Aksa & Dion

63 45 7
                                    

    Serena kini tengah duduk di kursinya sambil menatap guru yang menjelaskan di depannya. Kelihatannya Serena mendengarkan penjelasan guru itu, tapi nyatanya pikirannya sedang berkelut memikirkan cowok tampan yang tadi pagi berhasil membuat dirinya melayang.

"Jadi, yang dimaksud dengan Bioma adalah area daratan yang luas, yang diklasifikasikan berdasarkan iklim, tumbuhan, dan hewan yang hidup di wilayah tersebut." Jelas Bu Ana, guru Geografi di kelas itu.
"Paham?." Tanya Bu Ana kemudian.

"Paham Bu." Jawab mereka serempak.

"Serena!." Panggil Bu Ana pada Serena, namun gadis itu tetap diam dan melamun.
"SERENA!." Panggil Bu Ana sekali lagi dengan sedikit mengeraskan suaranya yang membuat Serena kaget.

"Eh iya Aksa sayang." Ucap Serena yang tampak kaget. Seluruh teman-temannya pun langsung menertawakan Serena karena reaksi yang di berikan gadis tersebut. Serena langsung menutup mulutnya, ia merasa malu karena sudah menghayal wajah tampan Aksarel.
Bu Ana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan melihat Serena yang kini wajahnya tampak malu.

"Maaf Bu." Ucap Serena pada Bu Ana.

"Serena, coba kamu sebutkan ciri-ciri Bioma." Perintah Bu Ana kemudian.
Serena tampak kaget, pasalnya sedari tadi ia hanya melamun dan tidak mendengarkan Bu Ana.

"Ciri-ciri Bioma itu anu..."Serena tampak menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Ia merasa bingung untuk menjawab pertanyaan Bu Ana. " Anu Bu..." Serena tampak berpikir, sedangkan Bu Ana tampak menunggu jawaban Serena.
"Maaf Bu, saya gak paham." Jawab Serena akhirnya.

"Makanya jangan ngelamun terus." Ujar Bu Ana.
"Iya maaf Bu." Serena menundukkan kepalanya. Bu Ana pun kembali menerangkan materi di depan.

🔪


Bel pulang kini berbunyi, seluruh murid pun berbondong-bondong keluar kelas untuk menuju ke parkiran sekolah dan segera pulang. Termasuk Serena yang kini tengah berjalan bersama Arasya untuk keluar gerbang.

"Ren, gila!!, Lo berani banget nyamperin Aksa sama teman-temannya!." Seru Arasya menggeleng-geleng heran. Tadi Serena sempat cerita pada sahabatnya itu parihal dirinya yang di beri pinjeman topi oleh Aksa dan saat ia menghampiri Aksa untuk mengembalikan topi milik cowok tersebut. Tentu saja Arasya sangat tidak percaya.

"Ah,,mungkin dulu gue gaberani buat terang-terangan nunjukin kalo suka sama Aksa.
Tapi sekarang, gue bakal kejar dia, pantang nyerah sebelum dapat." Balas Serena sambil menyengat lebar.

"Duh, hati-hati deh rel, gue takut entar lo kayak Sonya, di permaluin di depan anak-anak." Arasya mengingatkan. Sonya adalah gadis kelas 11 IPA, yang menyukai Aksarel dan dipermalukan di depan anak-anak Nusantar.

"Ya, itu namanya sebuah rintangan. Gapapa meskipun gue di permaluin, gue bakal tetap berjuang dan gue yakin kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil." Ucap Serena penuh percaya diri dengan menyengat kuda.

"Terserah lo aja deh Ren." Arasya hanya bisa menghela napas pasrah dengan kepedean sahabatnya itu.

Sampai di depan gerbang sekolah mereka berdua berpisah disana. Arasya pulang terlebih dahulu karena sudah di jemput oleh nyokapnya.
Sementara Serena harus masih menunggu Kenzo untuk pulang. Ia pun meilih duduk di halte yang berada di dekat SMA Nusantar.

"Hay Ren." Sapa seorang cowok pada Serena. Gadis itu mendongak menatap orang yang menyapanya.Itu adalah Dionel Anggara, mantan kekasihnya dulu.

"Dion, lo ngapain disini?." Tanya Serena pada Dion yang berdiri di depannya sambil tersenyum padanya. Cowok itu duduk di samping Serena dan membuat gadis itu sedikit menciptakan jarak.

"Lo lagi nungguin bang Kenzo ya?." Tanya Dion.

"Hmm..."Gumam Serena tak menjawab dan lebih memilih memainkan kakinya.

"Kalau gue lagi males pulang Ren." Ucap Dion memberi tahu. Serena hanya diam tak menanggapi.
"Tanya kek Ren, kenapa gue males pulang." Seru Dion kemudian menghela napas.

"Kenapa males pulang?." Tanya Serena akhirnya. Padahal ia tidak penasaran sekali pemirsa.

"Males aja, soalnya bidadarinya belum dijemput, jadi gue mau nemenin bidadari dulu." Balas Dion kemudian terkekeh geli dengan gombalannya sendiri. Sementara Serena hanya diam dengan raut wajah yang datar.

"Ren, lo kok diem aja sih?." Tanya Dion kemudian. "Lo masih marah ya sama gue?." Tanyanya kemudian.

"Hmm..."Hanya itu yang keluar dari bibir mungil Serana. Bukannya tidak ingin menjawab, hanya saja ia merasa kesal mengingat dulu saat Dion yang mencoba melecehkannya di gudang sekolah.

"Gue minta maaf Ren." Ucap Dion kemudian yang lagi-lagi tidak ditanggapi oleh Serena.
Serena bangkit dari duduknya. Gadis itu ingin pergi dari sana, pembahasan itu membuat hati Serena kembali sakit apalagi saat melihat Dion. Saat Serena hendak pergi, Dion menahan tangannya dan ikut berdiri menatap Serena. Tanpa persetujuan, cowok itu langsung memeluk Serena erat. Dan itu membuat Serena melotot kaget.
"Gue minta maaf Ren, maafin gue ya, gue nyesel!!, Gue gak tenang kalo Lo gak maafin gue Ren." Ucap Dion dalam pelukannya.

"Dion lo apa-apaan sih, lepasin Dion." Serena mencoba melepaskan pelukan Dion yang semakin erat itu.

"Nggak, gue gak mau lepasin Lo sebelum Lo maafin gue Ren." Balas Dion mngeratkan pelukannya.

"Dion!!, Lepasin gue!!." Serena memberontak, tapi Dion malah memeluknya dengan sangat erat.

"Gue sayang lo Ren, maafin gue."
Dion tidak ingin melepaskan pelukannya dari Serena yang mencoba memberontak. Justru cowok itu semakin mengeratkan pelukannya.

"DION,,PLEASE LEPASIN GUE!!." Serena meninggikan suaranya, namun tak dipedulikan oleh Dion.

"Lepasin dia." Suara berat yang sangat familier di telinga Serena itu membuat Dion langsung melepaskan pelukannya dan berbalik menatap cowok yang kini menatapnya tajam.

"Aksa." Gumam Serena pelan.

"Kalo dia gak mau jangan di paksa." Ucap Aksa datar.

"Gue gak ada urusannya sama lo!!." Balas Dion sinis.

"Urusan dia urusan gue juga!." Ucap Aksa santai namun penuh penekanan.
Tunggu, tunggu???, Apa katanya???,,Urusan dia urusan gue juga?? Ih sosweet banget sih Aksa, jadi makin sayang dehh hehe:)
Mendengar itu pipi Serena merona. Fiks, mulai detik ini dia akan memperjuangkan Aksa.

"Emang lo siapa??." Tanya Dion sengit. Aksa mendekat dan memajukan wajahnya tepat di samping telinga Dion.

"Gue Aksarel Gabrillio Elgra, seseorang penikmat penderitaan." Bisik Aksa pelan dan mampu membuat Dion yang mendengarnya merinding. "Jadi gak usah ganggu dia kalo Lo belum bosan hidup." Lanjutnya kemudian menjauhkan wajahnya. Dion termenung mencoba mencermati maksud dari setiap kata yang diucapkan Aksa.

"Pergi lo kalo hidup lo gak mau berakhir disini." Ucapnya datar.
Dion tampak kesal, pikirannya yang masih bergulat dengan ucapan Aksa itu pun lebih memilih pergi. Tidak ada yang mengetahui tentang identitas Aksa, kecuali keempat temannya.

"Sa makasih ya." Ucap Serena akhirnya ketika Dion pergi meninggalkan mereka.

"Hmm..." Gumam Aksa menanggapi dengan wajah yang tetap datar.
Cowok itu kemudian berjalan menuju motornya yang berada tak jau darinya. Saat hendak menaiki motornya, tiba-tiba Serena menghentikannya.

"Emm,, boleh gak Sa, kalo aku nebeng sama kamu?."

🔪

Terima kasih udah setia membaca, ikuti terus ya biar author semangat nulisnya:).
Jangan lupa vote dan komen ya!!.

Follow juga
@Sinsaa21

AksarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang