Bab 32

876 58 6
                                    

Malam hari Zio memilih untuk keluar mencari makanan karena dia tengah malas memasak entah lah terlalu cape membuatnya selalu merasa malas, hanya berbekal uang beberapa lembar dia keluar hanya dengan jalan kaki anggap saja untuk mengurangi polusi.

"Hari ini rame banget dah mentang-mentang malam minggu" ucap Zio yang menikmati udara malam di temani oleh kebisingan kendaraan bermotor.

Di sepanjang jalan banyak gerobak jualan dengan berbagai jenis makanan dan juga minuman membuat Zio bingung ingin makan apa.

"Mendingan beli cemilan dulu kali ya baru duduk-duduk santai" ucap Zio lalu membeli beberapa cemilan seperti cireng isi, batagor, telor gulung, tahu pocong dan jus buah.

"Udah banyak tinggal nyari tempat duduk" ucap Zio lalu berjalan menuju ke teman mencari tempat duduk dan dia menemukan satu bangku panjang walaupun ada seseorang yang duduk di sana namun Zio tetap duduk di sampingnya.

"Numpang duduk Ka" ucap Zio yang duduk dan menaruh makanannya di tengah membuat seseorang tersebut menengok ke arahnya.

"Arzi" panggilnya membuat Arzi menatap ke arah sumber suara.

"Loh Siska? Ketemu Mulu jodoh ya" ucap Zio membuat Siska menepuk bahunya.

"Bisa engga jangan nepuk bahu sekali-kali tepuk Pramuka gitu" ucap Zio.

"Ngapain di sini?" tanyanya.

"Nyuci baju" jawab Zio asal sambil memasukan cireng ke mulutnya.

"Ish serius" kesalnya.

"Pengen banget Gua seriusin" jawab Zio.

"Engga tau lah ngeselin" ucapnya lalu dengan tiba-tiba Zio menyuapi Siska dengan cireng.

"Kunyah jangan ngoceh mulu" ucap Zio membuat Siska mau tak mau mengunyahnya.

"Lo sendiri kenapa di sini? Pasti jomblo ya jadi malem minggunya sendirian?" tanya Zio sekaligus meledek Siska membuatnya mencubit pinggang Zio.

"Galak banget huh" ucap Zio melanjutkan memakan jajanannya, namun sedari tadi Zio merasakan jika Siska tengah melihat ke arahnya membuat Zio mengangkat kepala.

"Mau?" tanya Zio namun dia hanya menggelengkan kepala.

"Buka mulutnya" ucap Zio menyuapi Siska.

"Enak kan?" tanyanya yang di angguki oleh Siska.

"Lo itu cantik kenapa masih mengharapkan seseorang yang engga pernah ngeliat Lo sama sekali" ucap Zio tiba-tiba membuat Siska menatapnya.

"Maksudnya gimana?" tanya Siska.

"Cinta memang membuat orang bodoh akan dirinya sendiri bahkan cinta terkadang membuat orang lebih mementingkan orang yang di cintainya daripada dirinya sendiri, tentang itu jalan hidup Lo dan cerita hidup Lo, Gua hanya sebatas menasehati soal Lo mau terima atau engga itu hak Lo" ucap Zio.

"Gua hanya sebatas penonton di kehidupan Lo jadi jangan di ambil serius apalagi di ambil pusing" lanjut Zio lalu kembali memakan jajanannya.

"Memang cinta semenyakitkan itu bahkan di sini aku sudah mengorbankan segalanya untuk dia tapi sedikit pun tidak pernah di lirik olehnya" batin Siska.

"Udah jangan ngelamun mulu ini di makan masih banyak loh" ucap Zio lalu Siska pun kembali memakan jajanannya.

Setelah selesai makan tak ada obrolan sama sekali mereka sama-sama, kini Zio memandang ke anak kecil yang tengah terdiam membuatnya bangkit dari tempat duduk lalu menghampirinya mengabaikan Siska yang menatapnya sedari tadi.

"Mau itu?" tanya Zio kepada anak tersebut membuat dia mengangguk mengiyakan.

"Bentar ya Abang beliin" ucap Zio membuat anak tersebut tersenyum lalu dia berlari membeli mainan tak lama dia pun kembali.

"Nih Abang beliin balon sama tembakan air" ucap Zio lalu memberikan mainan itu kepada anak kecil.

"Makasih Abang" ucapnya yang kini memeluk Zio.

"Nama Abang siapa?" tanyanya.

"Nama Abang Arzi, terus nama kamu siapa?" tanya Zio.

"Nama Aku Rio Bang" jawabnya.

"Rio sekarang pulang ya kasian nanti orang tua kamu nyariin" ucap Zio.

"Iya Bang, Aku pulang dulu ya makasih Bang buat mainannya" ucap Rio.

"Iya sama-sama, hati-hati ya jangan lari" jawab Zio lalu Rio pun pergi dari sana dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, membuat Zio ikut tersenyum lalu kembali duduk di samping Siska yang sedari tadi melihat ke arahnya.

"Kenapa? Naksir ya sama Gua" ucap Zio membuat Siska menjitak kepalanya.

"Kepedan banget" ejeknya.

"Biarin, Gua balik deh udah jam segini juga" ucap Zio lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Ikut" ucap Siska tiba-tiba membuat Zio menghentikan langkahnya.

"Apaan oy" ucap Zio bingung.

"Ikut, Aku engga ada temen" rengek Siska.

"Jangan ngerengek gitu noh di liatin orang lain nanti di kira Gua macem-macem" ucap Zio kesal.

"Kamu engga bawa kendaraan?" tanya Siska karena Zio hanya jalan saja.

"Engga jalan juga deket" jawab Zio.

"Tapi Aku cape" rengek Siska membuat Zio menghela nafas lalu berjongkok di depan Siska.

"Naik" ucap Zio dengan senang hati Siska menaiki punggung Zio dengan senang hati lalu melingkarkan tangannya di leher Zio.

"Naik" ucap Zio dengan senang hati Siska menaiki punggung Zio dengan senang hati lalu melingkarkan tangannya di leher Zio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zia Or ZioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang