Bab 27

533 50 2
                                    

Beberapa hari setelah pertandingan Zio di sibukan dengan kesibukan barunya kali ini dia ingin mengontrol kontrakan yang tengah dia bangun di tanah yang belum lama dia beli.

Dengan beberapa fasilitas yang cukup memadai membuat kontaran Zio sudah beberapa di datangi orang untuk tinggal di sana.

Setiap kamar terdiri dari ruang tamu, 2 buah kamar, dapur dan juga kamar mandi dalam tak hanya itu saja Zio pun menyediakan peralatan dapur walaupun tidak lengkah dan  juga kasur.

"Pak maaf itu kasur sudah sampai?" tanya Zio kepada salah satu tukang bangunan.

"Udah Mas, udah di taruh dalem juga, monggo Mas bisa di lihat dulu" jawabnya lalu Zio pun masuk di temani olehnya.

"Empuk juga kasurnya" ucap Zio saat duduk di atas kasur.

"Ini si ya Mas kalo saya kerja di sini mau lah ngontrak di sini apalagi fasilitasnya cukup lengkap dan murah" ucapnya.

"Kepuasan konsumen paling utama Pak" ucap Zio lalu kembali melihat beberapa sudut.

"Kalo air aman Pak?" tanya Zio.

"Alhamdulillah airnya besar mas terus jernih juga jadi penghuni engga akan kekurangan air" jawabnya.

"Alhamdulillah mungkin nanti seminggu sekali bisa di cek keadaan airnya" ucap Zio.

"Kalo boleh tau sebulan ini berapa Mas?" tanyanya.

"600 ribu Pak, listrik di tanggung penghuni" jawab Zio.

"Tuh kan murah banget" ucapnya.

"Hahaha bisa aja Pak" ucap Zio lalu dia pun kembali ke unit lainnya.

"Yaudah Pak gitu aja saya pamit pulang terimakasih sudah bekerja dengan baik semoga nanti hasilnya berkah juga buat kita semua" ucap Zio.

"Saya yang makasih Mas udah ngasih tukang bayaran lebih" ucapnya.

"Itu rejeki kalian" ucap Zio lalu menyalami tangan mereka dan pergi dari sana.

"Jarang banget ngeliat orang kaya, ganteng tapi punya sopan santun kaya gitu apalagi mau cium tangan juga sama kita yang cuma sebatas buruh kasar" ucapnya di setujui oleh yang lainnya.

Zio mengemudikan mobilnya menuju rumah dia akan membersihkan diri terlebih dahulu lalu menyusul orang tua dan juga Vivi yang kini sudah berada di mall.

Sampai di rumah Zio membersihkan diri lalu setelah selesai dia kembali melanjutkan perjalanan menuju ke mall dengan menggunakan mobilnya tak lama dia pun sampai namun sebelum menemui mereka, Zio menuju ke tempat perhiasan untuk membeli perhiasan untuk orang tuanya dan orang tua Vivi tak hanya itu Zio pun membeli sepatu yang sama untuknya dan Bapak Ahmad sedangkan untuk Vivi Zio membelikan tas.

Zio berjalan menuju ke restoran tempat mereka makan sebelumnya Vivi sudah memberi tahu dimana restorannya membuat Zio langsung berjalan ke sana dengan tangan yang di penuhi kantong belanja.

Zio menatap sekeliling mencari keluarganya namun tak sengaja dia melihat jika keluarganya yang dulu tengah berada di sana hanya terhalang oleh jalan saja membuat Zio harus memantapkan diri untuk melangkah.

"Pak Bu" panggil Zio kepada orang tuanya bukan hanya mereka saja yang menengok tapi orang-orang di sana pun ikut melihat ke arahnya terutama keluarga Naruna plus Siska dan dapat di lihat jika mereka menatap Zio dengan terkejut.

"Eh kamu kok bisa tau kita di sini?" tanya Ibu bingung.

"Hehe Aku yang kasih tau" ucap Vivi.

"Oalah gitu yaudah duduk" ucap Bapak lalu Zio pun duduk di samping Vivi.

Zia Or ZioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang