Jalan

17 7 1
                                    

   "Ren, lo yakin gak mau pulang sama gue?!." Tanya Arasya pada Serena yang kini mereka tengah berjalan keluar kelas.

"Gak usah, gue bisa minta jemput sama Pak Karyo, lagian kan rumah lo sama rumah gue beda arah."

"Ya, gakpapa, biar gue anterin lo dulu."

"Gak usah Ra, ngerepotin lo-nya aja."

"Gak ngerepotin kok Ren."

"Gimana kalau lo pulang sama gue aja Ren, kan rumah kita searah." Ajak Aca pada akhirnya.

"Hm,,iya sih, tapi bukannya lo sekarang mau langsung nengokin nenek lo ya dirumah sakit?." Tanya Serena membuat Aca langsung teringat akan nenek-nya yang tengah dirawat dirumah sakit karena sakit keras.

"Eh, iya ya, gue lupa!!!. Duh, gimana ya Ren?!." Aca terlihat bingung.

"Udah gakpapa, sana lo cepetan kerumah sakit."

"Maaf ya Ren, lain kali gue anterin lo pulang deh, maaf benget!!." Aca merasa tidak enak. "Kalau gitu, gue duluan ya!!." Aca kemudian berlari meninggalkan kedua temannya untuk menuju parkiran tempat mobilnya terparkir.

"Kasian ya Aca." Gumam Serena merasa kasihan dan disetujui oleh Arasya.

"Gimana?, Jadi bareng gue gak?." Tanya Arasya lagi.

"Gak usah Ra."

"Lagian elo sih, pakai bikin Abang lo ngambek. Tau rasa kan lo sekarang."

"Lagian gue gak sengaja Ra." Balas Serena. Gadis itu memang sudah menceritakan pada kedua sahabatnya tentang Kenzo yang marah sampai tidak ingin mengantar dan menjemputnya sekolah.

"Yaudah Ren, gue duluan ya!." Pamit Arasya kemudian menuju ke parkiran sekolah. Sedangkan Serena berjalan menuju keluar gerbang sekolah untuk menuju halte yang ada di dekat sekolah.

Gadis itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelpon Pak Karyo untuk menjemput-nya.

"Pak, bisa tolong jemput Seren gak disekolah?." Ucap Serena pada orang diseberang telepon.

"Maaf non mobilnya mogok lagi. Sekarang lagi ada di bengkel."

"Owh gitu ya Pak, kok bisa mogok lagi sih?!."

"Gak tau juga non."

"Yaudah deh pak, Seren pulang naik angkot aja deh."

"Hati-hati ya non, Maafin bapak."

"Iya gakpapa, santay aja." Serena mematikan sambungan teleponnya dan menghela napas pelan. Ia kemudian duduk di kursi halte seorang diri untuk menunggu angkot ataupun taxi lewat.

Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depannya, gadis itu mendongak menatap seorang cowok yang masih terduduk di jok motornya dengan helm fullface yang menutupi wajahnya. Gadis itu sangat mengenali si pengendara.
Cowok itu membuka helm-nya dan menampilkan wajah tampannya.

"Ayo naik!." Perintah Aksa menatap Serena datar.

"Na_naik??." Serena terlihat bingung.

"Ckk, gue anterin lo pulang." Serena terbelalak mendengar ucapan Aksa. Ia menatap cowok didepannya tidak percaya.

"Cepat naik, kalau gak gue tinggal!." Aksa kembali menghidupkan mesin motornya.
Serena masih terdiam dengan pikirannya.
'Ini apa-apaan Aksa?, Dia seriusan ngajakin gue pulang bareng?, Gue kan masih belum maafin dia!' Batin Serena.

"Yaudah gue tinggal." Aksa bersiap-siap menjalankan motornya.

"Eh, I_iya gue mau!." Seru Serena yang langsung berdiri dan menghampiri Aksa. Gadis itupun menaiki motor sport mewah milik Aksa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AksarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang