Pembalasan

33 21 15
                                    

   "Serena, tungguin." Teriak Arasya yang kini berusaha mengejar Serena bersama Aca. Serena tak menghiraukan panggilan Arasya dan terus berlari. Arasya dan Aca yang melihat kejadian dikantin tadi langsung mengejar Serena karena khawatir pada gadis itu.

"Ren!!!." Arasya berhasil menggapai tangan Serena membuat gadis itu langsung menghentikan langkahnya.

"Biarin gue sendiri!." Ucap Serena menepis tangan Arasya pelan. "Ijinin gue gak mau masuk kelas." Lanjutnya kemudian kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Arsya dan Aca yang menatapnya iba.

🔪

Sudah satu jam Serena berada di lapangan Indoor seorang diri. Gadis itu berkali-kali men- drible bola basket dan melakukan aksi lay up dengan sempurna. Sudah berkali-kali ia memasukkan bola ke dalam ring, namun gadis itu tidak berniat untuk berhenti.

"Bangsat!!!, Gue beban!." Gadis itu melempar bola basket asal namun tetap saja bola itu masuk kedalam ring dengan sempurna. Serena terdiam, ia mengusap keringatnya yang bercucuran diwajahnya dengan kasar.

"Lo jago juga main basket." Serena sontak menoleh pada asal suara. Seorang cowok berjalan mendekatinya sambil tersenyum.

"Lo ngapain disini?." Tanya Serena penasaran.

"Nonton lo main basket!." Balas Garel berhenti di depan gadis itu. Serena menghela napasnya pelan.

"Sejak kapan lo disini?." Serena penasaran.

"Sekitar tiga puluh menit yang lalu." Balas Garel santai. Serena tampak terkejut, itu artinya Garel sudah menonton separuh aksinya dong?, dan sekarang ia tidak dapat menyembunyikan bakatnya pada cowok itu.

"Jangan kasih tau siapa-siapa kalau gue jago basket!." Serena menghela napas pelan kemudian berjalan menuju kursi yang ada dipinggir dilapangan.

"Tenang aja, pasti aman kok kalau sama gue." Garel tersenyum kemudian mengikuti langkah Serena.
"Emang kenapa kalau ada orang yang tau kalau lo jago main basket?." Tanya Garel penasaran.
Serena duduk dikursi itu, diikuti Garel disebelahnya.

"Gue cuma gak mau orang tau bakat gue!."

"Gue gak ngerti alasan lo kenapa, tapi gue salut sama lo Ren, lo hebat!. Jarang ada cewek yang jago main basket kayak lo!." Punji Garel.

"HM, biasa aja. Masih jagoan Aksa."

"Oh ya, soal tadi, atas Aksa gue mau minta maaf Ren." Ucap Garel pelan, teringat akan tujuannya menemui gadis itu.

"Udah, lo gak salah, gak usah minta maaf Rel." Serena tersenyum tulus.

"Iya, tapi gue gak enak sebagai sahabat Aksa."

"Udah, lupain aja. Gak usah dibahas!."

🔪

   "Siapa yang ngerusak makam orang tua gue?." Tanya Aksa yang terduduk disamping makam orang tuanya pada seorang gadis disampingnya yang juga terduduk. Makam itu sudah kembali seperti semula.

"Semestinya musuh orang tua lo Sa!." Balas gadis itu.

" Ckk, disaat mereka udah meninggal aja masih aja dibantai." Aksa mengepalkan tangannya kuat-kuat.

AksarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang