"Udah kan pesenan Gua juga udah jadi" ucap Zio

"Buat kamu selamat dan maaf belum bisa ngelakuin yang terbaik, terkadang omongan orang lain itu penting untuk kita sadar diri tapi ada kalanya kita menutup telinga agar sesuatu yang kita jalani tak terpengaruh oleh orang lain karena itu hanya akan menjadi duri di dalamnya" lanjutnya lalu mengusap rambut Devira dan berlalu pergi dari sana mengambil pesanannya.

"Sebentar dek saya ambilkan kembaliannya dulu" ucap kasir membuat Zio meminumnya terlebih dahulu karena haus.

Zio melihat sekeliling sambil meminum minumannya sedangkan tingkah Zio sedari tadi menjadi pusat perhatian apalagi wajah Zio yang terkesan cute seperti oppa korea bahkan anak sekolah sedari tadi tak lepas memandang ke arah Zio.

"Oppa Zio" teriak mereka membuat Zio mengedip-ngedipkan matanya dan itu membuatnya tambah lucu.

"Darimana mereka tau namaku, emm mungkin gara-gara Aji" batin Zio.

Zio pun menganggukkan kepalanya kepada mereka tak lupa memberikan senyuman manisnya membuat matanya seperti bulan sabit.

"Dek ini kembaliannya" ucap kasir.

"Iya terimakasih" jawab Zio.

"Balik dulu ya" pamit Zio pada mereka di balas lambaian tangan oleh mereka hal itu membuat Zio menggelengkan kepala karena tingkahnya.

"Lucu banget" gumamnya lalu kembali memasuki mobil.

Sedangkan Devira sedari tadi hanya diam saja apalagi dengan perilaku Zio yang menurutnya sangatlah berbeda.

"Dia kenapa? Bahkan dia tak terlihat cemburu sedikitpun" batin Devira.

"Dan dia terlihat berbeda dengan pakaian santai seperti tadi bahkan dia sampai di panggil adik, semuda itu kah dia" batinnya.

Sedangkan Zio tengah asik bernyanyi di dalam mobilnya sesekali dia meneguk minuman yang masih cukup banyak.

"Hari yang cukup menyenangkan" ucap Zio sambil mengemudikan mobilnya hingga tak lama dia pun sampai di mansionnya lalu bergeges masuk ke dalam kamar.

Zio

Devira


Aji

Zia Or ZioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang