"Pagi Aksa..." Sapa Serena pada Aksa yang tengah berjalan dikoridor sekolah seorang diri untuk menuju ke kelasnya. Cowok itu baru saja sampai.
Aksa tak membalas sapa Serena dan tetap berjalan menghadap datar didepannya. Serena ikut berjalan di samping Aksa."Ih Aksa,,kalo disapa itu dabales dong." Ucap Serena merasa kesal. Namun, tetap saja Aksa tidak membuka mulut.
"Oh ya,,,Aksa aku bawain makanan nih buat kamu." Serena memperlihatkan kotak nasi yang sedari tadi dipegangnya. "Ini adalah ucapan terima kasih karena kemaren kamu udah nolongin aku." Lanjut Serena yang masih setia mengimbangi langkahnya dengan Aksa. Lagi-lagi Aksa tak menjawab ucapan Serena, matanya terfokus ke depan. Mereka berdua kini menjadi pusat perhatian siswi yang dilaluinya, Serena tak peduli jika saat ini ia menjadi pusat perhatian teman-temannya, bahkan tatapan tak suka yang dilemparkan teman-temannya.
"Serasa ngomong sama patung berjalan deh." Gumam Serena namun dapat di dengar oleh Aksa.
"Hallo Sa!!!." Saat tiba di depan kelas 12 IPS³, Aksa langsung mendapati sapaan dari Garel yang kini sedang menyapu lantai bersama Agam.
Tumben sekali ya bestie mereka nyapu..."Ehh,,ada neng Serena," Ucap Garel yang mendapati Serena berjalan di belakang Aksa.
"Hay nona cantik." Agam ikut menyapa.
"Hay Garel, Agam." Balas sapa Serena sambil tersenyum manis dan kembali mengikuti Aksa yang menuju ke kursinya.
"Busett,,manis banget sumpah." Gumam Agam yang terpesona melihat senyuman Serena.
"Lo ngapain ngekorin gue?." Tanya Aksa dingin, karena Serena yang ikut ke kelasnya. Untung saja di kelas Aksa cuma ada mereka berempat, karena yang lain masih belum datang. Dan untuk Agam dan Garel, mereka datang pagi hari ini karena omelan ketua kelas mereka yang menyuruhnya datang pagi untuk piket hari ini kalau enggak ketua kelasnya akan melaporkan pada pak Yanto, wali kelas mereka yang terkenal garang di SMA Nusantara.
"Hehe,,,pengen aja sih." Balas gadis itu menyengir kuda. Aksa menghela napas pelan kemudian duduk di kursinya dan mengeluarkan sebuah buku paket Sejarah untuk dipelajari. Benar-benar cowok yang rajin.
"Oh iya ini bekal nya,,di terima ya..." Ucap Serena memberikan bekalnya yang tadi sempat tidak diambil oleh Aksa. "Soalnya ini aku bikinnya pake rasa cinta." Lanjut Serena tersenyum lebar. Aksa tak menanggapi, mata cowok itu terfokus membaca buku paket tebal itu.
"Ih,,,Aksa!!,sekali-kali lah kamu jangan cuekin aku." Serena merasa gemas sendiri.
"Serasa ngomong sama batu tau gak!!." Lanjut Serena kesal."Bisa diem gak!!." Bentak Aksa merasa terganggu karena Serena yang cerewet. Serena langsung terlihat lesu karena bentakan Aksa, hatinya terasa berdenyut, hal yang sangat ia tidak suka adalah dibentak.
"Aku kan cuma mau ngasih ini buat kamu." Ucap Serena menundukkan kepalanya, menatap kotak nasi yang berwarna biru itu.
"Udah neng Serena, yang sabar aja, Aksa memamng gitu orangnya." Ucap Garel yang sudah berada di samping Serena bersama Agam. Mereka baru selesai menyapu. "Mending bekelnya buat aku aja."
"Buat gue aja Ren, jangan kasik ke Garel, dia udah makan tadi." Agam menimpali.
"Enak aja lo!!." Garel menggeplak kepala Agam membuat cowok itu mengasuh sakit.
"Enggak kok Ren, gue masih belum makan.""Yaudah ini makanan buat kalian ber__" Belum sempat Serena menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Aksa langsung mengambil kotak nasi dari tangan Serena. Sontak Serena terdiam mematung mendapati pergerakan tiba-tiba dari Aksa, ia menatap Aksa tak percaya, matanya beberapa kali berkedip.
"Ini buat gue kan?." Tanya Aksa dengan ekspresi tetap datar. Serena yang masih kaget itu mengangguk pelan. "Yaudah terima kasih." Ucap Aksa kemudian kembali terduduk.
Serena terdiam menatap Aksa, ia masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ini serius??,Aksa nerima bekel dari gue?. Kira-kira seperti itulah pertanyaan yang bersarang di kepalanya. Bukan cuma Serena yang tak percaya melihat kelakuan Aksa, kedua temannya pun menganga lebar menatap Aksa."Ngapain masih disini?, Ini udah gue terima bekelnya, sana balik!!." Usir Aksa kemudian.
"E_eh,,,i_iya, kalo gitu aku pamit kekelas dulu ya." Pamit Serena. Gadis itu kemudian melangkah meninggalkan kelas Aksa dengan suasana hati yang berbunga-bunga. Bahkan, sepanjang perjalanan aja dia senyum-senyum sendiri.
Sementara di kelas Aksa, cowok itu membuka bekel yang tadi dibawa oleh Serena kemudian menyantapnya."Gam, dia beneran Aksa bukan?." Tanya Garel pada Agam yang dibalasi gelengan oleh Agam.
"Kayaknya dia butuh di ruqiyah deh Rel." Balas Agam menatap Garel yang dibalas anggukan oleh Garel. Dengan cepat Agam memegang dan mengapit kepala Aksa dan Garel yang berjaga-jaga.
"Wahai setan terkutuk,,keluar lah engkau dari tubuh sahabatku." Ucap Agam memegangi kepala Aksa. Aksa yang mendapati perlakuan seperti itu dari sahabatnya memberontak untuk bisa lepas dari Agam.
"Gam,,lo__" Aksa tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Agam yang tiba-tiba menekan kepala Aksa keras dan membuat sang empunya kepala merasa kesal.
"Awas gan,,hati-hati ntar setannya ngamuk lagi." Ucap Garel memperingati.
"Tenang aja rel, ini nanti juga bakal kabur setannya." Balas Agam terus saja mengunci kepala Aksa.
Merasa kesal, Aksa menggigit tangan Agam hingga membuat cowok itu meringis sakit dan melepaskan tangannya yang mengunci kepala Aksa."Aaaww.." Agam meringis kesakitan sambil loncat-loncat.
"Gam, lo kenapa?." Tanya Garel khawatir.
"Rel sakit banget njir,,gue digigit sama setannya." Balas Agam yang masih kesakitan. Pasalnya gigitan Aksa seperti vampir.
"Gawat Gam, setannya kayaknya ngamuk beneran." Seru Garel heboh.
"Bener Rel, bisa mati kita." Balas Agam. "Setan,,maafin Agam ya, gue gak bermaksud ganggu kok, cuma gue gak mau Lo gangguin sahabat gue." Agam meminta ampun pada Aksa yang kini sudah berdiri dari kursinya dan menatapnya horor.
"Gue juga setan,,,maafin garel ya. Jangan marah, ntar keriputan." Garel ikut meminta ampun.
"Kalian berdua yang setan!!." Sentak Aksa kesal melihat kelakuan Agam dan Garel. Agam dan Garel tersentak dan saling pandang.
"Buset,,setannya malah ngatain kita yang setan Gam." Bisik Garel pada Agam.
"Iya Rel,,udah gila kali setannya." Balas Agam.
"Gak usah bisik-bisik, gue denger!!." Ucap Aksa datar. "Kalian berdua yang gila!." Lanjut Aksa kembali duduk di kursinya untuk melanjutkan makannya yang tertunda.
"Sa,,ini beneran Lo?." Tanya Agam mencoba meyakinkan kalau saja tidak kesurupan.
"Lo gak kesurupan kan Sa?." Garel menimpali.
"Kalian mau dibunuh sekarang?." Tanya Aksa sengit sambil melirik kedua temannya tajam yang langsung membuat mereka berdua merinding.
"Wuihh,,ngeri cuy..." Ujar Garel merinding.
Agam terkekeh kemudian memeluk Aksa."Sorry Sa, kita kira lo kesurupan." Jelas Agam yang dibalas decakan oleh Aksa.
"Lo serius nih makan nasi dari Serena?." Tanya Agam tertawa geli.
"Iya,,tumben banget mau sama makanan dari cewek." Garel menimpali. Ia juga merasa bingung dengan tingkah Aksa, yang biasanya selalu menolak pemberian seorang cewek secara kasat.
"Berisik!!." Ketus Aksa.
"Apa jangan-jangan lo suka ya sama Serena." Tanya Garel seakan tak peduli dengan sentakan Aksa.
"Wahhh,,,si kecil mulai aktif ya bund." Ucap Agam terkekeh.
"Tapi kayaknya Serena suka deh sama Lo Sa!." Seru Garel.
"Gue cuma kasian." Hanya itu yang keluar dari mulut Aksa.
🔪
Terimakasih sudah setia membaca, jangan lupa vote dan komen ya biar author semangat nulisnya.
Follow juga ya
@Sinsaa
![](https://img.wattpad.com/cover/323690383-288-k308151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksarel
Ngẫu nhiênAksarel Gabrillio Elgra, seorang pembunuh berdarah dingin yang sangat kejam terhadap mangsanya. Siapapun yang berani mengusik ketenangannya maka bersiaplah bermain dengan pisau tak berperasaan miliknya. Aksa adalah cowok yang paling bijak sekaligus...