Glarious

86 46 14
                                    

    Terlihat lima cowok tampan tengah berjalan santai di kantin untuk menuju meja kantin paling pojok. Itu adalah tempat mereka duduk setiap hari, tidak yang berani untuk menempati kursi tersebut. Bukannya tidak boleh, hanya saja tidak ada yang berani.
Kelima cowok tampan itu berhasil menyita perhatian siswi-siswi yang tengah makan di kantin. Mereka adalah inti dari Glarious, geng motor yang terkenal di sekolah mereka dan sangat disegani.

Dimulai dari sang ketua yaitu, Raga Danial Praga, cowok tampan dengan tinggi 185 cm itu memiliki wajah yang paling imut di antara lainnya. Cowok dengan sikap kepemimpinan dan ketegasan.

Aksarel Gabrillio Elgra, wakil dari Glarious yang dikenal dengan sikapnya yang ketus, dingin, tidak suka banyak basa-basi dan paling pintar diantara mereka. Namun, itu tidak mengurangi aura kegantengan dan kewibawaan dari seorang Aksarel. Memiliki tinggi 183 cm, paling banyak penggemarnya. Jangan lupakan, dia juga seorang pembunuh berdarah dingin.

Agam Pradipta, Sekertaris Glarious dengan tinggi 183 cm itu juga memilik wajah tak kalah gantengnya dengan Raga dan Aksa. Cowok Playboy cap kakap, yang mempunyai mantan dimana-mana.

Langit Fajaraksa, Bendahara Glarious dengan tinggi 184 Cm, Cowok paling tinggi di antara mereka. Jangan tanyakan dia ganteng apa enggak, dia juga banyak penggemarnya.

Garel King Anoel, cowok yang selalu mengatur keamanan Glarious, merupakan cowok terpendek di antara Glarious dengan tinggi 178 cm. Cowok terbobrok di Glarious, yang akan berubah mengerikan ketika di Medan pertempuran.

Kelima inti Glarious itu duduk di meja kantin setelah memesan makanannya.

"Eh Sa, tumben lo telat?." Tanya Agam pada Aksa yang duduk di samping Raga dengan wajah datarnya itu.

"Macet." Balas cowok itu singkat, padat dan jelas.

"Fenomena langka nih, jarang-jarang Aksa telat." Garel menimpali.

"Bener tuh, harus di tayangkan di one the spoth." Sambung Agam terkekeh.
Sementara Aksa?, cowok itu hanya diam tanpa ikut nimbrung pada pembicaraan mereka.

"H_hay..."Sapa seorang gadis pada mereka semua. Keempat cowok tampan itu, kecuali Aksa langsung beralih menatap gadis yang menyapanya. Terlihat seorang gadis tengah berdiri sambil tersenyum di hadapan mereka. Sementara Aksa hanya terfokus pada game yang dimainkan di layar ponselnya.

"Ehh,,ada cewek." Ucap Agam mengedipkan matanya pada gadis tersebut.

"Ada apa ya neng Serena?." Tanya Garel penasaran pada Serena yang kini tengah meremas rok seragamnya.

"Em, gue mau ketemu Aksa." Jawab Serena sedikit gugup sambil menggigit bibir bawahnya.
Keempat cowok tersebut langsung melotot tak percaya. Tumben-tumbennya ada cewek yang berani nyariin Aksa.

"Eh, Sa." Raga menyeggol bahu Aksa yang tengah bermain game online.
Aksa mendongak menatap Raga dengan ekspresi seakan bertanya.

"Dicariin tuh." Balas Raga sambil menunjuk Serena dengan dagunya. Aksa langsung menoleh ke arah yang di tunjuk Raga. Cowok itu menatap Serena dengan datar.

"Cari gue?." Tanya Aksa dingin. Serena jadi gugup mendengar nada suara Aksa yang sangat jutek itu.
Gadis itu mengangguk."A_aku cuma mau balikin ini sama kamu." Balas Serena yang tiba-tiba menggunakan bahasa aku-kamu pada Aksa. Gadis itu memberikan topi yang tadi pagi diberikan oleh Aksa.
Keempat teman Aksa merasa bingung dengan hal tersebut, mereka menatap Aksa untuk meminta penjelasan. Sementara Aksa bersikap tidak peduli dengan tatapan mereka dan mengambil topi dari tangan Serena.
"Makasih ya Sa." Ucap Serena tersenyum pada Aksa. Cowok itu tak menjawab dan kembali memainkan game online nya.
Astaga Aksa cuek banget sih, jadi makin tambah sayang kan gue-nya. Serena membatin

"Kalau gitu aku pamit dulu ya Sa." Pamit Serena pada Aksa yang tidak mendapati respon cowok itu. Serena menghela napas pelan.

"Sabar Ren, Aksa lagi sakit gigi." Ucap Langit yang mengetahui ada gurat kecewa di wajah Serena.
Gadis itu tersenyum.

"Iya, gapapa kok. Gue pamit dulu." Ucap Serena akhirnya berlalu meninggalkan meja tempat kelima cowok tampan tersebut berada.

"Woy Sa, coba jelaskan apa maksud dari topi ini?." Tanya Agam yang sedari tadi penasaran. Aksa tetap diam tak menjawab. Bener-bener bisu ni anak.
Agam merampas ponsel cowok itu membuat sang empunya menatap tajam pada Agam. Mendapati tatapan itu, Agam malah mebalas dengan cengiran dan kembali memberikan ponsel yang dirampasnya itu pada Aksa.

"Ye, elo sih, gue nanya gak di jawab. Serasa nanya sama tembok." Agam menjelaskan.

"Sa, itu topi siapa?, Lo dikasik topi sama Serena?." Tanya Raga bingung.

"Topi gue." Balas Aksa datar. Temannya merasa saling tatap, mencoba mencari jawaban yang mendapati gelengan kepala mereka masinga-masing.

"Kok bisa ada sama Serena?." Langit memutuskan untuk bertanya pada Aksa.

"Gue pinjemin." Jawab Aksa   yang mampu membuat keempatnya menatap Aksa tak percaya.

"What?, lo seriusan Sa?,,gila..gila..gila!!!." Seru Garel heboh.

"Fenomena langka ke dua ni." Agam menimpali.

"Dalam rangka apa lo ngasi pinjem topi Lo ke Serena?." Tanya Raga mengintimidasi.

"Kasian aja, wajahnya pucet." Balas Aksa tenang namun mampu membuat keempat temannya saling melotot. Mereka merasa tak percaya saja dengan Aksa, tumben sekali Aksa punya rasa kasihan.

"Lo seriusan cuma kasihan?." Tanya Raga merasa tak yakin. Aksa tak menjawab dan kembali memainkan ponselnya.

"Gak mungkin!!, Sejak kapan seorang pembunuh berdarah dingin kayak Lo punya rasa kasihan?." Ucap Garel yang mendapati tatapan tajam teman-temannya. Mengerti akan tatapan itu, Garel langsung menutup mulutnya. "Sumpah, gue kelepasan." Ucap Garel dengan mengakat dua jari miliknya.

"Lo suka ya sama Serena?." Tanya Langit menggoda.

"Berisik." Umpat Aksa yang merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan sahabatnya itu.

"Yaelah ni anak, kita kan cuma penasaran." Seru Agam lesu.

"Tidak apa-apa Gam, yang penting Aksa udah ada kemajuan." Balas Garel mengusap bahu Agam.

"Kemajuan apaan?." Tanya Agam.

"Ya kemajuan kalo Aksa udah suka sama cewek." Balas Garel terkekeh.

"Jadi maksud lo, Aksa homo Rel?." Tanya Langit yang seakan mengerti ucapan Garel.

"Ya begitulah." Jawab garel.

"Anjir lo, ntar kedengeran Aksa mampus lo." Ucap Agam.

"Habisnya gue gak pernah liat Aksa perhatian sama cewek, penggemarnya aja dia tolak mentah-mentah." Jelas Garel menyandarkan punggungnya di kursi.
"Jadi takut deh kalo Aksa suka sama salah satu di antara kita." Lanjut Garel.

"Mau gue bunuh sekarang lo?." Ketus Aksa yang kini tengah menatap Garel dengan sorot mata yang membunuh.
Garel menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal itu sambil menyengat kuda membalas tatapan horo Aksa.

"Maap Sa, bercanda doang hehe..." Ucap Garel terkekeh geli.

🔪

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa untuk vote dan komennya ya.

Follow juga
Sinsaa21

AksarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang